Doa Umat - Intensi Misa
I : Kristus, Sang Mesias sumber kehidupan, telah dibangkitkan oleh Allah. Kristus juga akan membangkitkan kita dengan kasih karunia-Nya. Maka marilah kita berdoa:
L : Ya Kristus, Engkaulah awal dan akhir. Engkau telah wafat, namun hidup kembali. Semoga kami semua yang telah dibaptis selalu berjuang melawan kejahatan dan tetap setia sampai mati mengamalkan semangat pengorbanan-Mu di tengah masyarakat. Marilah kita mohon….
U : Kristus, dengarkanlah kami.
Setelah Pengakuan Iman atau Syahadat atau Credo, kemudian doa umat yang dipimpin oleh imam dari tempat duduknya. Dengan tangan terkatup, imam mengajak umat mengambil bagian di dalamnya. Ujud-ujud doa umat dimaklumkan oleh diakon, solis, lektor atau pelayan yang lain, dari mimbar atau dari tempat lain yang cocok. Umat berpartisipasi dalam doa yang aklamasi sesudah tiap-tiap ujud. Sambil merentangkan tangan, imam mengakhiri rangkaian ujud-ujud itu dengan doa (ᴘᴜᴍʀ 138).
Doa Umat
Doa Umat merupakan doa seluruh umat beriman bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri dan kelompok, melainkan doa untuk seluruh Gereja semesta. Pada saat Doa Umat, umat berdiri. Biasanya doa umat mencakup:
• Doa bagi Gereja,
• Doa bagi negara dan pemimpin masyarakat,
• Doa bagi orang-orang dengan kepentingan khusus dan bagi kepentingan umat paroki.
• Baik jika di beri waktu hening, kita pun dapat mendoakan doa kita dalam hati.
Pada setiap doa, umat menjawab “Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.” Doa umat dibuka dan ditutup oleh imam, sementara tiap doa umat didoakan oleh lector/pembaca.
Lewat doa umat kita memohon keselamatan bagi banyak orang.
Akan tetapi, pada perayaan khusus, misalnya pada perayaan Sakramen Krisma, Pernikahan atau pemakaman, ujud-ujud dapat lebih dikaitkan dengan peristiwa khusus tersebut (ᴘᴜᴍʀ 70).
Ujud-ujud tersebut dibuat dengan cermat (ᴘᴜᴍʀ 71). Baiklah dibedakan antara ujud doa dengan permohonan.
Ujud doa misalnya :” Marilah kita mendoakan bagi….”. Ujud belum merupakan suatu doa, melainkan ajakan bagi umat. Doa berlangsung dalam permohonan, misalnya “Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.”
Intensi Misa
Umat dapat meminta imam mempersembahkan Misa dengan intenti khusus, misalnya sebagai ucapan syukur untuk kesembuhan atau sebagai permohonan bagi kedamaian kekal seseorang yang telah meninggal.
Pada awal Misa atau pada saat Doa Umat ada kebiasaan untuk membacakan Intenti Misa itu dalam doa umat agar seluruh umat dapat mendoakan intensi tersebut.
Biasanya dalam satu Misa hanya ada satu intensi Misa. Ini memang diperbolehkan. Jika ada banyak intensi, sebaiknya dikelompokan berdasarkan ujudnya sehingga menghemat waktu dan tidak bertele-tele.
Untuk memohonkan intensi ini kita biasanya memberikan stipendium (sumbangan uang bagi gereja) sebagai bantuan bagi kesejahteraan dan kelangsungan karya pelayanan gereja (Lih. KHK 946).
Dengan memberikan stipendium, kita mengungkapkan rasa terimakasih atas pelayanan yang diberikan imam sekaligus mengungkapkan syukur atas rahmat Allah. Stipendium tidak dimaksudkan untuk membeli Misa. (Kalau di paroki ada ketentuan soal besaran uang untuk intensi Misa, hal ini hanya untuk kejelasan administrasi saja.)
Catatan:
“Hendaknya dijauhkan sama sekali segala kesan perdagangan atau jual beli stips Misa” (ᴋʜᴋ 947). “Sangat dianjurkan agar para imam merayakan misa untuk intensi umat beriman kristiani terutama orang miskin, juga tanpa stips”. (ᴋʜᴋ 945, § 2 )
Semoga bermanfaat.
Tuhan memberkati Bunda Maria merestui.
Sumber referensi:
– Sacrosanctum Concilium
– PUMR no.69, 70, 71, 138
– KHK 848; 945, § 1, 2; 946; 947
– Upaya untuk Paham dan Terampil Berekaristi, Komlit.- KWI, Nusa Indah, Cet.1, 2003.
– http://www.katolisitas.org/tentang-lektor-pemazmur-komentator/
– http://www.katolisitas.org/stipendium-dan-iura-stolae/
L : Ya Kristus, Engkaulah awal dan akhir. Engkau telah wafat, namun hidup kembali. Semoga kami semua yang telah dibaptis selalu berjuang melawan kejahatan dan tetap setia sampai mati mengamalkan semangat pengorbanan-Mu di tengah masyarakat. Marilah kita mohon….
U : Kristus, dengarkanlah kami.
Kutipan doa umat untuk Hari Raya Paskah tgl.1 April 2018
Setelah Pengakuan Iman atau Syahadat atau Credo, kemudian doa umat yang dipimpin oleh imam dari tempat duduknya. Dengan tangan terkatup, imam mengajak umat mengambil bagian di dalamnya. Ujud-ujud doa umat dimaklumkan oleh diakon, solis, lektor atau pelayan yang lain, dari mimbar atau dari tempat lain yang cocok. Umat berpartisipasi dalam doa yang aklamasi sesudah tiap-tiap ujud. Sambil merentangkan tangan, imam mengakhiri rangkaian ujud-ujud itu dengan doa (ᴘᴜᴍʀ 138).
Doa Umat
Doa Umat merupakan doa seluruh umat beriman bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri dan kelompok, melainkan doa untuk seluruh Gereja semesta. Pada saat Doa Umat, umat berdiri. Biasanya doa umat mencakup:
• Doa bagi Gereja,
• Doa bagi negara dan pemimpin masyarakat,
• Doa bagi orang-orang dengan kepentingan khusus dan bagi kepentingan umat paroki.
• Baik jika di beri waktu hening, kita pun dapat mendoakan doa kita dalam hati.
Pada setiap doa, umat menjawab “Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.” Doa umat dibuka dan ditutup oleh imam, sementara tiap doa umat didoakan oleh lector/pembaca.
Lewat doa umat kita memohon keselamatan bagi banyak orang.
Akan tetapi, pada perayaan khusus, misalnya pada perayaan Sakramen Krisma, Pernikahan atau pemakaman, ujud-ujud dapat lebih dikaitkan dengan peristiwa khusus tersebut (ᴘᴜᴍʀ 70).
Ujud-ujud tersebut dibuat dengan cermat (ᴘᴜᴍʀ 71). Baiklah dibedakan antara ujud doa dengan permohonan.
Ujud doa misalnya :” Marilah kita mendoakan bagi….”. Ujud belum merupakan suatu doa, melainkan ajakan bagi umat. Doa berlangsung dalam permohonan, misalnya “Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.”
Intensi Misa
Umat dapat meminta imam mempersembahkan Misa dengan intenti khusus, misalnya sebagai ucapan syukur untuk kesembuhan atau sebagai permohonan bagi kedamaian kekal seseorang yang telah meninggal.
Pada awal Misa atau pada saat Doa Umat ada kebiasaan untuk membacakan Intenti Misa itu dalam doa umat agar seluruh umat dapat mendoakan intensi tersebut.
Biasanya dalam satu Misa hanya ada satu intensi Misa. Ini memang diperbolehkan. Jika ada banyak intensi, sebaiknya dikelompokan berdasarkan ujudnya sehingga menghemat waktu dan tidak bertele-tele.
Untuk memohonkan intensi ini kita biasanya memberikan stipendium (sumbangan uang bagi gereja) sebagai bantuan bagi kesejahteraan dan kelangsungan karya pelayanan gereja (Lih. KHK 946).
Dengan memberikan stipendium, kita mengungkapkan rasa terimakasih atas pelayanan yang diberikan imam sekaligus mengungkapkan syukur atas rahmat Allah. Stipendium tidak dimaksudkan untuk membeli Misa. (Kalau di paroki ada ketentuan soal besaran uang untuk intensi Misa, hal ini hanya untuk kejelasan administrasi saja.)
Catatan:
“Hendaknya dijauhkan sama sekali segala kesan perdagangan atau jual beli stips Misa” (ᴋʜᴋ 947). “Sangat dianjurkan agar para imam merayakan misa untuk intensi umat beriman kristiani terutama orang miskin, juga tanpa stips”. (ᴋʜᴋ 945, § 2 )
Semoga bermanfaat.
Tuhan memberkati Bunda Maria merestui.
Sumber referensi:
– Sacrosanctum Concilium
– PUMR no.69, 70, 71, 138
– KHK 848; 945, § 1, 2; 946; 947
– Upaya untuk Paham dan Terampil Berekaristi, Komlit.- KWI, Nusa Indah, Cet.1, 2003.
– http://www.katolisitas.org/tentang-lektor-pemazmur-komentator/
– http://www.katolisitas.org/stipendium-dan-iura-stolae/