Minggu, 30 Agustus 2015

Menanggapi Sabda dengan Mazmur

Seorang Pemazmur sering bertanya: ”Bolehkah hanya dua ayat Mazmur Tanggapan yang dinyanyikan?” Apa latar belakang pertanyaan itu? Menyanyikan seluruh ayat yang tersedia mungkin dianggap bisa menyita cukup banyak waktu. Melalui pertanyaan itu mau dicari kepastian tentang norma liturgis yang mengaturnya.

Sebenarnya tidak ada aturan khusus tentang itu. Mengenai ”ayat mazmur” hanya disebutkan satu kali dalam PUMR 61: ”Pemazmur melagukan ayat-ayat mazmur dari mimbar atau tempat lain yang cocok.” Tidak ada tentang berapa jumlah ayat yang harus dinyanyikan atau boleh “didiskon”.

Ketiadaan aturan tentang itu bisa dimaknai bahwa tidak perlu ada pengurangan ayat-ayat, karena untuk menanggapi Sabda Allah janganlah memperhitungkan kerugian kehilangan waktu. Jadi, berapa pun jumlah ayat yang tersedia sebaiknya diungkapkan semuanya dengan didorong oleh semangat sukacita karena telah boleh merasakan kembali kehadiran Allah yang bersabda. Sesungguhnya, ketika ayat-ayat itu dinyanyikan, ada peristiwa Ilahi sedang terjadi.

baca selanjutnya...

Kamis, 27 Agustus 2015

Mencari dan Menyanyikan Mazmur Tanggapan pada Hari Biasa

"Tidak diizinkan mengganti bacaan dan mazmur tanggapan, yang berisi Sabda Allah, dengan teks-teks lain yang bukan dari Alkitab." Demikian kutipan dari Pedoman Umum Misale Romawi artikel 57. Umat yang terbiasa setia menjalankan liturgi sesuai norma-norma bakunya, terkadang mengalami kesulitan ketika ingin melagukan Mazmur Tanggapan pada perayaan Ekaristi yang jatuh pada hari biasa. Bagaimana mencari teks lagunya? Apa ulangannya, dan bagaimana nada ayatnya? Tulisan singkat ini diharapkan dapat membantu para praktisi liturgi agar dapat mencari dan melagukan Mazmur Tanggapan secara layak dan benar.

Pada Misa hari Minggu, biasanya seluruh bagian Mazmur Tanggapan dinyanyikan. Pola responsorial (ulangan-ayat) adalah yang lazim dipakai. Pola ini dapat seluruhnya dibacakan; seluruhnya dinyanyikan; atau sebagian dibaca, sebagian dinyanyikan. Jika ingin dinyanyikan namun tidak ada penyanyi yang cakap, sekurang-kurangnya bagian ulanganlah yang dinyanyikan bersama umat, sedangkan ayat dapat hanya dibaca saja.

baca selanjutnya...

Rabu, 26 Agustus 2015

Cara Membawakan Mazmur Tanggapan

Ada yang merasa geli ketika pemazmur mengucapkan: ”Mazmur Tanggapan, dengan refrein: … ” Lalu, setiap mengakhiri satu ayat ia memberi aba-aba kepada umat dengan ucapan ”Refrein!” Frasa dan kata itu sebenarnya tak ada dalam buku Lectionarium. Mungkin terpaksa dilakukan agar umat terjaga dan bersiap ikut menanggapi Sabda secara kompak.

Cara itu mengingatkan kita pada petunjuk pelaksanaan saat upacara bendera, misalnya: ”Inspektur upacara memasuki tempat upacara…. Pasukan disiapkan… Mengheningkan cipta mulai…” Petunjuk upacara bendera itu mungkin setara dengan rubrik dalam buku liturgis. Bedanya, dalam perayaan liturgi petunjuk rubrik itu tidak dibacakan.

baca selanjutnya...

Selasa, 25 Agustus 2015

Bolehkah Mazmur Tanggapan digantikan dengan Lagu Rohani?

Sering kali dalam perayaan Misa, baik di dalam perayaan Misa kategorial, Misa di rumah duka, ataupun Misa di lingkungan, Mazmur Tanggapan digantikan dengan lagu rohani yang tidak ada hubungannya dengan teks Kitab Suci yang dibacakan saat itu. Pertanyaannya adalah apakah hal-hal seperti ini diperbolehkan? Kalau tidak diperbolehkan, apakah alasannya?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita mengacu kepada ketentuan tentang Liturgi Sabda yang tertulis dalam Pedoman Umum Misale Romawi / PUMR:

“B Liturgi Sabda"

55. Bagian utama Liturgi Sabda terdiri dari bacaan-bacaan Kitab Suci bersama-sama dengan pendarasan Mazmur di antara bacaan-bacaan tersebut. Homili, Syahadat dan Doa Umat mengembangkan dan mengakhiri bagian Misa [Liturgi Sabda] ini….

baca selanjutnya...

Senin, 24 Agustus 2015

Merenungkan Pentingnya Mazmur Tanggapan

Saat Misa Kudus hari Minggu di sebuah gereja pinggiran kota, setelah bacaan pertama dibacakan, lektor yang bertugas langsung turun dari mimbar, dan tiba-tiba ada suara pengumuman dari dirigen: “Untuk menanggapi Sabda Tuhan marilah kita menyanyikan lagu antar bacaan, nomer…..”. Secara liturgis, ada dua hal yang tidak pas dengan kejadian dan pengumuman ini. Pertama, setelah bacaan pertama itu semestinya dinyanyikan atau didaraskan Mazmur Tanggapan yang telah disediakan dalam Lectionarium ataupun Buku nyanyian Mazmur Tanggapan, dan bukan diganti lagu begitu saja. Kedua, istilah lagu antar bacaan tidaklah tepat, sebab kata antar di situ menunjuk hal sekedar selingan, padahal sesudah bacaan semestinya disampaikan Mazmur Tanggapan atau seandainya terpaksanya nyanyian, mestilah nyanyian tanggapan sabda!

baca selanjutnya...

Minggu, 23 Agustus 2015

Mendaraskan Mazmur dengan Baik dan Benar

Oleh : MARCELLINO RUDYANTO

ISTILAH MAZMUR dalam KITAB SUCI

Kitab Mazmur dalam bahasa Yunani disebut “Psalterion”, yang sebenarnya berarti alat musik bertali yang dipakai mengiringi nyanyian. Kitab tersebut dalam bahasa Ibrani disebut “Tehimilin”, yang berarti “puji-pujian”.

Kitab Mazmur merupakan kumpulan mazmur (nyanyian/sajak yang berisikan puji-pujian, doa/permohonan, maupun ucapan syukur).

Dalam judul-judulnya mazmur-mazmur paling sering disebut “Mizmor”, yang menjadi asal kata Arab-Indonesia “Mazmur”.

baca selanjutnya...

Selasa, 18 Agustus 2015

Ibadat Kremasi

Jika ada orang yang menginginkan agar jenazahnya diperabukan, dapat diikuti upacara berikut. Setibanya di krematorium, peti jenazah langsung diletakkan pada tempat yang telah disediakan. Seturut dengan iman Katolik, abu jenazah tidak ditaburkan ke laut, tetapi diberikan pada suatu tempat tertentu.
RITUS PEMBUKA

Lagu Pembuka

Tanda Salib dan Salam
P. Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U. Amin
P. Semoga Allah yang telah membangkitkan Yesus Kristus, PuteraNya dari alam maut, melimpahkan penghiburan dan kekuatan iman kepada kita sekalian.
U. Sekarang dan selama-lamanya

baca selanjutnya...

Minggu, 16 Agustus 2015

Pilih Pemakaman atau Kremasi? Tinjauan atas praktek Iman Katolik

Sebagai orang Katolik manakah yang boleh kita pilih: pemakaman atau kremasi? Keduanya diperbolehkan. Tetapi manakah yang sebaiknya dipilih, kita simak pernyataan Gereja ini, “Gereja menganjurkan dengan sangat, agar kebiasaan saleh untuk mengebumikan jenazah dipertahankan; namun Gereja tidak melarang kremasi, kecuali cara itu dipilih demi alasan-alasan yang bertentangan dengan ajaran kristiani” (Kan. 1176$3).

Prioritas pada Pemakaman
Gereja memprioritaskan jenazah untuk dimakamkan daripada dikremasi dengan alasan:
1. Hal itu sesuai dengan praktek dalam Perjanjian Lama (Abraham, Ishak, Musa, dsb) dan Perjanjian Baru (Yesus, Stefanus). Bahkan Perjanjian Lama melihat jenazah yang tidak dikuburkan tetapi hangus dalam api sebagai hukuman Tuhan, mis. Sodom-Gomora (Kej 19:1-29), Jezebel (2 Raj 9:30-37),dan keturunan Ahab (1 Raj 21:17-24).

baca selanjutnya...

Senin, 10 Agustus 2015

Inkulturasi Budaya Popular untuk Ekaristi Kaum Muda

Ekaristi Kaum Muda (EKM) seringkali dicirikan dengan beberapa bentuk yang mengundang tanda tanya, seperti: musik pop ‘pasaran’ tanpa ayat suci, modern dance dengan hentakan band pembawa persembahan, atau potongan video klip iklan sebagai pembuka Liturgi Sabda. Ada banyak pihak yang prihatin dengan bentuk EKM macam ini karena simbol budaya popular yang terlihat hura-hura ini dianggap menodai kesucian Ekaristi dan tak membawa umat muda dalam persatuan dengan Allah. Benarkah demikian?

baca selanjutnya...

Senin, 03 Agustus 2015

Inkulturasi bagi Ekaristi Kaum Muda

Lagu itu tak asing di telinga. Ada harapan dalam lagu itu; sebuah harapan kuat yang mengajak orang muda malam itu menggumamkan bibir, menggoyangkan kepala dan mengetuk dengan ujung sepatu high-heels mereka. “Heal the world, make it a better place…” Lagi-lagi refren lagu yang syahdu itu lamat-lamat diulangi peserta Ekaristi Kaum Muda (EKM) Malam Paskah 2012 di Paroki Kotabaru ini. Tak ada satu kata-pun yang menyebut Tuhan, Allah, Yesus atau perangkat religius lain dalam lagu yang dipakai dalam perayaan puncak iman Kristiani ini. Aneh? Mungkin saja. Lagu ini mengalun bersama tayangan yang diunggah dari Youtube tentang hancurnya pesisir Jepang akibat tsunami tahun lalu, mulut ternganga korban amuk Merapi dan anak-anak penuh perban dengan mata yang menatap kosong.

baca selanjutnya...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP