tag:blogger.com,1999:blog-29846058348979987722024-02-22T00:05:19.374+07:00Gema LiturgiGema Liturgi berisi kumpulan artikel tentang segala sesuatu terkait dengan liturgi Katolik.Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comBlogger393125tag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-77245582539851701932019-11-24T14:43:00.001+07:002019-11-24T14:44:33.933+07:00Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-Z9nzrnNk4umBHtn9QDXwTsY04q9usv9MuhwJMbz6gjZS7WBc1aMcgNBNNirhg-YBJEegknX8BhNu7HqUeyEE3quIndGLhLxcyFWplo2FEbNoJz_kifMYWv8p0i7_a-SHQMcvhyphenhyphen1GjPg/s1600/coba.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-Z9nzrnNk4umBHtn9QDXwTsY04q9usv9MuhwJMbz6gjZS7WBc1aMcgNBNNirhg-YBJEegknX8BhNu7HqUeyEE3quIndGLhLxcyFWplo2FEbNoJz_kifMYWv8p0i7_a-SHQMcvhyphenhyphen1GjPg/s320/coba.jpg" width="320" height="206" data-original-width="1160" data-original-height="747" /></a></div>
<b>Berkuasa atas Semesta Alam?</b><br />
<br />
Pada hari raya Kristus Raja Semesta Alam tahun B ini dibacakan Yoh 18:33b-37. Petikan ini memperdengarkan pembicaraan antara Pilatus dan Yesus. Pilatus menanyai Yesus apakah betul ia itu raja orang Yahudi ketika memeriksa kebenaran tuduhan orang terhadap Yesus. Yesus menjelaskan bahwa kerajaannya bukan dari dunia sini. Ia datang ke dunia
untuk bersaksi akan kebenaran.<br />
<br />
Injil mengajak kita mengenali Yesus yang sebenarnya, bukan seperti yang dituduhkan orang-orang, bukan pula seperti anggapan Pilatus yang sebenarnya tidak begitu peduli siapa Yesus itu. Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam ini juga merayakan kebesaran manusia di hadapan alam semesta. Itulah kebenaran yang dipersaksikan Yesus dan yang dipertanyakan Pilatus.<br /><span id="fullpost">
<br />
<b>Raja Dalam Perjanjian Lama</b><br />
<br />
Dalam alam pikiran Perjanjian Lama, raja berperan sebagai wakil Tuhan di dunia. Di Kerajaan Selatan, yakni Yudea, peran ini dipegang turuntemurun. Kepercayaan ini terpantul dalam silsilah Yesus dalam Injil Matius yang melacak leluhur Yesus, anak Daud, anak Abraham (Mat 1:1-17). Lukas menggarisbawahinya dan melanjutkannya sampai Adam, anak Allah, yakni “gambar dan rupa” sang Pencipta sendiri di dunia ini (Luk 3:23-38). Tetapi dalam menjalankan peran ini, raja sering diingatkan para nabi agar tetap
menyadari bahwa Tuhan sendirilah yang menjadi penguasa umat.<br />
<br />
Kehancuran politik yang berakibat dalam pembuangan di Babilonia (586-538 s.M.) mengubah sama sekali keadaan ini. Raja ditawan dan
dipenjarakan, kota Yerusalem dan Bait Allah dijarah, negeri terlantar dan morat-marit hampir selama setengah abad. Pengaturan kembali baru mulai setelah pembuangan, pada zaman Persia. Bait Allah mulai dibangun kembali (baru selesai 515 s.M.), walau kemegahannya tidak seperti sebelumnya. Tidak ada lagi raja seperti dulu walau ada penguasa setempat yang berperan dengan cukup memiliki otonomi di dalam urusan keagamaan. Pada zaman Yesus, keadaan ini tidak banyak berubah. Memang ada harapan dari sementara kalangan orang-orang Yahudi bahwa kejayaan dulu akan terwujud kembali. Maka itu, ada harapan akan Mesias Raja. Harapan ini mendasari pelbagai gerakan untuk memerdekakan diri. Hal ini sering malah memperburuk keadaan. Penguasa asing menumpas gerakan itu dan memperkecil ruang gerak orang Yahudi sendiri. Maka itu, di kalangan pemimpin Yahudi ada kekhawatiran apakah Yesus ini sedang membuat gerakan yang akan mengakibatkan makin kerasnya pengaturan Romawi. Mereka mendahului menuduh Yesus di hadapan penguasa.<br />
<br />
<b>Patutkah Dia?</b><br />
<br />
Menurut Yohanes, memang orang pernah bermaksud mengangkat dia sebagai raja (Yoh 6:15, sehabis memberi makan 5.000 orang). Akan tetapi, tak sedikit dari mereka itu nanti juga meneriakkan agar ia disalibkan. Bukannya mereka tak berpendirian. Mereka itu seperti kebanyakan orang ingin hidup tenteram. Mereka mendapatkan roti dan ingin terus, tetapi mereka juga berusaha menghindari kemungkinan mengetatnya pengawasan dari penguasa Romawi. Di dalam kisah sengsara memang tercermin anggapan yang beredar di kalangan umum bahwa Yesus itu bermaksud menjadi raja orang Yahudi: olok-olok para serdadu (Mat 27:29; Mrk 15:9.18; Luk 23:37; Yoh 19:3), papan di kayu salib menyebut Yesus raja orang Yahudi (Mat 27:37; Mrk 15:26; Luk 23:38; Yoh 19:19-21), olok-olok
para pemimpin Yahudi di muka salib (Mat 27:42; Mrk 15:32), kata-kata Pilatus di depan orang Yahudi (Yoh 19:14-15).<br />
<br />
Kisah kelahiran Yesus menurut Matius juga menceritaan kedatangan para orang bijak dari Timur mencari raja orang Yahudi yang baru lahir (Mat 2:2). Namun demikian, seluruh kisah itu justru menggambarkan kesederhanaannya. Gambaran yang sejalan muncul dalam kisah Yesus dielu-elukan di Yerusalem (Mat 21:1-11; Mrk 11:1-10; Luk 19:28-38; dan Yoh 12:12-13). Ia disambut sebagai tokoh yang amat diharap-harapkan dan diterima sebagai raja, terutama dalam Yohanes. Jelas juga bahwa tokoh ini ialah raja yang bisa merasakan kebutuhan orang banyak.<br />
<br />
Menurut Markus, Matius, dan Lukas, di hadapan Pilatus Yesus tidak menyangkal tuduhan orang Yahudi bahwa ia menampilkan diri sebagai raja, tetapi tidak juga mengiakan (Mat 27:11; Mrk 15:2; Luk 23:2-3). Dalam Yoh 18:33-39, ia justru menegaskan bahwa ia bukan raja dalam ukuran-ukuran duniawi.<br />
<br />
Injil mewartakan Yesus sebagai Mesias dari Tuhan. Dalam arti itu, ia memiliki martabat raja. Namun demikian, wujud martabat itu bukan kecermelangan duniawi, melainkan kelemahlembutan, kemampuan ikut merasakan penderitaan orang, dan mengajarkan kepada orang banyak siapa Tuhan itu sesungguhnya.<br />
<br />
<b>Raja Semesta Alam</b><br />
<br />
Guna mendalami Injil Yohanes mengenai Yesus, sang raja yang bukan dari dunia ini meski dalam dunia ini, marilah kita tengok madah penciptaan Kej 1:1-2:4a. Injil Yohanes, khususnya dalam bagian pembukaannya (Yoh 1:1-18), mengandaikan pembaca tahu bahwa ada rujukan ke madah penciptaan itu.<br />
<br />
Ciptaan terjadi dalam enam hari pertama (Kej 1:1-31) dan manusia sendiri baru diciptakan pada hari keenam. Dalam enam hari itu, Tuhan mencipta dengan bersabda. SabdaNya menjadi kenyataan. Diciptakan berturutturut: waktu siang dan malam (Kej 1:3-5), langit (ay. 6-8), bumi beserta tetumbuhan (ay. 9-12), matahari, bulan, dan bintang-bintang (ay. 14-19), ikan di laut dan burung di udara (ay. 20-23), hewan-hewan di bumi (ay. 24-25), dan akhirnya manusia.<br />
<br />
Sesudah menciptakan hewan-hewan pada hari keenam itu, Tuhan bersabda, “Marilah kita menciptakan manusia menurut gambar dan rupa
kita!” (Kej 1:26). Ungkapan “kita” memuat ajakan kepada seluruh alam ciptaan yang telah diciptakanNya itu untuk ikut serta dalam penciptaan manusia. Seluruh alam semesta yang telah diciptakan kini “menantikan” puncaknya, yakni manusia. Dalam diri manusia terdapat peta kehadiran Tuhan Pencipta yang dapat dikenali oleh alam semesta. Oleh karena itu, manusia juga diserahi kuasa menjalankan pengaturan bumi dan isinya (Kej 1:29).<br />
<br />
Manusia diciptakan “laki-laki dan perempuan” (Kej 1:27). Dalam cara bicara Ibrani, ungkapan dengan dua bagian ini merujuk kepada
keseluruhan manusia, jadi seperti kata “kemanusiaan” atau “human kind” dalam bahasa Inggris. Bandingkan dengan ungkapan “benar-salahnya”, maksudnya “kebenarannya”; “jauh-dekatnya” maksudnya “jaraknya”.<br />
<br />
Pada hari ketujuh (Kej 2:1-4a) sang Pencipta beristirahat dan memberkati hari itu. Pekerjaan yang telah diawaliNya itu kini dilanjutkan oleh manusia karena manusia memetakan kehadiranNya. Hari ketujuh tak berakhir, inilah zaman alam semesta yang diberkati Tuhan Pencipta.<br />
<br />
Gambaran di atas menjadi gambaran ideal manusia sebagai raja yang mewakili Tuhan di hadapan alam semesta. Kebesaran manusia sang
“gambar dan rupa” Tuhan dan alam semesta itu diterapkan Yohanes kepada Yesus. Dalam hubungan ini Yohanes merujuk Yesus sebagai
“Sabda”, yakni kata-kata “Terjadilah…!” dst. yang diucapkan Tuhan dalam menciptakan alam semesta berikut isinya, termasuk manusia sendiri.<br />
<br />
Dengan latar di atas, makin jelas apa yang dimaksud Yesus ketika berkata kepada Pilatus (Yoh 18:36) bahwa kerajaannya bukan dari dunia ini, bukan dari sini. Yesus itu memang raja dalam arti puncak ciptaan sendiri, kemanusiaan yang sejati seperti dulu dikehendaki sang Pencipta. Dalam ay. 37 Yesus menambahkan bahwa untuk itulah ia lahir, untuk itulah ia datang. Seluruh kehidupannya mempersaksikan kebenaran, yaitu manusia yang dikehendaki Pencipta sebagai puncak ciptaan yang membadankan unsur-unsur ilahi dan ciptaan dalam dirinya.<br />
<br />
Dengan demikian, dalam perayaan Kristus Raja Semesta Alam, dirayakan juga kebesaran manusia, yakni manusia seperti dikehendaki Pencipta. Itulah kebesaran martabat manusia sejati. Sesudah perayaan ini, orang Kristen menyongsong Masa Adven untuk menantikan pesta kedatangan Yesus, Raja yang bakal lahir dalam kemanusiaan yang sederhana tapi yang juga mendapat perkenan Yang Maha Kuasa.<br />
<br />
Kembali ke dialog antara Pilatus dan Yesus. Dalam Yoh 18:37 disebutkan Yesus datang ke dunia, ke tempat yang dalam alam pikiran Injil Yohanes dipenuhi kekuatan-kekuatan yang melawan Allah Pencipta, untuk mempersaksikan “kebenaran”. Apa kebenaran itu? Pertanyaan ini juga diucapkan oleh Pilatus. Ini juga pertanyaan kita yang dalam banyak hal memeriksa Yesus. Menurut Injil Yohanes, “kebenaran” yang dipersaksikan Yesus itu ialah kehadiran ilahi di kawasan yang dipenuhi kekuatan gelap. Ia menerangi kawasan yang gelap. Inilah yang dibawakan Yesus kepada umat manusia. Inilah yang membuatnya pantas jadi Raja Semesta Alam.
Orang yang mengikutinya akan menemukan jalan kembali ke martabat manusia yang asali, yakni sebagai “gambar dan rupa” Allah sendiri. Orang yang mendekat kepadanya dapat berpegang pada kebenaran ini. Masyarakat manusia kini, di negeri kita, butuh cahaya itu juga. Dan kitakita yang percaya kepada terang itu diajak untuk ikut membawakannya kepada semua orang. Inilah makna perayaan Kristus Raja Semesta Alam yang kita rajakan bersama Injil Yohanes tahun ini.<br />
<br />
Salam hangat,<br />
<br />
Sumber: http://www.mirifica.net/<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-43499664476965088012019-11-23T14:19:00.002+07:002019-11-23T14:23:24.509+07:00Memahami Madah Kemuliaan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu3WBIC0dB0JrMGG7Y3XeD19Jz2jxPsj4xH6-55RY4g04ayeEYmEjuUwoJwn9Qrk3DjohLg8QZ7OlzPcQZ9pP-3InwUKLuO_j0n0eTVTTzK7vCmm-qDkXFy15UMwir4K4ToaiE2v_TV_k/s1600/Angels-Gloria1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="329" data-original-width="768" height="171" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu3WBIC0dB0JrMGG7Y3XeD19Jz2jxPsj4xH6-55RY4g04ayeEYmEjuUwoJwn9Qrk3DjohLg8QZ7OlzPcQZ9pP-3InwUKLuO_j0n0eTVTTzK7vCmm-qDkXFy15UMwir4K4ToaiE2v_TV_k/s400/Angels-Gloria1.jpg" width="400" /></a></div>
<i>“Kemuliaan adalah madah yang sangat dihormati dari zaman kristen kuno. Lewat madah ini Gereja yang berkumpul atas dorongan Roh Kudus memuji Allah Bapa dan Anakdomba Allah, serta memohon belaskasihan-Nya. Teks madah ini tidak boleh di ganti dengan teks lain. Kemuliaan di buka oleh imam atau , lebih cocok, oleh solis atau oleh kor, kemudian dilanjutkan oleh seluruh umat bersama-sama, atau oleh umat dan paduan suara bersahut-sahutan, atau hanya oleh kor. Kalau tidak dilagukan, madah Kemuliaan dilafalkan oleh seluruh umat bersama-sama atau oleh dua kelompok umat secara bersahut-sahutan.</i><br />
<br />
<i>Kemuliaan dilagukan atau diucapkan pada hari-hari raya dan pesta, pada perayaan-perayaan meriah, dan pada hari Minggu di luar Masa Adven dan Prapaskah.”</i><br />
<br />
Kutipan di atas diambil dari Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) artikel 53. Dari kutipan di atas kita bisa tangkap beberapa hal:<br /><span id="fullpost">
<ol>
<li>Madah Kemuliaan bukanlah sembarang madah yang baru digubah pada zaman modern ini, melainkan sudah mengakar kuat sejak zaman kristen kuno. Seberapa kuno? Menurut Catholic Encyclopedia paling tidak sejak abad ketiga, atau kurang lebih 1700-an tahun yang lalu. Ini berarti, madah Kemuliaan ini menemani perjalanan iman Gereja selama lebih dari 1700 tahun.</li>
<li>Madah Kemuliaan mengandung unsur pujian kepada Allah Bapa dan Allah Putera. Dan pujian ini dipercaya merupakan dorongan Roh Kudus. Bila dihubungkan dengan nomor 1, selama labih dari 1700 tahun, Gereja, berkat dorongan Roh Kudus memuji Bapa dan Putra dengan madah ini. Selain unsur pujian, madah Kemuliaan juga mengandung unsur mohon belas kasihan Allah lewat seruan “kasihanilah kami dan kabulkanlah doa kami”. </li>
<li>Mengingat tradisi panjang madah ini, yang dipercaya merupakan dorongan Roh Kudus, Gereja menetapkan bahwa teks madah ini tidak boleh diganti dengan teks lain. Atas dasar ini pula, Komisi Liturgi KWI maupun keuskupan dalam kesempatan-kesempatan seminar menyatakan bahwa Kemuliaan Misa Senja, Misa Dolo-Dolo, dan Misa Syukur (yang teksnya berbeda dengan teks asli) tidak boleh lagi dipakai sebagai madah Kemuliaan pada perayaan Ekaristi.</li>
<li>Baris pertama madah ini: “Kemuliaan kepada Allah di surga” dinyanyikan oleh Imam, namun dikatakan lebih cocok bila dinyanyikan oleh solis atau koor. Suatu waktu mungkin Anda dengar baris pertama ini dinyanyikan bukan oleh Imam, justru itu yang lebih cocok. </li>
<li>Madah kemuliaan dapat dinyanyikan oleh seluruh umat bersama-sama, atau selang-seling antara koor dengan umat, atau oleh koor sendiri saja. Ada yang bilang, “Tidak boleh koor menyanyikan Kemuliaan sendiri saja karena membuat umat sepert penonton.” Menurut pedoman resmi Gereja, tidak benar. Koor diizinkan untuk menyanyikan sendiri madah Kemuliaan. Partisipasi umat dalam perayaan Ekaristi bukan hanya partisipasi lahiriah (ikut menyanyi) tapi yang lebih penting adalah partisipasi batiniah (menghayati apa yang dinyanyikan/didoakan). </li>
<li>Jika tidak memungkinkan untuk dinyanyikan, madah Kemuliaan dapat dilafalkan/diucapkan oleh seluruh umat,atau dua kelompok umat secara bergantian. </li>
<li>Madah Kemuliaan dinyanyikan/diucapkan pada perayaan Pesta dan Hari Raya, perayaan-perayaan meriah, dan hari Minggu di luar masa Adven dan Prapaskah. Perayaan meriah, misalnya: Perkawinan, pemberkatan Gereja, aula paroki, dll. </li>
</ol>
Pada perayaan tertentu, nyanyian madah Kemuliaan diiringi dengan bel dan lonceng gereja untuk menambah suasana kemeriahan. Misalnya pada Misa Kamis Putih malam, dinyanyikan madah Kemuliaan secara meriah dengan iringan bel dan lonceng gereja. Namun setelahnya, bel dan lonceng gereja tidak dibunyikan lagi sampai madah Kemuliaan dinyanyikan lagi pada Misa Malam Paskah. Ini menarik mengingat bagian ‘tersuram’ sepanjang tahun liturgi ditandai dengan 2 madah Kemuliaan.<br />
<br />
Kekayaan liturgi yang demikian ini sayangnya terkadang tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ada imam atau awam yang masih merasa bisa mengubah teks madah ini seenaknya, padahal seorang imam apalagi awam tidak boleh mengurangi, mengubah atau menambah sesuatu dalam liturgi (lihat Konstitusi Liturgi, Konsili Vatikan II). Bahkan setelah disodori pedoman liturgi yang benar, masih tetap ngeyel dan secara sadar melanggar pedoman yang ada (memberi contoh ketidaktaatan). Misalnya pada Misa Natal yang mengganti Kemuliaan dengan lagu Para Malaikat Bernyanyi (PS 456), atau seperti yang termuat di foto dibawah ini, madah Kemuliaan Misa Kamis Putih yang diganti dengan lagu lain dari Madah Bakti. Patut disayangkan, pelanggaran seperti ini menjauhkan kita dari tradisi panjang Gereja selama lebih dari 1700 tahun.<br />
<br />
https://saintraphaelpublishing.wordpress.com/<br />
<br />
</ span>
Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-1616141078498322302019-11-22T08:30:00.000+07:002019-11-23T14:20:37.173+07:00Memahami Ritus Damai<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtF_u2KpxSK7ZEB90ThDoj-lTf0BtYju11UFPDSeLncMhlYuIovcWK71PGrKaLXJA6BDu-o9_Li46lp7p-_-pJg-dHlVaanzz7cMu814-ZySHGyVJehxGKYH4PW-nSWzXsMRGP6WE4X9c/s1600/berjabat-tangan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtF_u2KpxSK7ZEB90ThDoj-lTf0BtYju11UFPDSeLncMhlYuIovcWK71PGrKaLXJA6BDu-o9_Li46lp7p-_-pJg-dHlVaanzz7cMu814-ZySHGyVJehxGKYH4PW-nSWzXsMRGP6WE4X9c/s320/berjabat-tangan.jpg" width="200" height="120" data-original-width="680" data-original-height="421" /></a></div>Dalam Ritus Damai (<i>Ritus Pacis</i>) Imam selebran mengingatkan umat beriman bahwa Yesus berjanji untuk memberikan rasul-rasul-Nya damai dan meninggalkan mereka dengan damai-Nya. Sebab itu seluruh umat diundang untuk membagikan damai dengan orang-orang sekelilingnya. Sebelum kita menerima Yesus dalam Komuni Kudus, kita berdoa untuk damai dalam dunia dan memberikan tanda cinta kita kepada satu sama lain. Yesus mengajarkan kita bahwa pada saat mempersembahkan persembahan di atas altar dan kita ingat akan sesuatu yang ada dalam hati saudara terhadap kita, kita harus meninggalkan persembahan kita dan pergi berdamai dahulu dengannya (bdk. Mat 5:23) Pada saat kita menyiapkan diri untuk menerima Yesus di dalam Komuni Kudus, adalah sangat penting bahwa kita berada dalam kerukunan – dalam kesatuan – dengan satu sama lain (PUMR 82).<br /><span id="fullpost">
<br />
Doa Damai adalah doa yang hanya diucapkan oleh imam selebran saja karena bersifat kristologis. Ia mengatup tangan berdoa: “Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah bersabda kepada para Rasul, damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu. Tuhan Yesus Kristus jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa. Kemudian, seluruh umat mengakhirinya dengan menyerukan, Amin.”<br />
<br />
Ritus damai dilaksanakan setelah doa Bapa Kami sebagai persiapan untuk menyambut Komuni. Maksud penempatan ritus damai setelah doa Bapa kami: “Gereja memohon damai dan kesatuan bagi Gereja sendiri dan bagi seluruh umat manusia, sedangkan umat beriman menyatakan persekutuan dan cinta kasih satu sama lain sebelum dipersatukan dengan Tubuh Kristus. Maka, Salam Damai yang dilakukan bukan pertama-tama untuk saling memaafkan, akan tetapi lebih untuk mengungkapkan persekutuan dan kesatuan hidup bersama dalam damai.<br />
<br />
Doa Damai sebenarnya doa yang hanya diucapkan oleh imam saja, dan umat menjawab dengan kata “Amin”. Kebiasaan umat yang ikut mengucapkan Doa Damai tidak sesuai dengan makna liturgis doa ini.<br />
<br />
Salam Damai di antara umat beriman bukanlah untuk saling memaafkan, tetapi pertama-tama untuk menyatakan persekutuan dan cinta kasih umat satu sama lain sebelum dipersatukan dengan Tubuh Kristus.<br />
<br />
Ada 3 bagian ritus damai: (1) Undangan imam kepada umat untuk berdoa, sekaligus doa imam untuk mohon damai. Damai yang dimohon bukan sekedar damai karena tidak adanya perang atau konflik. Damai menurut arti kata Ibrani-Aram: shalom menunjuk pengertian yang mencakup seluruh dimensi penyelamatan Mesias, termasuk lahir dan batin, jiwa dan badan. (2) Sapaan imam kepada umat: “Damai Tuhan bersamamu”, berarti Damai Tuhan menyertai umat. Saat imam mengucapkan “Damai Tuhan bersamamu”, imam semestinya merentangkan tangan lebar-lebar, seolah-olah hendak memeluk semua umat. (3) Imam dan umat beriman saling memberikan salam damai dengan bersalaman atau membungkuk; atau di tempat tertentu saling berpelukan atau mencium. Tapi sebaiknya diserahkan kepada kebiasaan masing-masing daerah sesuai ketentuan Konferensi Uskup.<br />
<br />
Sumber : Martasudjita,E.Pr., Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral, Yogyakarta: Kanisius 2005.<br />
Fr. Antonius Pramono, www.reginacaeli.org<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-30362328742772614622019-11-19T07:46:00.001+07:002019-11-19T07:51:01.334+07:00Menebah Dada Waktu Menyatakan Tobat dalam Misa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVRyTanpNaauLlhKq2dHRwdX-q88dbcmrAjmWKG0rANHq1MsMUQNItzM0-oQ6vvS6PxHZuj1FHtNFDv3ekm2dI9ytyUKcdmuPDzJqCn4brezUZhwkfT6Lo9252eN1CXRjSJaeCAvEtqLo/s1600/1524307_10152526036469638_759548064_o-696x464.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVRyTanpNaauLlhKq2dHRwdX-q88dbcmrAjmWKG0rANHq1MsMUQNItzM0-oQ6vvS6PxHZuj1FHtNFDv3ekm2dI9ytyUKcdmuPDzJqCn4brezUZhwkfT6Lo9252eN1CXRjSJaeCAvEtqLo/s400/1524307_10152526036469638_759548064_o-696x464.jpg" width="330" height="200" data-original-width="696" data-original-height="464" /></a></div>
Ketika seorang katekis berusaha menjelaskan makna pernyataan tobat dalam Misa, ia mengatakan: Kita menepuk dada tiga kali pada waktu mengucapkan "saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa". Upssss! menepuk dada? Bukankah sikap itu biasanya bermakna menyatakan diri berani atau menantang? Berdosa kok bangga. Untunglah, meski secara visual tata geraknya sama, tetapi dalam TPE 2005 sudah ada pelurusan dengan penggunaan istilah menebah dada, yang berarti menampar-nampar dada karena sedih.<br /><span id="fullpost">
<br />
<b>Mengakui dosa</b><br />
<br />
Kita patut bersedih, jika merasa berdosa. Itulah yang mungkin juga dirasakan seorang pemungut cukai, ketika menyadari diri berdosa. Ia berdiri jauh-jauh, bahkan tidak berani menengadah ke langit, melainkan memukul diri dan berkata: "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini." (Lukas 18:13).<br />
<br />
Sikap batin kita mungkin sama dengan pemungut cukai itu. Bahkan sikap lahir pemungut cukai itu pun boleh kita tiru. Secara khusus kita memukul diri dalam pengertian menebah dada tadi. Itu kita lakukan dalam pernyataan tobat, sesudah imam mengajak jemaat hening untuk menyadari diri, lalu "menyesali dan mengakui bahwa kita telah berdosa supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan" yang akan kita alami dalam Misa.<br />
<br />
Umat sebaiknya sudah terlibat mengucapkan "Saya mengaku" bersama imam. Jangan biarkan imam mengaku sendirian, sementara umat hanya mengekor. Begitu melihat mulut imam mulai terbuka untuk mengucapkan suku kata pertama Sa-, umat langsung membarengi saja. Maka, imam dan umat bersama-sama mengakui "bahwa telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, perbuatan dan kelalaian."<br />
<br />
Pengakuan ini tak hanya disampaikan kepada Allah, tetapi juga kepada semua yang hadir. Dosa memang tak hanya berdimensi vertikal (terhadap Allah yang Mahakuasa), tetapi juga horisontal (terhadap sesama, saudara). Hubungan yang terganggu karena dosa kita, hendak dipulihkan dalam perjamuan kasih ilahi. Pengakuan ini pun bersifat komuniter, maka sangat relevan dengan ciri gerejawi dari perayaan Ekaristi.<br />
<br />
<b>Mohon pengampunan</b><br />
<br />
Gereja di dunia tidak merayakan Ekaristi sendirian. Kita sebagai mahkluk duniawi juga sedang merayakannya bersama para malaikat dan semua orang kudus. Maka, setelah menyadari diri berdosa, kita pun mohon kepada Santa Perawan Maria, para malaikat, dan orang kudus, serta kepada seluruh jemaat yang hadir, agar mendoakan kita pada Allah.<br />
<br />
Yang kita mohonkan adalah belaskasih dan pengampunan dari Allah melalui imam sang pemimpin. Lalu imam menyatakan rumus absolusi singkat: "Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita." Absolusi ini tidak bermakna sakramental seperti dalam Sakramen Pengakuan. Maka, imam mengucapkannya hanya dengan tangan terkatup, tanpa mengulurkan tangan dan tanpa memberi berkat Salib kepada jemaat. Jemaat pun tak perlu latah membuat tanda Salib pada dirinya sendiri.<br />
<br />
Sudah sepantasnya jiwa kita yang merasa berdosa dibersihkan kembali ketika berada di hadapan Allah. Ritus ini pun diadakan agar umat merasa pantas mendekati misteri luhur yang akan mempersatukannya dengan Allah, melalui santapan Sabda dan Tubuh-Darah Kristus, Putra-Nya.<br />
<br />
Begitulah sedikit tentang makna dan teks pengakuan (Confiteor). Teks yang konon berasal dari tradisi ibadat harian para rahib ini adalah bagian dari actus paenitentialis. Istilah dalam Ordo Missae itu dapat diterjemahkan dengan pernyataan tobat. Namun TPE kita hanya menuliskan tobat untuk bagian sesudah pengantar ini. Seperti halnya pernyataan tobat dalam Ordo Missae, versi TPE pun menempatkan cara ini sebagai pilihan pertama di antara beberapa pilihan yang ada.<br />
<br />
Christophorus H. Suryanugraha OSC<br />
Ketua Institut Liturgi Sang Kristus Indonesia<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-85818050875078535182019-11-17T12:21:00.001+07:002019-11-17T12:25:10.250+07:00Tinjauan Teks Liturgis: Anamnesis<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinqJGa80b1u_wfk1CXLOBjVMv5ciZDdI98I9KwEejihjUjgXlTA0oiq2T0CeEsoIAZnjaeeornrL-PB9hN34JMjNo-M1Z3NTZgns6w2D4FwdeLu6A3GUPq5uXf88jPs0yjd9zoVTC1boU/s1600/Vincent_Nichols_Liturgy_of_the_Eucharist_2011-01-15.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinqJGa80b1u_wfk1CXLOBjVMv5ciZDdI98I9KwEejihjUjgXlTA0oiq2T0CeEsoIAZnjaeeornrL-PB9hN34JMjNo-M1Z3NTZgns6w2D4FwdeLu6A3GUPq5uXf88jPs0yjd9zoVTC1boU/s320/Vincent_Nichols_Liturgy_of_the_Eucharist_2011-01-15.jpg" width="320" height="168" data-original-width="1600" data-original-height="838" /></a></div>
Pusat dan Puncak seluruh perayaan Ekaristi dimulai pada saat Doa Ekaristi (<i>Prex Eucharistica</i>). Doa Ekaristi atau lebih dikenal dengan Doa Syukur Agung tentu saja memiliki struktur dan urutan yang tetap dan teratur. Pada umumnya, setiap Doa Ekaristi memiliki unsur-unsur yang sama sebagai doa syukur dan pengudusan. Bagian-bagian yang paling penting dalam Doa Ekaristi menurut PUMR 79 adalah: Ucapan Syukur, Aklamasi Kudus, Epiklesis, Kisah Institusi dan Konsekrasi, Anamnesis, Persembahan, Permohonan, dan Doksologi Penutup. Dalam bagian anamnesis, Gereja mewujudkan perintah Kristus Tuhan yang disampaikan melalui para rasul: “Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku”(“<i>Eis ten emen anamnesim</i>”). Gereja mengenangkan sengsara Kristus yang menyelamatkan, kebangkitan-Nya yang mulia, dan kenaikan-Nya ke surga (bdk. Katekismus Gereja Katolik 1354). Kalau kita membandingkan teks anamnesis dari <i>Ordo Missae</i> dalam <i>Missale Romanum</i> (MR) 2008 dengan Tata Perayaan Ekaristi (TPE) 2005, ada beberapa catatan yang patut dipertimbangkan.<br /><span id="fullpost">
<br />
<b>SATU MENJADI ENAM</b><br />
<br />
Hanya ada satu versi aklamasi anamnesis bagian imam selebran utama dalam MR 2008 yakni <i>mysterium fidei</i> yang berarti “misteri iman” sedangkan dalam TPE 2005 ada enam (6) variasi yang perlu ditinjau kembali:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHXEWvsv_KehW2Ubav5H11yKpsKusrHddojeitjNb4ievWUEKPk42HBMkC2Sgphv8huaNHZWA8xFW4X6S02FR5zEVL87Kg5dRvsTWj7R9B9xJCiPTbOCRRMPCX7W0kzeldouoOD9UsilI/s1600/Untitled.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHXEWvsv_KehW2Ubav5H11yKpsKusrHddojeitjNb4ievWUEKPk42HBMkC2Sgphv8huaNHZWA8xFW4X6S02FR5zEVL87Kg5dRvsTWj7R9B9xJCiPTbOCRRMPCX7W0kzeldouoOD9UsilI/s320/Untitled.jpg" width="390" height="172" data-original-width="758" data-original-height="288" /></a></div><br />
Seruan “misteri iman” sebagai suatu aklamasi diaggap sudah cukup mengandung makna yang jelas, padat dan sekaligus mendalam tanpa harus ditambahkan kata-kata ajakan atau pernyataan yang sudah terkandung di dalamnya. Terjemahan yang paling parah adalah rumusan no 4 sebab bagian yang harusnya dinyanyikan oleh umat justru menjadi bagian imam.<br />
<br />
<b>TIGA MENJADI ENAM</b><br />
<br />
Aklamasi anamnesis bagian umat sebagai jawaban dalam TPE 2005 masih perlu direvisi (ada 6 variasi)karena tidak sesuai dengan teks asli yakni berdasarkan MR 2008 yang hanya memiliki 3 jawaban umat.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlrS1jEWCZTc2Is5Nbwit3hnQouxp9L22gSB4hkX6QdgHgxLN30sSaqGXSbTIFU4LVEha7absruZvWdrfFBjIHMh63GPIZS6PDMUjWLDbWIN_Uyv4ePNAEF2MPJxmyIABvV9wPWnzI8nQ/s1600/Untitled.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlrS1jEWCZTc2Is5Nbwit3hnQouxp9L22gSB4hkX6QdgHgxLN30sSaqGXSbTIFU4LVEha7absruZvWdrfFBjIHMh63GPIZS6PDMUjWLDbWIN_Uyv4ePNAEF2MPJxmyIABvV9wPWnzI8nQ/s320/Untitled.png" width="390" height="440" data-original-width="750" data-original-height="947" /></a></div><br />
<br />
<b>MAKNA ANAMNESIS DAN KAPAN DIGUNAKAN?</b><br />
<br />
Kata anamnesis (dari bahasa Yunani: <i>anamnesis</i>) dapat diterjemahkan sebagai suatu kenangan atau memoria. Bagi umat Katolik, anamnesis dipahami dengan makna yang lebih luas dan mendalam daripada warisan Yahudi sebab anamnesis juga berarti masa depan yang mengatasi masa lampau. Pada saat umat mengenang “Ekaristi”, yang terjadi adalah pertemuan kisah masa lalu secara manusiawi dan anugerahilahi. Dengan kata lain, anamnesis adalah saat umat mengenangkan peristiwa keselamatan Allah dan mengaktualisasikannya dalam hidup sekarang (melalui Ekaristi) dan sekaligus merayakan peristiwa keselamatan yang akan datang.<br />
<br />
Anamnesis juga berkaitan dengan “zikkaron” yang dalam bahasa Ibrani tidak hanya bermakna suatu kenangan subjektif belaka tetapi juga aktualisasi nyata dari apa yang dikenang: kehendak akan penebusan Tuhan melalui peristiwa penyelamatan Perjanjian Lama yang memuncak pada Misteri Paskah Kristus. <i>Mysterium Fidei</i> bagi St. Paulus tidak lain adalah misteri Paskah Kristus: Kristus yang wafat dan bangkit. Anamnesis tidak hanya menghadirkan suatu kenangan masa lalu dan sejarah bangsa Israel, tetapi juga menambahkannya pada masa kini serta merujuk pada masa depan dan dengan berbagai cara mengantisipasinya: <i>donec veniat: Maranatha!</i><br />
<br />
Anamnesis adalah suatu aklamasi sehingga secara episteme, bagian anamnesis ini seharusnya dinyanyikan apalagi untuk hari Minggu. Anamnesis dimulai dengan aklamasi yang dinyanyikan oleh imam selebran utama yakni <i>mysterium fidei</i> yang berarti “misteri iman” dan ditanggapi dengan 3 cara jawaban dari umat.<br />
<br />
Anamnesis yang pertama: <i>Mortem tuam annuntiamus, Domine, et tuam resurrectionem confitemur, donec venias</i> (Wafat-Mu, Tuhan, kami wartakan, Kebangkitan-Mu kami muliakan, hingga Engkau datang). Tekanan bagian yang pertama ini adapada kata-kata: <i>donec venias</i> yang merujuk pada pengharapan akan kedatangan Kristus dalam kemuliaan pada saat yang akan datang. Selain itu, <i>mortem tuam annuntiamus</i> mencakup misteri kematian Kristus yang dikaitkan dengan Anak Domba Paskah dan pengurbanan Kristus sendiri. Dimensi ekstologis lebih jelas dalam konteks ini sebagaimana dikatakan oleh St. Paulus dalam 1 Kor 11:26b, yakni“.... kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang”. Anamnesis ini sebaiknya dinyanyikan pada masa advent.<br />
<br />
Anamnesis yang kedua: <i>Quotiescumque manducamus panem huncet calicem bibimus, mortem tuam annuntiamus, Domine donec venias</i> (Setiap kali kami makan roti ini dan minum dari piala ini, wafat-Mu, Tuhan, kami wartakan hingga Engkau datang). Tekanan bagian yang kedua ini ada pada kata-kata: “Quotiescumque manducamus panem huncet calicem bibimus, mortem tuam annuntiamus” yang mengingatkan kita pada kisah Perjamuan Malam Terakhir. Demikianlah Yesus mengambil cawan yang merupakan Perjanjian Baru yang dimeteraikan oleh darah-Nya. Kita diminta Tuhan untuk melakukan perintah-Nya sebagai kenangan akan Dia (bdk. 1 Kor 11:25). Felice Rainoldi dalam bukunya <i>Lodate Dio nel suo santuario</i> menyatakan bahwaaklamasi yang kedua ini sangat tepat bila dinyanyikan pada masa Paskah, secara khusus pada saat Kamis Putih.<br />
<br />
Anamnesis yang ketiga: <i>Salvator mundi, salva nos, qui per crucem et resurrectionem tuam liberasti nos</i> (Penyelamat dunia, selamatkanlah kami, karena melalui salib dan kebangkitan-Mu, Engkau telah membebaskan kami). Tekanan bagian yang ketiga ini ada pada dimensi penebusan karena Yesus sendiri yang menyelamatkan dan membebaskan manusia melalui wafat dan kebangkitan-Nya. Umat memohon kepada Sang Penyelamat agar menebus dosa umat manusia sebagaimana Allah sendiri telah menebus dosa dan kesalahan bangsa Israel. Anamnesis ini sangat tepat dinyanyikan pada masa Prapaskah dan setiap hari Jumat. Untuk masa-masa liturgis yang lain dapat dipilih dan disesuaikan berdasarkan tingkat perayaan atau bentuk misa yang bersangkutan.<br />
<br />
Sumber: Kfr. Riston P. Situmorang, OSC<br />
http://osc.or.id/<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-73161269012906567412019-11-16T12:24:00.001+07:002019-11-16T12:44:11.695+07:00Istilah dan Makna Doksologi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidLeOZ9kBMNb7GD99Inkvd_okWQs_aCxG6JlJs-v6n2Rq7TYi9Zmd95jd1AfIK13ra_T9ERDxrEBx2MTOoQrNc7GakVr4whhZDptota8AKDHotz4CIlboExVOtZY6RZHTV08SlmI7LQ6c/s1600/doksologi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="968" data-original-width="1600" height="194" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidLeOZ9kBMNb7GD99Inkvd_okWQs_aCxG6JlJs-v6n2Rq7TYi9Zmd95jd1AfIK13ra_T9ERDxrEBx2MTOoQrNc7GakVr4whhZDptota8AKDHotz4CIlboExVOtZY6RZHTV08SlmI7LQ6c/s320/doksologi.jpg" width="320" /></a></div>
<i>Kfr. Riston P. Situmorang, OSC </i><br />
<br />
Istilah doksologi berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata δόξα [dόxa] yang berarti kemuliaan. Sebagai bagian penutup dari Doa Ekaristi atau sering disebut dengan Doa Syukur Agung, rumusan doksologi bermaksud untuk mewartakan kemuliaan Tuhan. Kata doksologi yang dalam bahasa Latin doxologia atau gloria dapat juga diterjemahkan dengan kemuliaan, penghormatan, pujian atau keluhuran. Kita sebagai manusia mempersembahkan pujian dan penghormatan untuk memuliakan dan meluhurkan keagungan Tuhan. Ada proses glorifikasi yang bergerak dari manusia menuju dan kepada Allah. Joseph Jungmann pernah berkata bahwa dalam doksologi kita dapat menemukan “sense” dari sebuah doa. Sebagai ciptaan, kita manusia bersembah sujud di hadapan Sang Pencipta sebab kemuliaan-Nya sungguh tak terbatas dan jauh melampaui apa yang dipikirkan oleh manusia.<br /><span id="fullpost">
<br />
Dengan kata lain, doksologi adalah suatu doa atau madah pujian yang melambungkan kemuliaan dan keagungan Allah. Doksologi adalah pemuliaan yang mengungkapkan keagungan rahmat dan pujian bagi Allah. Doksologi adalah misteri penyelamatan dalam hidup kita. Melalui Putra-Nya, Bapa menciptakan segala sesuatu; melalui-Nya, Bapa menebus dosa manusia dan terus menerus menyempurnakannya dengan kemuliaan-Nya. Melalui Kristus dan dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Bapa memberi kehidupan bagi segala ciptaan, memberkatinya dan menjadikannya lebih baik dan berkembang.<br />
<br />
<b>Doksologi Dalam Tradisi Gereja</b><br />
<br />
Dalam Tradisi Gereja dikatakan bahwa pada masa tertentu sekitar abad ke-4, setiap doa selalu diakhiri dengan doksologi, meskipun doksologi sudah dipakai sejak awal dalam doa di sinagoga dengan rumusan akhir: tibi gloria in sæcula sæculorum. St. Yustinus dalam Apologia menegaskan bahwa doksologi sebagai penutup doa selalu diakhiri dengan kata “Amen”. St. Basilius dalam buku De Spiritu Sancto menganjurkan untuk memakai forma “Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus” dalam setiap doa umat beriman untuk menunjukkan identitas dan dimensi trinitas termasuk untuk menentang bidaah Arianisme. Gagasan ini kemudian didukung oleh beberapa Bapa Gereja seperti St. Hippolitus dan Origenes dan bahkan penggunaan doksologi secara meluas dipakai dalam devosi seperti doa Rosario.<br />
<br />
Kitab Suci juga menunjukkan adanya penggunaan doksologi walaupun dalam konteks dan rumusan yang berbeda. Surat rasul Paulus kepada umat di Roma berbunyi: “Bagi Dia, yang menguatkan kamu, bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin (bdk. Rm. 16:25-27). Bentuk doksologi yang demikian adalah suatu doksologi panjang yang juga terdapat dalam surat rasul Paulus kepada umat di Efesus: “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin (Ef 3:21). Masih di abad ke-4, pemakaian doksologi diletakkan pada bagian akhir dalam setiap mazmur yang didaraskan dalam brevir. Formulasi doksologi yang digunakan tersebut masih berlaku sampai sekarang dalam “Liturgi Harian”.<br />
<br />
<b>Pembagian Doksologi </b><br />
<br />
Seiring dengan perkembangan sejarah Liturgi, formulasi doksologi pun mengalami perkembangan variasi rumusan yang disesuaikan dengan penggunaannya dalam Liturgi. Oleh karena itu, kita dapat membedakan beberapa rumusan doksologi:<br />
<br />
<b>1. Berdasarkan tingkatan formulasi</b><br />
<ul>
<li>Doksologi maior atau doksologi meriah yaitu doksologi dengan rumusan panjang yang dipakai dalam Ritus Pembuka khususnya dalam Ritus “Gloria”: “Kemuliaan kepada Allah di surga dan damai di bumi…. Hanya Engkaulah mahatinggi, ya Yesus Kristus, bersama dengan Roh Kudus, dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin”. Dasar biblisnya dapat ditemukan dalam Luk 2:14 : “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya”.</li>
<li>Doksologi minor atau doksologi sederhana yaitu doksologi dengan rumusan pendek yang dipakai pada bagian akhir doa offisi atau bagian penutup doa-doa kita yang lain: Gloria Patri, et Filio, et Spiritui Sancto. Sicut erat in principio, et nunc, et semper, et in saecula saeculorum. Amen, “Kemuliaan kepada Bapa dan Putera, dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin”.</li>
</ul>
<b>2. Berdasarkan struktur dalam doa presidensial</b><br />
<ul>
<li>Doksologi Trinitaris yaitu doksologi yang lengkap dan berdimensi trinitaris yakni pujian kepada Allah Bapa, dengan pengantaraan Putera-Nya, dan dalam persatuan dengan Roh Kudus (konklusi trinitaris). Doksologi ini dipakai sebagai penutup Doa Pembuka (Collecta) dengan tiga alternatif formulasinya (bdk. PUMR 54):</li>
<ol>
<li>Kalau doa diarahkan kepada Bapa: “Dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa”.</li>
<li>Kalau doa diarahkan kepada Bapa, tetapi pada akhir doa disebut juga Putra: “Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa”.</li>
<li>Kalau doa diarahkan kepada Putra: Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami, yang bersama dengan Bapa, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa.
</li>
</ol>
<li>Selain itu, doksologi trinitaris digunakan juga pada bagian akhir dari Doa Ekaristi. Doksologi ini sering juga disebut dengan doksologi meriah: “Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia, dan dalam Dia, bagi-Mu Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa. Amin”.</li>
<li>Doksologi Kristologis yaitu doksologi singkat yang bersifat Kristologis: “Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami” atau “…dalam diri Yesus, Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami”. Doksologi ini digunakan pada bagian penutup doa atas persembahan (oratio super oblata), doa sesudah komuni (oratio post communionem), dan termasuk doa umat (doa non-presidensial).</li>
</ul>
<b>Per Ipsum, Cum Ipso, et In Ipso</b><br />
<br />
Ada dua motivasi mengapa Gereja patut mendoakan doksologi dalam suatu doa: yang pertama, anugerah penciptaan. Allah menciptakan alam semesta dan segalanya. Dengan demikian, semua ciptaan adalah anugerah cinta-Nya. Maka, kita bersyukur atas ciptaan tersebut dengan memuliakan nama-Nya. Yang kedua, anugerah penebusan dan keselamatan. Gereja bersyukur karena Kristuslah yang menebus dosa-dosa manusia dan menyelamatkan umat manusia. Melalui sengsara dan kematian serta kebangkitan Kristus, semakin nyatalah kemuliaan Allah.<br />
<br />
Ucapan syukur Gereja atas anugerah ciptaan dan penebusan serta keselamatan ini menggambarkan dimensi trinitaris yaitu hidup kristiani yang berasal dari Allah, melalui Yesus Kristus dan dihidupi dalam Roh Kudus: “Per ipsum, et cum ipso, et in ipso, est tibi Deo Patri omnipotenti, in unitate Spiritus Sancti, omnis honor et gloria, per omnia saecula saeculorum. Amen”. Per ipsum berarti melalui Dia yang adalah Kristus, cum ipso berarti hidup bersama dengan Kristus dan in ipso berarti hanya ada dalam Kristus semata.<br />
<br />
Per Ipsum menunjukkan pentingnya Kristus sebagai Sang Perantara. Melalui Dia, kemuliaan Allah semakin tampak dari buah-buah yang dihasilkan dalam kehidupan kita masing-masing: “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15: 5). Melalui Kristus, kita dapat bersatu dengan Bapa sebab tidak ada jalan selain melalui Dia: “Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 4: 6).<br />
<br />
Cum Ipso menunjukkan bahwa kita hidup bersama dengan Kristus dan karena itu Ia selalu menyertai kita. Dia tidak hanya berada di atas atau di hadapan kita tetapi juga berada di antara dan bersama dengan kita: “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:20).<br />
<br />
In Ipso menunjukkan bahwa hidup kita ada dalam Kristus sehingga kita tidak bisa hidup, bernafas, berdoa, mencintai atau tindakan apapun jika tidak dalam Dia. Hanya dalam Dia, peristiwa keselamatan dapat terjadi.<br />
<br />
<b>Doksologi Dalam Misa</b><br />
<br />
Dengan penjelasan doksologi di atas, semoga kita dapat menempatkan rumusan yang tepat dan memakai formulasi yang sesuai dengan ritusnya. Beberapa kekeliruan yang terjadi dan patut diminimalisir adalah:<br />
<ul>
<li>Pada bagian Doa Pembuka (Collecta), doksologi yang digunakan adalah doksologi trinitaris yang lengkap. Akan tetapi, tidak jarang kita mendoakan doksologi yang kurang lengkap baik karena menghilangkan kata “Roh Kudus” maupun karena mengganti rumusan doksologi yang tepat sesuai PUMR no 54 dengan rumusan yang lebih singkat.</li>
<li>Pada bagian Doa Atas Persembahan (oratio super oblata), Doa Sesudah Komuni (oratio post communionem), dan termasuk Doa Umat (oratio fidelis), doksologi yang dipakai adalah doksologi kristologis yang singkat. Justru sebaliknya, tidak jarang kita menggantinya dengan rumusan trinitaris yang lengkap atau rumusan yang lebih panjang.</li>
<li>Pada bagian akhir Doa Syukur Agung, doksologi harusnya dibawakan oleh semua imam sedangkan doksologi sebagai bagian doa presidensial harusnya hanya dibawakan oleh selebran utama saja dan bukan didoakan bersama-sama dengan imam konselebran, diakon, apalagi mengajak umat.</li>
</ul>
Pada ritus “Gloria”, rumusan doksologi atau “Kemuliaan” harusnya sesuai dengan teks asli dan tidak menggantinya dengan rumusan yang lebih singkat atau variasi lain yang tidak sesuai.<br />
<br />
https://osc.or.id/kom-liturgi/<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-39982547100749536992019-11-15T21:44:00.001+07:002019-11-15T21:50:25.311+07:00Berlutut Setelah Menerima Komuni<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmepegqd-tnn3WmGV9c4A6btqy7mr1ovA8Q9yp6sB7WqYk3yPV9N3kOKuAkYamKbfdIaZ79nG1xdzh_nOTh64Ywtf19C5MOcOEQ7NIRH1u5axu7Mu8o2sqTbmi7Z5KiowZ04teMda8o6g/s1600/berlutut-dengan-dua-kaki.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmepegqd-tnn3WmGV9c4A6btqy7mr1ovA8Q9yp6sB7WqYk3yPV9N3kOKuAkYamKbfdIaZ79nG1xdzh_nOTh64Ywtf19C5MOcOEQ7NIRH1u5axu7Mu8o2sqTbmi7Z5KiowZ04teMda8o6g/s320/berlutut-dengan-dua-kaki.jpg" width="148" height="222" data-original-width="1081" data-original-height="1600" /></a></div>Berlutut merupakan salah satu gerak tubuh yang penting dalam/selama perayaan Ekaristi selain gerak tubuh lainnya seperti duduk, berdiri atau membungkuk. Setiap gerak tubuh memiliki makna yang berbeda selama liturgi. Jika demikian, apa makna berlutut? Mengapa ada bagian tertentu dari Perayaan Ekaristi di mana umat harus berlutut?<br />
<br />
Bagian pertama dari Perayaan Ekaristi terdiri dari bacaan-bacaan suci dan homili. Kecuali ketika mendengar bacaan Injil di mana kita berdiri, kita mendengar bacaan-bacaan pertama dan kedua sambil duduk. Marilah kita ingat, bahwa Perayaan Ekaristi tidak hanya terdiri dari liturgi sabda, tetapi juga liturgi ekaristi. Ada banyak bagian dalam liturgi ekaristi di mana kita berdoa sambil berlutut, dan itulah wujud paling nyata dari sikap kerendahan hati kita di hadapan Allah.<br /><span id="fullpost">
<br />
Sebagai ungkapan rasa syukur dan kerendahan hati bahwa Allah telah menganugerahkan keselamatan juga kepada orang-orang bukan Yahudi, Paulus menyatakannya dengan berlutut dan berdoa di hadapan Bapa (Efesus 4:14). Dan ketika hendak menyembuhkan Tabita, Rasul Petrus juga berlutut dan berdoa kepada Allah (Kis 9:40). Gerak tubuh berlutut telah menjadi kebiasaan dan tradisi yang dipraktikkan dalam Gereja Katolik sejak abad pertama. Santo Ambrosius mengatakan bahwa berlutut adalah sikap kerendahan hati yang tidak hanya mengekspresikan rasa tobat kita, tetapi sekaligus juga dapat meredakan murka Allah (St. Ambrose, Hexaem., VI, ix). Dan tradisi ini terus kita pertahankan sampai sekarang.<br />
<br />
Jadi, ketika ditanyakan mengapa kita harus berlutut, jawabannya adalah karena itulah sikap tubuh yang paling sempurna yang menunjukkan kerendahan hati. Berlutut menjadi sikap pengakuan dan penyerahan diri kita kepada otoritas yang ada di hadapan kita itu. Dalam konteks perayaan liturgis, sikap berlutut menunjukkan pengakuan kita akan kekudusan dan kebesaran Allah.<br />
<br />
Selama Perayaan Ekaristi, kita berlutut sejak menyerukan atau menyanyikan "Kudus" (Sanctus) sampai ketika akan menerima komuni kudus. Inilah momen di mana terjadi transubstansiasi, saat roti dan anggur berupa rupa menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Dalam kerendahan hati dan rasa tidak pantas, kita menyambut mukjizat transubstansiasi itu sekaligus mengungkapkan pengakuan kita kepada kekudusan, kebesaran dan otoritas Allah yang sedang hadir di antara kita.<br />
<br />
Kita mulai berdiri sejak Doa Damai. Ketika giliran untuk menerima komuni kudus tiba, kita kemudian berdiri dan berjalan secara sopan ke arah imam atau prodiakon dan menerima komuni kudus dalam sikap yang sopan. Kita berlutut lagi setelah menyambut komuni. Mengapa kita harus berlutut setelah menerima komuni kudus dan sampai bagian apa kita masih harus berlutut? Apakah kita sudah boleh duduk setelah selesai berdoa secara pribadi padahal komuni masih dibagikan?<br />
<br />
Menurut Pedoman Umum Misale Romawi, umat berlutut pada saat konsekrasi, kecuali kalau ada masalah kesehatan atau tempat ibadat tidak mengizinkan. Konferensi Uskup memang diberi wewenang untuk menyelaraskan tata gerak dan sikap tubuh dalam Tata Perayaan Ekaristi dengan ciri khas dan tradisi yang sehat yang berlaku pada suatu negara/bangsa tertentu. Meskipun demikian, Takhta Suci mengehendaki agar Konferensi Uskup menjamin bahwa penyerasian itu selaras dengan makna dan ciri khas bagian dari perayaan Ekarisi bersangkutan. Misalnya, kalau umat sudah terbiasa berlutut sejak Kudus sampai akhir Doa Syukur Agung, kebiasaan ini seharusnya dipertahankan (lihat Pedoman Umum Misale Romawi, Komisi Liturgi KWI-Penerbit Nusa Indah, Ende: 2002, No. 43).<br />
<br />
Beberapa keuskupan di Amerika Serikat, misalnya, mendorong umat untuk berlutut setelah menyambut komuni dan terus dalam keadaan berlutut sampai orang terakhir menerima komuni kudus atau bahkan sampai ketika imam atau diakon telah selesai membersihkan piala dan siborium dan mengembalikan sisa hosti ke dalam Tabernakel. Itu karena keyakinan bahwa selama pintu Tabernakel dibuka, sikap umat adalah menunjukkan penghormatan yang tinggi kepada Tuhan Yesus. Tetapi praktik semacam ini bukan merupakan sebuah ketentuan yang sifatnya ketat (rigid) dan harus diberlakukan di seluruh dunia.<br />
<br />
Di berbagai keuskupan di Indonesia, umat biasanya berlutut beberapa saat setelah menerima Komuni Kudus. Selama momen ini, umat biasanya mengucap syukur dan memanjatkan doa-doa permohonan pribadi, mengucap syukur, memuji dan memuliakan Allah secara pribadi. Setelah itu, umat boleh duduk. Komuni kudus memang bisa dan biasanya diselingi dengan nyanyian komuni oleh anggota koor. Meskipun demikian, karena ini adalah saat hening sesudah komuni dan umat diizinkan duduk (Pedoman Umum Misale Romawi, Komisi Liturgi KWI-Penerbit Nusa Indah, Ende: 2002, No. 43), hendaknya momen ini dijadikan sebagai kesempatan untuk merenungkan sekali lagi Sabda Tuhan misteri keselamatan Kristus, memadukannya dengan Sabda Allah yang dibacakan selama liturgi sabda dan membawanya dalam doa dan komunikasi yang intim dengan Allah sendiri (Lihat misalnya Buku Puji Syukur No. 211).<br />
<br />
Di atas semuanya itu, berlutut adalah sebuah sikap batin kerendahan hati dan penyerahan diri total kepada Allah. Semoga gerak tubuh yang diekspresikan selama perayaan Ekaristi membantu kita untuk semakin dekat dengan Allah yang hadir dan mengorbankan diri-Nya bagi keselamatan kita.<br />
<br />
Sumber: https://www.parokimbk.or.id/<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-42136546116607794072019-11-14T21:05:00.000+07:002019-11-14T21:14:35.924+07:00DSA : Doa Terutama dan Teragung Kita<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnlJxmDKhFg4EDD3HZosP-5vQ-oQRj8S0VMIIjuitTMjZEZkpFnWl_kaeMWvcrN_NXObTVVctjyAXnjJuXtMD5xruYVh8t2y9Z4I0bDZ-uZyx32w90jG6N2e0va2C-HIW9yb4umiGkC_Y/s1600/477b3f30.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnlJxmDKhFg4EDD3HZosP-5vQ-oQRj8S0VMIIjuitTMjZEZkpFnWl_kaeMWvcrN_NXObTVVctjyAXnjJuXtMD5xruYVh8t2y9Z4I0bDZ-uZyx32w90jG6N2e0va2C-HIW9yb4umiGkC_Y/s320/477b3f30.jpg" width="125" height="185" data-original-width="179" data-original-height="243" /></a></div><i>oleh: P. Thomas Richstatter, O.F.M.,S.T.D.*</i><br />
Ketika kalian ikut ambil bagian dalam Misa, apakah yang kalian lakukan sepanjang Doa Syukur Agung? Bagaimanakah kalian mendoakannya? (Kita berbicara mengenai bagian Misa antara Persiapan Persembahan dan Ritus Komuni. Doa Syukur Agung dimulai dengan dialog: “Tuhan besertamu… Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan….” Dan diakhiri dengan “Amin.” Sebagai tanggapan atas doksologi “Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia….”)<br />
<br />
Doa Syukur Agung adalah jantung Misa. Dan, sebagaimana Ekaristi adalah “sumber dan puncak kehidupan dan misi Katolik” (Yohanes Paulus II), apa yang kita lakukan sepanjang doa ini teramat penting bagi pemahaman kita akan apa artinya menjadi seorang Katolik.<br />
<br />
<b>Tantangan-tantangan Baru dan Lama</b><br />
<br />
Bagaimanakah kalian mendoakan Doa Syukur Agung? Sebagai tanggapan atas pertanyaan ini, “umat Katolik yang lebih baru” (mereka yang dibentuk dalam iman sesudah 1969), seringkali mengatakan kepada saya bahwa mereka berusaha mengikuti perkataan yang diucapkan imam, tetapi karena doanya panjang, seringkali mereka mengalami distraksi dan mulai memikirkan hal-hal lain. Jika kalian mengalaminya juga, saya harap penjelasan struktur dan fungsi Doa Syukur Agung yang disajikan berikut ini akan membantu kalian memahaminya secara lebih baik sehingga kalian dapat ikut ambil bagian di dalamnya dengan terlebih khusuk dan mendalam.<br /><span id="fullpost">
<br />
“Umat Katolik yang lebih lama” (mereka yang, seperti saya, dibentuk dalam iman Katolik dengan Misa Latin) memiliki masalah yang lebih besar. Kebanyakan dari kami harus secara radikal mengubah apa yang biasa kami lakukan sepanjang Doa Syukur Agung. Guna memahami mengapa kita harus mengubah cara kita mendoakan Doa Syukur Agung, kita akan melihat jawaban atas ketiga pertanyaan mendasar mengenai doa: 1) Doa siapakah Doa Syukur Agung? 2) Mengenai apakah Doa Syukur Agung itu? 3) Apakah yang kita doakan?<br />
<br />
<b>Doa Siapakah Doa Syukur Agung?</b><br />
<br />
Doa Syukur Agung adalah doa kita; adalah doa segenap jemaat. Tetapi ini bukanlah apa yang saya pelajari semasa kanak-kanak. Saya dibesarkan dengan pikiran bahwa Doa Syukur Agung adalah doa imam. Doa Syukur Agung adalah saat ketika imam berdoa kepada Allah - dalam bahasa Latin, bahasa yang, jika bukan imam, Allah mengerti dengan sangat baik - dan mempersembahkan Yesus kepada Bapa sebagaimana Yesus telah mempersembahkan Diri-Nya di salib.<br />
<br />
Dan sementara imam “mempersembahkan Misa”, saya mempersembahkan doa-doa saya sendiri - dalam bahasa saya - berdoa kepada Allah mengenai hidup dan persoalan-persoalan saya. Terkadang saya membaca doa-doa dari buku doa. Terkadang saya mendaraskan rosario. Terkadang seluruh jemaat mendaraskan rosario bersama dengan lantang. Dalam Misa Agung (dengan nyanyian) paduan suara memadahkan Sanctus (Kudus, Kudus, Kudus) sementara imam mempersembahkan Doa Syukur Agung dalam keheningan di altar.<br />
<br />
<b>Berdoa Atas Nama Kita</b><br />
<br />
Sekarang kita mendengarkan doa-doa Misa dalam bahasa kita sendiri; kita menjadi sadar bahwa Doa Syukur Agung bukan hanya doa imam, melainkan doa kita.<br />
<br />
Imam senantiasa berdoa dalam kata ganti orang pertama jamak: “Kami memuji Engkau, ya Bapa yang kudus… Kami mohon, ya Tuhan, sudilah menerima persembahan kami… Kami mohon, ya Bapa, sudilah menguduskan persembahan ini…” Doa dipanjatkan oleh imam, tetapi imam memanjatkannya atas nama kita. Itulah sebabnya imam di altar menghadap kita dan mengajak kita dengan suara dan gerak tubuhnya untuk mendorong kita menjadikan doa sebagai doa kita.<br />
<br />
Jika Doa Syukur Agung hanya milik imam, maka hanya imam yang perlu tahu struktur dan fungsi doanya. Tetapi jika Doa Syukur Agung adalah doa kita, adalah penting kita memahaminya.<br />
<br />
<b>Mengenai Apakah Doa Syukur Agung itu?</b><br />
<br />
Bagi umat Katolik yang lebih lama, jawab atas pertanyaan itu sederhana. Doa Syukur Agung adalah doa konsekrasi, doa yang mengubah roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus.<br />
<br />
Dalam tahun-tahun sebelum Konsili Vatican II, apapun yang sedang kita doakan secara pribadi, entah mendaraskan rosario bersama ataupun memadahkan Sanctus, kita menghentikan apapun yang tengah kita lakukan ketika misdinar membunyikan lonceng kecil guna memaklumkan saat konsekrasi. Imam akan membungkuk dalam di hadapan roti dan piala dan mengucapkan kata-kata Yesus dalam Perjamuan Malam Terakhir: “Inilah tubuh-Ku… Inilah piala darah-Ku….” Itulah saat penting dalam Misa. Sekarang kita melihat bahwa keseluruhan Doa Syukur Agung adalah penting.<br />
<br />
<b>Suatu Struktur yang Lestari</b><br />
<br />
Guna memahami Doa Syukur Agung sebagai suatu keseluruhan, bayangkan sejenak seorang remaja berbicara kepada ayahnya pada suatu Sabtu sore: “Papa adalah ayah terbaik yang pernah dapat dimiliki seorang anak. Papa bekerja keras bagi kami sepanjang minggu agar tersedia makanan di atas meja dan memastikan segala kebutuhan kami terpenuhi. Aku yakin Papa lelah dan ingin beristirahat di rumah malam ini dan menonton televisi. Bolehkah aku pinjam kunci mobilnya, Pap?”<br />
<br />
Terkadang saya mempergunakan contoh yang agak sekuler ini untuk menggambarkan struktur Doa Syukur Agung. Jika kita mengamati dengan cermat teks-teks Doa Syukur Agung yang dipergunakan Gereja sepanjang berabad-abad di berbagai belahan dunia, kita dapati bahwa semuanya memiliki bentuk tiga-bagian yang serupa, yakni berakah (Ibrani: doa berkat). Pertama-tama, kita menyapa dan memberkati Allah; kedua, penuh syukur kita mengenangkan hal-hal mengagungkan yang telah dilakukan Allah demi menyelamatkan kita; dan ketiga, kita mengajukan permohonan.<br />
<br />
<b>Kenangan Penuh Syukur</b><br />
<br />
Doa Syukur Agung diawali dengan dialog “Tuhan bersamamu…. Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan….” Disini kita memulai berakah kita. Pertama kita menyapa dan memberkati Allah: “Sungguh kuduslah Engkau, ya Bapa, sumber segala kekudusan….” Kemudian dengan penuh syukur kita mengenangkan karya keselamatan Allah: “Engkau telah menciptakan semesta alam…” (Prefasi Minggu V). Sementara perbuatan-perbuatan ajaib Allah dikisahkan, kita tak dapat menahan sukacita dan kita bermadah dengan lantang, “Wow, wow, wow!” Betapa Allah sungguh mengagumkan! Dalam bahasa ritual Misa, seruan ini mengambil bentuk, “Kudus, Kudus, Kudus”.<br />
<br />
Dan kita terus mengenangkan perbuatan-perbuatan besar Allah. Kita mengenangkan Perjamuan Malam Terakhir dan peristiwa-peristiwa Kamis Putih. Kita mengingat bagaimana “Pada hari sebelum menderita sengsara, dalam perjamuan malam terakhir, Ia mengambil roti dan memuji Bapa, memecah-mecahkan roti itu, dan memberikannya kepada murid-murid-Nya….” Kita mengenangkan peristiwa-peristiwa Jumat Agung dan Minggu Paskah: sengsara, wafat dan kebangkitan mulia Kristus.<br />
<br />
Tetapi dalam mengenangkan Misteri Paskah ini kita tak sekedar mengingat peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau. Kenangan liturgis ini - disebut anamnesis (dari bahasa Yunani: mengingat, mengenang) - menjadikan kita hadir dalam suatu cara yang misterius dalam peristiwa-peristiwa mendasar iman kita. Dan “Dalam anamnese… Gereja… menyampaikan kepada Bapa kurban PutraNya, yang mendamaikan kita dengan Dia” (Katekismus Gereja Katolik, #1354).<br />
<br />
<b>Apakah yang Kita Doakan?</b><br />
<br />
Sekarang setelah kita mengenangkan dan menjadi hadir dalam misteri-misteri agung keselamatan, kita mengajukan permohonan kita - epiklesis (dari bahwa Yunani: permohonan) “Dalam epiklese Gereja memohon kepada Bapa untuk mengirimkan Roh KudusNya… atas roti dan anggur, supaya mereka dengan kekuatan-Nya menjadi tubuh dan darah Yesus Kristus, sehingga mereka yang mengambil bagian dalam Ekaristi menjadi satu tubuh dan satu roh” (Katekismus Gereja Katolik, #1353).<br />
<br />
Inilah yang kita doakan: Kita memohon kepada Allah untuk mengutus Roh untuk mengubah roti dan anggur dan untuk mengubah kita agar kita menjadi Tubuh Kristus! “Kuatkanlah kami dengan tubuh dan darah-Nya, penuhilah kami dengan Roh Kudus-Nya, agar kami sehati dan sejiwa dalam Kristus” (Doa Syukur Agung III).<br />
<br />
<b>Dua Bagian, Satu Permohonan</b><br />
<br />
Dalam banyak tradisi liturgis (misalnya Ritus Byzantine, Syrian dan Koptic) kedua permohonan Epiklesis dipanjatkan bersama, sesudah Anamnesis. Dalam doa Romawi kita, epiklesis dipisahkan. Kita mendoakan bagian pertama epiklesis, memohon Roh untuk mengubah roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus, sebelum anamnesis Perjamuan Malam Terakhir. Kita mendoakan bagian kedua epiklesis, memohon Roh untuk mengubah kita menjadi tubuh Kristus, sesudah anamnesis.<br />
<br />
Tetapi bahkan meski epiklesis dipecah menjadi dua, sebagaimana dalam doa-doa Romawi kita sekarang ini, kedua bagian permohonan ini adalah satu. Doa Syukur Agung tak hanya memohon Roh Kudus mengubah roti dan anggur; tetapi juga memohon Roh Kudus mengubah Gereja!<br />
<br />
<b>Lebih Banyak Permohonan - dan Bersulang</b><br />
<br />
Sementara kita ada dalam kerangka pikiran permohonan, kita memohon Allah untuk memberkati paus, uskup setempat dan segenap Gereja. Kita memohon Allah untuk mengingat mereka yang telah meninggal dunia dan membawa mereka ke hadirat-Nya. Akhirnya kita berdoa demi kepentingan diri kita sendiri. Kita berdoa agar kita dapat suatu hari kelak menggabungkan diri dengan Maria dan segenap para kudus di meja perjamuan surgawi. Dan di sana, kita akan memuliakan dan memuji Allah melalui Yesus Kristus.<br />
<br />
Sementara kita merindukan hari yang mulia itu, kita mengangkat suara saat imam mengangkat roti dan anggur dan mengucapkan kata-kata sulang suatu doa kemuliaan (doksologi): “Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, bagi-Mu, Allah Bapa yang Mahakuasa, dalam persekuatuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan (Yunani: doxa) sepanjang segala masa.” Amin kita pada doa ini menyatakan persetujuan dan partisipasi kita dalam keseluruhan Doa Syukur Agung.<br />
<br />
<b>Mengalami Doa</b><br />
<br />
Marilah kembali ke pertanyaan dengan mana kita memulai artikel ini: Bagaimanakah kita mendoakan Doa Syukur Agung? Saya menyarankan yang berikut. Ketika kalian mendengarkan undangan untuk mengingat perbuatan-perbuatan mengagumkan Allah, gunakan kenangan-kenangan ini untuk membangkitkan kenanganmu sendiri. Bagaimanakah Allah telah berperan aktif dalam hidupmu? Bagaimanakah Allah telah memberkatimu? Kenangan-kenangan ini secara alami akan menghantar pada perasaan penuh terima kasih dan syukur.<br />
<br />
Sementara kalian mengenangkan (= anamnesis) peristiwa-peristiwa agung Kamis Putih, Jumat Agung dan Paskah, sadarilah bahwa kalian hadir dalam peristiwa-peristiwa itu. Bayangkan dirimu sendiri bersama para rasul ada di meja bersama Yesus dalam Perjamuan Malam Terakhir. Dengarkan percakapan mereka. Apakah yang hendak kau katakan kepada Yesus? Bagaimanakah perasaanmu berdiri di kaki salib? Apakah yang hendak kau katakan saat engkau berjumpa dengan Kristus yang bangkit?<br />
<br />
Ketika imam mengundang kalian untuk “menyatakan misteri iman”, tanggapilah dengan semangat kagum dan takjub di hadirat Allah - satu dari ketujuh karunia Roh Kudus yang kalian terima dalam Sakramen Krisma.<br />
<br />
Sementara doa bergerak ke permohonan (epiklesis) mohonlah Roh Kudus untuk turun atas kalian dan atas tiap-tiap orang yang hadir, agar Roh mengubah kita menjadi tubuh Kristus. Apakah yang menghambat perubahan ini? Apakah yang harus engkau tinggalkan agar dapat sungguh mengikuti Yesus? Apakah yang menghalangimu untuk sungguh mengasihi mereka yang ada di sekelilingmu?<br />
<br />
Ketika kita mempersembahkan semua ini kepada Allah, kita secara pribadi masuk ke dalam kurban Kristus. Mohonlah rahmat Komuni (Cum-union = persatuan dengan) - rahmat persatuan dengan segenap saudara dan saudari kita, dengan Kristus, dan sungguh dengan Allah Tritunggal, sebab inilah tujuan kurban ekaristik: persatuan sukacita dengan Allah.<br />
<br />
Sekarang kita mengarahkan perhatian kita pada kepentingan-kepentingan tubuh Kristus - kepentingan paus, Gereja universal, uskup dan Gereja lokal - damai, kemurahan hati, keadilan, belas kasihan. Kita berdoa bagi mereka yang telah meninggal dunia. Akhirnya, sepenuh hati kita menggabungkan suara dalam Amin agung yang mengakhiri Doa Syukur Agung sementara imam mengunjukkan Roti dan Piala dan bersulang kepada Allah: “Segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa.”<br />
<br />
Saya mendapati bahwa cara mendoakan Doa Syukur Agung seperti ini telah amat memperkaya pemahaman saya akan Ekaristi dan menarik saya terlebih aktif dalam Perayaan Misa. Saya harap demikian pula halnya dengan kalian.<br />
<br />
Ketika kita telah usai mendoakan Doa Syukur Agung, doa terutama dan teragung kita, kita sampai pada Ritus Komuni - subyek dari seri selanjutnya.<br />
<br />
<i>* Fr. Thomas Richstatter, O.F.M., has a doctorate in liturgy and sacramental theology from the Institute Catholique de Paris. A popular writer and lecturer, Father Richstatter teaches courses on the sacraments at St. Meinrad (Indiana) School of Theology.<br />
<br />
sumber : “Our Greatest and Best Prayer,” Eucharist: Jesus With Us by Thomas Richstatter, O.F.M.; Copyright St. Anthony Messenger Press; www.americancatholic.org; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net</i><br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-80143868080458119612019-11-13T21:32:00.002+07:002019-11-13T21:36:32.464+07:00Memahami Makna Kolekte<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimvP8_ATYujSoyA7RT0FKDnVrqLdB6MUjfh9IcDiAZfOOKutS8kIaw2g8q9fHaRLKFgXXEHSyqksk5KRCNw71Tu74ALMZZ_XlLVSwAoJb330jghMdXyPrM_oUj9wDSqP5MJlIUmhmIyQA/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimvP8_ATYujSoyA7RT0FKDnVrqLdB6MUjfh9IcDiAZfOOKutS8kIaw2g8q9fHaRLKFgXXEHSyqksk5KRCNw71Tu74ALMZZ_XlLVSwAoJb330jghMdXyPrM_oUj9wDSqP5MJlIUmhmIyQA/s320/images.jpg" width="200" height="200" data-original-width="215" data-original-height="165" /></a></div>Kolekte dalam liturgi mengingatkan kita akan kebiasaan orang Israel untuk mempersembahkan kepada Tuhan hasil karya yang pertama, baik hewan maupun hasil panen perdana (Kel 27:7; Im 1:3; Im 23:10-13; Ul 26:2). Orang-orang Israel mengenal kebiasaan memberi dua persepuluhan, yang menjadi tanda syukur atas anugerah dari Tuhan berupa hasil ternak dan panen. Secara konkret pemberian itu digunakan untuk memberi makan kepada kaum Lewi yang menjalankan fungsi pelayanan sebagai imam. Sebagian lagi diberikan kepada orang-orang miskin yang sangat membutuhkan pertolongan.<br />
<br />
Kebiasaan mempersembahkan persepuluhan ini diteruskan juga oleh para pengikut Kristus. Banyak Gereja mempraktekkan cara persembahan ini. Besarnya persembahan itu bisa tepat sebagai persepuluhan, tetapi ada juga pemberian yang kurang atau bahkan lebih dari persepuluhan. Ada yang memberikannya di luar perayaan liturgis tetapi ada yang melakukannya sebagai bagian utuh dari perayaan liturgis. Kita mengenal bentuk pemberian sebagian dari hasil karya atau pendapatan kita pada saat perayaan liturgis dengan nama kolekte.<br /><span id="fullpost">
<br />
Pada hari Minggu, Hari Raya atau hari-hari perayaan khusus, biasanya dibuat kolekte untuk disatukan dengan bahan persembahan roti dan anggur serta bahan persembahan lain yang diarak ke altar agar diambil oleh pemimpin perayaan yang bertindak selaku Kristus yang menghargai setiap pemberian sekecil apa pun (bdk. Mat. 14:15-19). Kolekte bersama bahan persembahan lainnya seharusnya diterima dengan penuh sukacita dan dihargai dengan meletakkannya di suatu tempat yang pantas, sebaiknya dekat altar (bukan di atas meja altar), karena di atas altar hanya diletakkan bahan korban syukur Yesus Kristus yaitu roti dan anggur ((Pedoman Umum Misale Romawi no. 73 dan 140 (terj. dari Institutio Generalis Missalis Romani, editio typica tertia 200, oleh Komisi Liturgi KWI, Jakarta 2002), hlm. 53 dan 75. Selanjutnya disingkat PUMR.)) yang akan diubah menjadi Tubuh dan Darah Yesus Kristus.<br />
<br />
<b>Makna kolekte</b><br />
<br />
Apa saja yang dikumpulkan untuk dipersembahkan dan apa maknanya? Dalam praktek Gereja abad III, selain roti dan anggur untuk Ekaristi, dipersembahkan juga minyak, lilin, gandum, buah anggur dan barang bernilai lainnya. Pada abad pertengahan muncul kebiasaan mengumpulkan derma dalam bentuk uang sebagai bagian dari persiapan persembahan. ((P.Visentin, “Eucaristia”, dalam Domenico Sartore e Achille M.Tricca (ed.), Nuovo Dizionario di Liturgia (Edizioni Paoline, Roma, 1983), hlm 497; Bdk. P.Bernard Boli Ujan, SVD, Mendalami Bagian-bagian Perayaan Ekaristi (Yogyakarta, 1992), hlm. 44-48.)) Pengumpulan uang derma dapat dilakukan sebagai awal persiapan persembahan. Inilah yang disebut kolekte. ((Tata Perayaan Ekaristi (Ordo Missae), Buku Imam (Terj. Komisi Liturgi KWI, Jakarta 2008), no. 19, hlm. 37. Selanjutnya disingkat TPE.)) Selain asal usul kata kolekte, juga konteks liturgis persiapan persembahan ini turut memberi makna pada kegiatan kolekte itu.<br />
<br />
Kata kolekte berasal dari collecta (bahasa Latin) yang berarti sumbangan untuk makan bersama, pengumpulan, rapat atau sidang. ((P. Th. L Verhoeven, SVD, dan Marcus Carvallo, Kamus Latin-Indonesia (Ende, Penerbit Ledalero, Maumere 1969), hlm. 163.)) Istilah yang sama ini (collecta) dalam tradisi liturgi dipakai untuk persekutuan beriman yang terbentuk sebagai satu kelompok doa di suatu tempat (gereja). Di Roma pada abad-abad pertama biasanya umat berkumpul di salah satu gereja “statio”. Di sana mereka berdoa bersama lalu berarak bersama-sama menuju tempat perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Paus di sebuah gereja lain sambil berdoa dan bernyanyi. ((Mengenai sejarah Ekaristi di gereja statio di Roma, lihat Marcel Metzger, “The History of the Eucharistic Liturgy in Rome” dalam Anscar J.Chupungco, O.S.B. (ed.), Handbook for Liturgical Studies: The Eucharist (A Pueblo Book, The Liturgical Press Collegeville, Minnesota, 1997), hlm. 110-114)) Selanjutnya istilah collecta dipakai juga sebagai nama untuk Doa Pembuka dalam perayaan Ekaristi, karena doa itu yang diucapkan secara lantang oleh imam pemimpin sebenarnya mengumpulkan dalam rumusan yang singkat-padat semua intensi atau maksud hati dari umat beriman yang hadir (yang berdoa dalam hati dalam keheningan sesudah ajakan imam: “Marilah berdoa”). ((PUMR, no. 54; Bdk. Vincenzo Raffa, Liturgia eucaristica, mistagogia della messa: dalla storia e dalla teologia alla pastorale practica (Edizioni Liturgiche, Roma, 1998), hlm. 68-69; P.Bernard Boli Ujan, SVD, Op.Cit. hlm. 23-24.)) Maka collecta dalam arti pengumpulan uang (kolekte) sebagai bagian dari persiapan persembahan mempunyai hubungan erat sekali dengan persatuan-persaudaraan dan dengan doa.<br />
<br />
Kolekte tidak hanya sekedar memberikan sesuatu dari diri sendiri kepada orang lain, tetapi kolekte itu mempererat persatuan-persaudaraan antara kita dengan orang lain yang menerima sesuatu dari diri kita. Kolekte adalah bagian dari doa yang mempersatukan kita sebagai saudara saudari dalam Tuhan. Kita bisa berdoa dengan kata-kata, dengan nyanyian, dengan sikap-gerak, tetapi juga dengan pemberian (kolekte). Aspek penting dari doa yang seharusnya mewarnai juga pemberian (kolekte) adalah syukur-pujian atas anugerah yang telah diterima dan atas kesempatan untuk berbuat baik dengan meneruskan anugerah itu kepada orang lain yang membutuhkannya meskipun orang-orang itu tidak kita kenal. Inilah makna liturgis penting dari kolekte: bersama-sama mengumpulkan sesuatu untuk kepentingan banyak orang lain. Maka semakin kita rela memberi (kolekte) semakin kita tahu bersyukur (dalam Doa Syukur Agung), semakin kita bersatu padu dengan saudara-saudari yang lain dan dengan Tuhan sendiri sebagai sumber anugerah (dalam komuni).<br />
<br />
Menurut tradisi liturgi memang pernah ada semacam syarat untuk boleh menerima komuni (menyambut Tubuh dan Darah Yesus Kristus), yaitu selain berada dalam keadaan pantas-layak karena penuh rahmat dan tidak berdosa berat, juga kalau penerima komuni itu telah membawa dan memberi sesuatu sebagai bagian dari kolekte pada saat persiapan persembahan. ((“Dalam sinode Elvira (awal abad IV) ditegaskan bahwa umat yang membawa persembahan adalah umat yang ikut komuni. Maka persembahan itu dibawa hanya oleh orang yang telah dipermandikan dan mau berpartisipasi lebih penuh sebagai umat beriman yang sudah dipilih menjadi imam rajawi. Di daerah Gallia terdapat kebiasaan menyebut nama orang yang membawa pesembahan dalam doa persembahan. Tetapi di Roma tidak ada tradisi itu.” P.Bernard Boli Ujan, SVD, Op.Cit. hlm. 45-46.)) Ada hubungan yang erat antara kolekte dan komuni dalam perayaan Ekaristi. Dalam hal ini kolekte tidak “membeli komuni”. Kalau kita memberi dengan penuh rasa syukur, dengan sendirinya kita mengalami persaudaraan-persatuan sejati bersama sesama dan Tuhan yang dirayakan secara sakramental dalam komuni.<br />
<br />
<b>Semangat yang benar</b><br />
<br />
Dalam konteks persiapan persembahan, membuat kolekte berarti memberikan bagian dalam mempersiapkan bahan kurban syukur Yesus Kristus. Maka urutan perarakan dan penyerahan bahan-bahan persembahan adalah: pertama-tama roti dan anggur (yang akan menjadi Tubuh dan Darah Yesus Kristus) lalu bahan-bahan lain dan kolekte. ((Bdk. Peter J. Elliott, Ceremonies of the Modern Roman Rite: The Eucharist and the Liturgy of the Hours, A Manula for Clergy and All Involved in Liturgical Ministries (Ignatius Press, San Francisco, 1995), hlm. 100-105.)) Itu berarti kita tidak mengandalkan atau mengutamakan pemberian-kurban kita, tetapi menomorsatukan pemberian-kurban Yesus Kristus. Bila demikian kita terhindar dari sikap “memberi sambil menuntut balasan dari Tuhan” alias do ut des (Latin = saya beri supaya engkau membalas). Yesus sendiri memberi seluruh diri-Nya sebagai kurban syukur pujian kepada Bapa, tanpa menuntut apa-apa dari Bapa sebagai gantinya. Maka ganti memberi sambil menuntut, kita akan memberi dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan yang selalu memperhatikan kebutuhan-kebutuhan kita. Kehadiran orang yang berkekurangan bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk meneruskan kebaikan dan perhatian Tuhan yang berlimpah-limpah itu seraya mendorong orang-orang lain untuk selalu bersyukur kepada Tuhan, dan bukan terutama kepada kita. Itulah sebabnya Yesus mengingatkan kita untuk memberi dengan tangan kanan sedemikian rupa sehingga tangan kiri tidak mengetahuinya (bdk Mat 6:3).<br />
<br />
Bila dirayakan Ibadat Sabda tanpa Ekaristi, ada kemungkinan membuat kolekte pada Ritus Penutup ibadat sebelum pengutusan dan berkat. Itu berarti kolektenya diberikan dalam konteks pengutusan ke tengah dunia. Kolekte lalu menjadi satu bentuk dari kesaksian iman bagi banyak orang lain yang dilayani dalam hidup harian. Selanjutnya dengan kolekte itu orang yang menerimanya dapat semakin percaya dan berharap pada Tuhan sumber kekuatan dan hidup. Maka kita tidak memberi kepada orang lain untuk membuat mereka menjadi malas dan kurang berusaha berdikari. Patut disesali bila kita enggan memberi kolekte hanya karena berprasangka bahwa pemberian cuma-cuma itu akan membuat si penerima kurang bersemangat untuk mencari jalan keluar mengatasi kekurangannya.<br />
<br />
<b>Untuk siapa?</b><br />
<br />
Untuk siapa kolekte itu digunakan? Sejak abad-abad pertama umat beriman membuat kolekte dengan tujuan menopang hidup para pelayan altar, mengatasi kemiskinan orang-orang papa, dan memenuhi kebutuhan rumah Allah atau tempat ibadat. Para pelayan altar yang menjalankan tugas-tugas pengabdian bagi banyak orang lain termasuk memimpin perayaan-perayaan liturgis sepantasnya mendapat dukungan materi dan keuangan selain dukungan moril serta rohani agar dapat sehat, kuat dan tekun memberikan pelayanan sebagaimana mestinya. Bagi orang-orang miskin dan berkekurangan kolekte itu dapat membantu menciptakan keadilan untuk lebih banyak orang. Santo Yustinus dalam abad ke-tiga mengingatkan orang Kristen untuk tidak melalaikan kewajiban menolong orang miskin. Ia menulis dalam Apologia I, no. 65: “Orang-orang yang berada dalam kelimpahan kalau ingin menyumbang hendaknya meletakkan itu di dekat si pemimpin yang akan menggunakannya untuk membantu yatim piatu dan para janda, orang miskin yang sakit, para narapidana, orang-orang asing disekitarnya dan semua orang yang sangat membutuhkannya.” ((Lihat terjemahan dalam bahasa Inggris oleh R.C.D. Jasper & G.J.Cuming, Prayers of the Eucharist, 2nd ed. (New York, 1980), hlm. 20. Bdk. Herman Wegman, Christian Worship in East and West: A Study Guide to Liturgical History (terj. Gordon W. Lathrop dari teks asli Geshiedenis van de Christelijke Eredienst in het Westen en in het Oosten, Pueblo Publishing Company, New York, 1985), hlm. 42.)) Kemudian St. Agustinus kembali mencanangkan kewajiban orang Kristiani untuk memberi kolekte buat orang miskin. ((Bdk. Joseph A. Jungmann, The Mass of the Roman Rite: Its Origins and Development Vol. Two (Benzinger Brothers, Inc., New York, 1955) hlm. 1-41.))<br />
<br />
Kolekte merupakan tanda solidaritas dengan orang-orang kecil, juga dengan keluarga, lingkungan, wilayah dan paroki bahkan keuskupan atau siapa saja yang menderita kekurangan tanpa batas wilayah maupun agama. Maka di beberapa tempat kolekte itu menjadi sumber untuk membentuk dana solidaritas. Ada banyak tempat yang membutuhkan dana untuk membangun dan memperlengkapi kebutuhan rumah sakit, panti asuhan atau rumah para lansia, selain rumah ibadat dan pastoran atau gedung paroki dan ruang serba guna untuk berbagai kegiatan umum.<br />
<br />
Dalam kenyataan ada banyak paroki yang jumlah kolektenya setiap minggu mencapai jutaan bahkan puluhan juta rupiah. Namun tidak dapat disangkal bahwa banyak paroki hanya berhasil mengumpulkan kolekte mingguan sebanyak ratusan ribu atau bahkan hanya puluhan ribu rupiah. Mengapa? Umumnya orang langsung menunjukkan sebab perbedaan itu dalam tingkat kesejahteraan hidup para anggota persekutuan beriman di paroki masing-masing. Kolektenya besar karena umatnya kebanyakan kaya raya, kolektenya sedikit karena umatnya sebagian besar terdiri dari orang miskin. Mungkin ada benarnya, tetapi belum tentu selalu demikian.<br />
<br />
http://www.katolisitas.org/<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-27260118918737019862019-11-12T08:32:00.002+07:002019-11-12T08:39:37.535+07:00Menggali Makna Ritus Damai<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGPRh8t6x_M7ZbsH84h7WvP3lfGuBlhZQVAGEoxY_uMEviEi4MEfWyt26fAWEj7-_hpbD84UvRxwS5b1Z4VzuwIyYMULDYHHKfT1JH9M0p9lhDikS2dYcOuyMaInZK6kDXea9BEaFim3k/s1600/salam-damai.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGPRh8t6x_M7ZbsH84h7WvP3lfGuBlhZQVAGEoxY_uMEviEi4MEfWyt26fAWEj7-_hpbD84UvRxwS5b1Z4VzuwIyYMULDYHHKfT1JH9M0p9lhDikS2dYcOuyMaInZK6kDXea9BEaFim3k/s400/salam-damai.jpg" width="200" height="125" data-original-width="273" data-original-height="185" /></a></div>Pada masa-masa Gereja awal, ritus damai biasa ditempatkan sesudah pelayanan atau liturgi sabda. Hal ini tampak seperti pada laporan Santo Yustinus Martir dan Hipolitus. Ritus damai di situ lebih untuk mengungkapkan damai dan rekonsiliasi dalam hidup umat beriman sebagai persiapan untuk memasuki Liturgi Ekaristi. Gagasannya kiranya dikaitkan dengan khotbah Yesus di bukit: "Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu" (Mat 5:23-24).<br />
<br />
Model Ritus Damai yang diletakkan sebelum DSA seperti itu masih terdapat dalam liturgi Gereja Timur. Namun, sejak Paus Gregorius Agung, ritus damai di liturgi Barat dipindahkan sesudah DSA atau sesudah doa Bapa Kami karena lebih untuk mempersiapkan penerimaan komuni.<br /><span id="fullpost">
<br />
Penempatan ritus damai sesudah doa Bapa Kami dimaksudkan: “Gereja memohon damai dan kesatuan bagi Gereja sendiri dan bagi seluruh umat manusia, sedangkan umat beriman menyatakan persekutuan dan cinta kasih satu sama lain sebelum dipersatukan dengan Tubuh Kristus" (PUMR 82). Dengan demikian, Salam Damai yang dilangsungkan bukan pertama-tama demi saling memaafkan, namun lebih untuk mengungkapkan persekutuan dan kesatuan hidup bersama dalam damai.<br />
<br />
Ada tiga bagian dalam ritus damai ini.<br />
<i>Pertama</i>, undangan imam kepada jemaat untuk berdoa dan sekaligus doanya sendiri untuk memohon damai. Damai yang dimohon bukan sekadar suatu damai yang disebabkan karena tidak adanya. perang atau konflik. Damai, menurut arti. kata Ibrani-Aram shalom, menunjuk suatu pengertian yang mencakup seluruh dimensi penyelamatan Mesias, termasuk kesejahteraan lahir dan batin, jiwa dan badan.<br />
<br />
<i>Kedua</i>, sapaan imam kepada umat akan Damai Tuhan yang menyertai mereka. "Damai Tuhan bersamamu" dan umat menjawab: "Dan bersama rohmu". Saat imam mengucapkan "Damai Tuhan bersamamu” itu, ia mestinya merentangkan tangan secara lebar-lebar, seolah-olah hendak memeluk semua hadirin, Perentangan tangan tersebut mestinya berbeda dari rentangan tangan saat memimpin doa-doa presidensial.<br />
<br />
<i>Ketiga</i>, sesudah ajakan untuk saling memberikan salam damai, imam dan umat beriman saling menyampaikan sa1am damai dalam bentuk konkrit dan lahiriah, misalnya bersalaman atau saling membungkuk, atau di tempat tertentu dengan saling berpelukan atau mencium. Namun, bagaimana sebaiknya salam damai disampaikan, itu diserahkan pada kekhasan dan kebiasaan masing-masing daerah sesuai dengan ketentuan dari Konferensi Uskup.<br />
<br />
Sumber : Martasudjita,E.Pr., Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral, Yogyakarta: Kanisius 2005.<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-20327002827801032862019-11-11T09:12:00.001+07:002019-11-11T09:14:06.465+07:00Tiga Elemen Ritus Damai<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCi7iERvQle7PPQXVAP31Y7-9rIflcRCtgKsvc6XRnEM26wQYH2sOS1dAJfXlBW37t0_Yl928KJylYMwh3if75eyhL7_eWxv34gldffenF6EBFezsiRg85GrlgB6D5EvO8t_cg7PDu4zs/s1600/5d7b4b545dc6a246772776.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCi7iERvQle7PPQXVAP31Y7-9rIflcRCtgKsvc6XRnEM26wQYH2sOS1dAJfXlBW37t0_Yl928KJylYMwh3if75eyhL7_eWxv34gldffenF6EBFezsiRg85GrlgB6D5EvO8t_cg7PDu4zs/s400/5d7b4b545dc6a246772776.jpg" width="400" height="204" data-original-width="1200" data-original-height="612" /></a></div>
Ritus damai di beberapa tempat menjadi perbincangan hangat seiring dengan munculnya berbagai pertanyaan dan kebingungan mengenainya. Persoalan boleh atau tidaknya “bersalam-salaman” rupa-rupanya masih menjadi perhatian utama bagi sebagian besar umat walaupun dalam konteks liturgi, penjelasan atau katakese tentang ritus damai ini sesungguhnya jauh lebih penting. Bolehkah salam damai dipindahkan “tempatnya” yakni sebelum ritus persembahan? Bolehkah salam damai dihilangkan demi mengurangi kegaduhan yang terjadi karenanya? Masih bolehkah salam damai diiringi dengan nyanyian damai? Apakah umat masih boleh mengucapkan doa damai bersama-sama dengan imam selebran utama? Dan ada banyak pertanyaan lain yang muncul dengan berbagai praktik yang sangat bervariasi di paroki masing-masing.<br /><span id="fullpost">
<br />
Ritus damai dalam tata cara Roma Katolik terdiri dari 3 elemen yakni oratio pacis (doa damai), salutatio pacis (salam damai), invitatio et motio (ajakan dan tata gerak damai). Ketiga elemen ini adalah satu kesatuan utuh yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Akan tetapi, ajakan dan tata gerak damai dalam ritus damai ini tidaklah mutlak diadakan apalagi hanya untuk misa harian (de feriis). Ritus damai termasuk saling bersalaman ditempatkan persis setelah Bapa Kami pada Ritus Komuni dalam Misa sehingga tidak dapat dipindahkan dalam ritus persembahan sebagaimana dalam ritus ambrosian.<br />
<br />
<b><i>Oratio Pacis</i></b><br />
<br />
Elemen yang pertama adalah doa damai. Terjemahan doa damai edisi Indonesia dalam Tata Perayaan Ekaristi (TPE) tahun 2005 adalah: “Saudara-saudari, Tuhan Yesus Kristus, Engkau bersabda kepada para Rasul, "Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu.” Maka merilah kita mohon damai kepada-Nya. Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa”. Lalu umat menjawab: “Amin”. Doa damai ini pertama kali dipakai pada awal abad ke-11. Doa ini dulunya dianggap sebagai persiapan individual imam sebelum komuni. Akan tetapi, saat ini doa damai tersebut diucapkan dengan suara lantang sambil merentangkan tangan.<br />
<br />
Doa damai dalam Misale Romanum 2008 adalah Domine Iesu Christe, qui dixisti Apostolis tuis: Pacem relinquo vobis, pacem meam do vobis: ne respicias peccata nostra, sed fidem Ecclesiae tuae; eamque secundum voluntatem tuam pacificare et coadunare digneris. Qui vivis et regnas in sǽcula sǽculorum. Terjemahan yang kurang lebih mendekati teks asli adalah: “Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah bersabda kepada para rasul-Mu: Damai-Ku Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu: janganlah memperhatikan dosa kami, tetapi iman Gereja-Mu; dan berkenanlah mendamaikan serta menyatukannya menurut kehendak-Mu. Engkau yang hidup dan meraja sepanjang segala abad” (terjemahan tidak resmi). Dalam doa damai ini, terdapat anamnesis yang disebut sebagai pewartaan dan janji damai yang berasal dari Kristus. Selain itu, ada juga epiklesis yang memohon kesatuan dan damai bagi Gereja. Hal ini juga berlaku secara khusus untuk mempersatukan umat dalam perayaan Ekaristi.<br />
<br />
<b><i>Salutatio Pacis</i></b><br />
<br />
Elemen yang kedua adalah salam damai. Salam yang dimaksud bukanlah bersalam-salaman melainkan sapaan atau kata-kata damai yang diucapkan oleh imam selebran kepada umat. Damai yang berasal dari Kristus dibagikan kepada umat yang hadir dalam misa. Pax Domini sit semper vobiscum atau Semoga damai Tuhan selalu bersamamu. Landasan biblisnya dapat dilihat dalam Yoh 20: 19. 21 yakni: “Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!”; Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa megutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu”. Ada dua kata yang hilang dalam terjemahan TPE 2005 yakni kata sit (bentuk conjucntivus yang dapat diterjemahkan dengan kata “semoga”) dan semper yang dapat diterjemahkan dengan kata “selalu” atau “senantiasa”.<br />
<br />
<b><i>Invitatio et Motio Pacis</i></b><br />
<br />
Elemen yang ketiga adalah ajakan dan tata gerak damai. Ajakan atau undangan damai yang diucapkan oleh diakon atau imam selebran (kalau tidak ada diakon) dengan kata-kata: offerte vobis pacem atau “Marilah saling menyatakan salam damai (TPE 2005). Rubrik menuliskan pro opportunitate pada saat ritus ini yakni dilakukan bila perlu atau bila dibutuhkan.<br />
<br />
Tata gerak yang dimaksud adalah saling memberikan salam damai sebagai ciri khas tata gerak damai di Indonesia secara umum. Tata gerak damai bisa didasarkan pada kata-kata Santo Yustinus dalam Apologia I, 65; 67 yang pertama kali memakai istilah “tanda damai” dalam Misa, yang juga dikutip oleh Katekismus Gereja Katolik no 1345 yakni “Sesudah kami menyelesaikan doa-doa, kami saling memberi salam dengan ciuman”. Ciuman damai dihubungkan dengan beberapa sumber biblis yang dipakai sebagai dasar dari ritus damai:<br />
<br />
<i> Rm 16: 16 Bersalam-salamlah kamu dengan cium kudus. Salam kepada kamu dari semua jemaat Kristus.<br />
1 Kor 16: 20 Salam kepadamu dari saudara-saudara semuanya. Sampaikanlah salam seorang kepada yang lain dengan cium kudus.<br />
1 Tes 5: 26 Sampaikanlah salam kami kepada semua saudara dengan cium yang kudus.<br />
1 Pet 5: 14 Berilah salam seorang kepada yang lain dengan cium yang kudus. Damai sejahtera menyertai kamu sekalian yang berada dalam Kristus. Amin.<br />
</i>
<br />
Selama beberapa abad, tata gerak damai yang dilakukan adalah dengan cara cium damai atau dalam bahasa indonesia cipika-cipiki damai tetapi tidak berlaku untuk para katekumen menurut Tradisi Apostolik. Ordo Romanus I menyatakan bahwa tata gerak damai diberikan secara hirarkis. Sekitar abad ke-9, selebran utama mencium altar sebagai simbol damai yang berasal dari Kristus, lalu disampaikan pada diakon kemudian dilanjutkan oleh subdiakon dan beberapa klerus lain serta umat yang hadir.<br />
<br />
Dalam Misale Romawi editio typica tertia 2008, cara saling memberikan salam damai ditetapkan oleh Konferensi Wali Gereja masing-masing sesuai dengan kekhasan dan kebiasaan masing-masing bangsa. penetapan itu membutuhkan recognitio dari Takhta Apostolik. Ritus damai ini dimaksudkan untuk memohon damai dan kesatuan bagi Gereja sendiri dan bagi seluruh umat manusia, sedangkan umat beriman, menyatakan persekutuan jemaat dan cinta kasih satu sama lain sebelum dipersatukan dalam Tubuh Kristus (bdk. PUMR 82, 390 dan bdk. Redemptionis Sacramentum no. 72). Akan tetapi, perlulah mempertahankan kebiasaan seturut Ritus Romawi, untuk saling menyampaikan salam damai menjelang komuni. Sesuai dengan tradisi Ritus Romawi, kebiasaan ini bukanlah dimaksudkan sebagai rekonsiliasi atau pengampunan dosa, melainkan mau menyatakan damai, persekutuan dan cinta sebelum menyambut Ekaristi Mahakudus (RS no. 71).<br />
<br />
Dengan persetujuan Paus Fransiskus, pada tanggal 8 Juni 2014, Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Disiplin Sakramen, yang ditandatangani oleh prefeknya Kardinal. Antonio Canizares Llovera, dan Sekretarisnya, Uskup Arthur Roche, mengirim surat edaran kepada Konferensi para Uskup untuk mengatur beberapa hal berkaitan dengan “salam damai” dalam Misa:<br />
<br />
Tidak ada pengantar dalam “lagu salam damai” menurut Ritus Romawi.<br />
Para umat beriman seyogyanya saling memberikan salam-damai hanya kepada orang-orang yang ada di dekatnya dan dengan cara yang pantas.<br />
Imam boleh memberikan salam damai kepada para pelayan, namun tidak meninggalkan panti imam agar jalannya perayaan jangan terganggu.<br />
Dalam tradisi Romawi, memang tidak ada lagu atau nyanyian “salam damai” karena waktu untuk ritus ini sangat singkat dan saling memberikan salam damai bagi orang yang dekat-dekat saja.<br />
<br />
Demikianlah penjelasan ritus damai ini, semoga bisa bermanfaat untuk praktik kita di tempat masing-masing. Bukan saja untuk melarang-larang nyanyian damai tetapi untuk lebih mendekatkan makna simbolis dari ritus damai yang lebih menekankan aspek persiapan untuk menyambut Tubuh Kristus.<br />
<br />
RP. Riston Situmorang, OSC (Dosen Liturgi Fakultas Filsafat UNPAR)<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-87305755566236710002019-11-05T07:15:00.002+07:002019-11-05T07:18:57.499+07:00Doa Persembahan – Epiklesis Komuni<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjygb4xnwke4fyyvit74A9zW7lqdB1gJLg86sr5nzjFerlZKSrEsMtmNSCnuutvii1tGOkFeQrUZCy1M_QbkdOz1c8PkV4QzeJJKYFXz5KFHXBeGMKYeaizBoaXfiwbHGz23OPBNeoPCdc/s1600/dsc_0110.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjygb4xnwke4fyyvit74A9zW7lqdB1gJLg86sr5nzjFerlZKSrEsMtmNSCnuutvii1tGOkFeQrUZCy1M_QbkdOz1c8PkV4QzeJJKYFXz5KFHXBeGMKYeaizBoaXfiwbHGz23OPBNeoPCdc/s400/dsc_0110.jpg" width="400" height="159" data-original-width="1180" data-original-height="469" /></a></div>
<b>Doa Persembahan</b><br />
Setelah Doa Anamnese, ada suatu doa yang dinamakan Doa Persembahan. Dalam Doa Syukur Agung III, rumusannya dalah sebagai berikut:<br />
<b>“Kami Mohon, pandanglah Gereja-Mu ini dan indahkanlah kurban yang telah mendamaikan kami dengan Dikau ini.”</b><br />
Dalam doa inilah persembahan yang telah dipersiapkan dalam Persiaapan persembahan, terutama roti-anggur – yang kini telah menjadi Tubuh dan Darah Kristus – dipersembahkan kepada Allah.<br /><span id="fullpost">
<br />
Dalam doa ini, sesungguhnya Kristus sendirilah yang mempersembahkan kurban yang menyelamatkan kita, yakni Tubuh dan DarahNya. Doa ini mengundang kita untuk juga belajar mengurbankan diri kepada Allah, serta mempersembahkan apa yang ada pada kita untuk keselamatan sesama.<br />
<br />
<b>Epiklesis Komuni</b><br />
Doa yang memohonkan agar Bapa dengan Roh Kudus-Nya mempersatukan seluruh umat, dinamakan Epiklesis Komuni, yang dalam Doa Syukur Agung III dirumuskan sebagai berikut:<br />
<b>“Kuatkanlah kami dengan Tubuh dan DarahNya, penuhilah kami dengan Roh Kudus-Nya, agar kami sehati dan sejiwa dalam Kristus.”</b><br />
<br />
https://santopauluspku.wordpress.com/<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-20898906073100791962019-11-03T18:33:00.001+07:002019-11-29T21:43:44.949+07:00Epiklesis Konsekrasi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFoifek8Qp1nA11TWwr5lmgWaoDWScqEdlBdTGH1fegvmAB8UT7I26XQ46O3_vk1eggkLi0AVz7ZnZ8Be1rghDU8r-h_XFuOr2Er1pzF6QWAXqWWk6m0ecD-3_3eXQu_aMbXc8t_Js1ys/s1600/d3267-00000eucharist.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="300" data-original-width="440" height="218" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFoifek8Qp1nA11TWwr5lmgWaoDWScqEdlBdTGH1fegvmAB8UT7I26XQ46O3_vk1eggkLi0AVz7ZnZ8Be1rghDU8r-h_XFuOr2Er1pzF6QWAXqWWk6m0ecD-3_3eXQu_aMbXc8t_Js1ys/s320/d3267-00000eucharist.jpg" width="320" /></a></div>
EPIKLESIS (dari bahasa Yunani) yang secara harafiah berarti doa permohonan (=klesis) atas (=epi) persembahan. Secara liturgis diartikan sebagai doa supaya Roh Kudus turun untuk mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus.<br />
Selain itu, Roh kudus juga dimohonkan agar turun untuk mempersatukan seluruh jemaat.<br />
<span id="fullpost">
<br />
<b>Ada dua macam Epilklesis :</b><br />
1. Epiklesis konsekrasi (atas roti dan anggur), yang berbunyi: “Maka kami mohon : kuduskanlah persembahan ini dengan pencurahan Roh-Mu, agar bagi kami menjadi Tubuh dan (+) Darah Putera-Mu terkasih, Tuhan kami, Yesus Kristus” (DSA II).<br />
2. Epiklesis komunio (atas jemaat): “Kami mohon agar kami, yang mnenerima Tubuh dan Darah Kristus, dihimpun menjadi satu umat oleh Roh Kudus”.<br />
<br />
Menyerahkan diri secara efektif kepada Allah mengatasi kemampuan dan kemungkinan seorang manusia, dan hanya mungkin dalam Roh Kudus (lih Rm 8:14.27; 1Kor 2:11; Gal 4:6; Ef 6:18). Maka juga Doa Syukur Agung Gereja tidak mungkin tanpa pertolongan Roh Kudus. Oleh karena itu, di samping anamnese selalu ada suatu epiklese dalam doa ekaristi. Yang dimaksudkan dengan “epiklese” ialah doa permohonan supaya Roh Kudus turun. Dalam kebanyakan Doa Syukur Agung ada dua epiklese, satu supaya roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus (epiklese konsekrasi), dan kedua supaya mereka yang menerima tubuh dan darah Kristus, dipersatukan menjadi Tubuh Kristus yang mistik (epiklese komuni). Jadi permohonan supaya roti dan anggur benar-benar menjadi “tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah”, dan permohonan kedua supaya oleh perayaan ini umat juga dipersatukan sendiri satu sama lain. Dengan demikian epiklese menjadi doa permohonan yang paling pokok dan sekaligus awal segala permohonan yang lain. “Anamnese” termasuk puji-syukur, “epiklese” adalah pokok dan awal permohonan. Dari satu pihak diikuti adat kebiasaan orang Yahudi, dari pihak lain sekarang pengenangan dipusatkan pada wafat dan kebangkitan Kristus, dan permohonan ditujukan terutama pada rahmat Roh Kudus.<br />
<br />
Doa yang memohonkan agar Bapa, dengan Roh Kudus-Nya menguduskan roti-anggur dinamakan Epiklesis Konsekrasi. Rumusannya pada DSA III adalah:<br />
“Maka kami mohon ya, Bapa, sudilah menguduskan persembahan ini dengan Roh-Mu. Agar bagi kami menjadi Tubuh dan (+) Darah PutraMu yang terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus yang menghendaki kami merayakan misteri ini.”<br />
Karena kuasa Roh Kudus yang dimohonkan dalam doa ini, roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus; dan menjadi sumber keselamatan bagi mereka yang akan menyambutnya dalam komuni.<br />
<br />
<b>Peran Roh Kudus</b><br />
Konsili Vatikan II, khususnya melalui <i>Lumen Gentium</i>, menginginkan agar peran Roh Kudus lebih dirasakan dan dirayakan dalam kehidupan Gereja. Maka para pemikir pembaruan liturgi mewujudkannya pula dalam liturgi Gereja. Setiap perayaan liturgi sakramental dan sakramentali tak lepas dari pengaruh Roh Kudus.<br />
<br />
Roh Kudus dipanggil atau diundang melalui rumus doa yang disebut epiclesis (Yunani) atau invocatio (Latin). Epiklesis tak hanya digunakan untuk barang tapi juga orang. Barang yang disucikan oleh Roh Kudus misalnya roti dan anggur dalam Sakramen Ekaristi, sementara untuk orang misalnya calon imam dalam Sakramen Tahbisan.<br />
<br />
Keterlibatan Roh Kudus dalam liturgi tentu tak hanya dalam epiklesis. Sejak awal perayaan, bahkan sejak masa persiapan, Roh yang sama telah berkarya dalam setiap pribadi yang hendak bergabung dalam perayaan itu. Epiklesis adalah undangan khusus sebagai bentuk ekspresi iman Gereja akan peran Roh Kudus dalam kesatuan Allah Tritunggal.<br />
<br />
<b>Epiklesis Konsekrasi Mengandung tiga ciri:</b><br />
<br />
<li>
memohon pencurahan Roh Kudus,</li>
<li>
untuk menguduskan dan mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus,</li>
<li>
agar dapat berdaya guna bagi umat yang mengambil bagian dengan menyantap-Nya.</li>
<br />
Saat itu Kristus dihadirkan secara sakramental melalui daya ucapan dan tindakan-Nya. Epiklesis ini mungkin mudah dikenali karena tata kata dan tata gerak imam secara jelas sudah mengungkapkannya. Meskipun tempatnya sebelum konsekrasi, epiklesis ini sering disebut juga dengan epiklesis konsekrasi, karena memohonkan pengudusan.<br />
<br />
https://pendalamanimankatolik.com/<br />
https://santopauluspku.wordpress.com/<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-79390627098202012932019-11-02T18:43:00.000+07:002019-11-02T18:44:26.017+07:00Aklamasi Anamnese - Doa Anamnese<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimiuvJaTrRl5Go4U1wR-RlOipiP-c61P53V52lEKfnC1gfGh6sb79iEcjYv0GgBlV9_dSqgiExeSUnNGPZLu2ULtDhU4KY2mw7B0lGk4grQErTdYPHlRmEihjGMm_N0VS8GUXdSgDZgig/s1600/doa-amamnexe.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimiuvJaTrRl5Go4U1wR-RlOipiP-c61P53V52lEKfnC1gfGh6sb79iEcjYv0GgBlV9_dSqgiExeSUnNGPZLu2ULtDhU4KY2mw7B0lGk4grQErTdYPHlRmEihjGMm_N0VS8GUXdSgDZgig/s400/doa-amamnexe.jpg" width="400" height="210" data-original-width="1155" data-original-height="607" /></a></div>
Dasar kepercayaan akan kebaikan Tuhan bukanlah khayalan atau teori, melainkan karya agung Tuhan sendiri, yang telah memperlihatkan keagungan dan belaskasihan-Nya. Maka puji-syukur selalu disertai dengan “pengenangan” atau anamnese. Anamnese tidak sama dengan peringatan akan peristiwa yang lampau. Sebaliknya dengan mengenangkan yang lampau, orang mampu menghayati kebaikan Tuhan sekarang (dan berani mengajukan permohonannya juga). Dengan mengenangkan kebaikan Tuhan, orang menempatkan diri dalam arus rahmat, yang tidak pernah berhenti. Kebaikan dan keagungan Tuhan sekarang sama dengan kebaikan dan keagungan yang dahulu pernah dinyatakan-Nya. Padahal bagi orang beriman Kristen, kasih-karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia menjadi nyata dalam Yesus Kristus (lih. Ef 2:7; Tit 2:11).<br /><span id="fullpost">
<br />
Maka pusat pengenangan Doa Syukur Agung adalah Yesus sendiri, khususnya wafat dan kebangkitan-Nya. Ini tidak hanya sesuai dengan perintah pengenangan, tetapi dengan iman Kristen sendiri. Puji-syukur Kristiani menyangkut “kuat-kuasa Allah, yang dikerjakan-Nya dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati” (Ef 1:20). Dengan mengenangkan penyerahan Kristus kepada Bapa-Nya, orang Kristen ikut menghayati dan mengalami penyerahan itu sendiri, dalam kesatuan dengan Kristus, sebab penyerahan Kristus, yang “dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya” (Ibr 7:27), tidak pernah terhapus lagi. Oleh kebangkitan-Nya penyerahan-Nya kepada Bapa diabadikan, sehingga Yohanes melihat-Nya di surga sebagai “Anak Domba yang telah disembelih” (Why 5:6; 13:8). Penyerahan Kristus itu abadi dan mengenangkannya dalam rangka puji-syukur berarti mempersatukan diri dengan kurban Kristus itu.<br />
<br />
<b>Aklamasi Anamnese</b><br />
Sesudah kisah institusi, imam mengajak umat memaklumkan misteri iman dengan berkata,”Marilah mewartakan harapan iman kita.”<br />
Ajakan tersebut ditanggapi umat dengan mennyanyikan Aklamasi Anamnese, “Kristus telah wafat, Kristus telah bangkit, Kristus akan kembali.”<br />
Umat mengenangkan dan mengakui misteri Paskah Kristus yang menyelamatkan, yang mencapai puncaknya dalam kematian, kebangkitan, dan kedatangan-Nya kembali.<br />
<br />
<b>Doa Anamnese</b><br />
Setelah Aklami Anamnese, menyusul suatu doa yang juga mengenangkan Kristus yang wafat, bangkit dan akan kembali. Doa ini disebut Doa Anamnese. Doa ini mengenang kembali misteri Paskah Kristus yang menyelamatkan kita,<br />
<br />
https://pendalamanimankatolik.com/<br />
https://santopauluspku.wordpress.com/<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-59035450892272330962019-11-01T22:18:00.002+07:002019-11-01T22:19:56.613+07:00Tanda Salib<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqjS5Iolfyazp3Ccvy2T80TtkdfZflJfCloPvMXY6Bwqwjb5jUppvxM4n0gjmIPGx6VL972hyphenhyphenAxrlRZ9FkGe4HZ2ZMbm-jYwFuUaHcARMKfz7SFB1A76WY5COp_RtYH4OU-Rkq9Bv7f-M/s1600/signcross.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqjS5Iolfyazp3Ccvy2T80TtkdfZflJfCloPvMXY6Bwqwjb5jUppvxM4n0gjmIPGx6VL972hyphenhyphenAxrlRZ9FkGe4HZ2ZMbm-jYwFuUaHcARMKfz7SFB1A76WY5COp_RtYH4OU-Rkq9Bv7f-M/s400/signcross.jpg" width="400" height="312" data-original-width="400" data-original-height="312" /></a></div>
Setelah perarakan masuk,<br />
Kemudian imam dan umat menandai diri dengan tanda salib sambil berkata: “Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin”<br />
Tanda Salib adalah tata gerak khas Katolik setiap kali mengawali dan mengakhiri Perayaan Ekaristi. Tanda Salib ini harus dibuat dengan hikmat dan cermat.<br /><span id="fullpost">
<br />
<b>Beberapa cara untuk membuat Tanda Salib:</b><br />
1) Gereja-gereja Barat sekarang umumnya membuat tanda salib dengan tangan terbuka, kemudian menyentuhkan ujung jari dengan dahi, dada, bahu kiri dan kanan. Lima jari yang terbuka melambangkan lima luka Kristus.<br />
2) Gereja Barat sebelum abad ke-13 membuat tanda salib dengan formasi dan gerak yang serupa dengan gereja-gereja Timur, yaitu dengan menyatukan ibu jari, telunjuk dan jari tengah – kemudian menyentuhkan ujung jari dengan dahi, dada, bahu kanan lalu kiri. Penyatuan tiga jari melambangkan kesatuan Allah Tritunggal, sedangkan jari manis dan kelingking yang dilipat dan menempel pada telapak tangan melambangkan kesatuan kodrat Ilahi dan insane pada diri Yesus.<br />
<br />
Tidak terlalu penting cara mana yang kita pakai, yang penting adalah apakah kita sungguh menyadari maknanya dan melakukannya dengan penuh penghayatan.<br />
<br />
<b>Beberapa makna tanda salib:</b><br />
<br />
<b>1) Penjelasan St Fransiskus de Sales</b><br />
<br />
a) Pada waktu mengucapkan “Dalam nama Bapa” kita menyentuh dahi untuk mengungkapkan bahwa Bapa adalah Pribadi pertama dari Allah Tritunggal – yang menjadi asal dari Putra dan Roh Kudus.<br />
b) Pada waktu mengucapkan “dan Putra” kita menyentuh dada untuk mengungkapkan bahwa Putra berasal dari Bapa – yang mengutus Dia turun ke rahim perawan Maria.<br />
c) Pada waktu mengucapkan “dan Roh Kudus” kita menyentuh bahu kiri dan kanan untuk mengungkapkan bahwa Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putra, dan bahwa Roh Kudus adalah Sang Kasih yang memadukan Bapa dan Putra, dan bahwa berkat rahmat-Nya kita dapat menikmati karya penebusan Kristus yang membuat kita beralih dari situasi kutuk (bahu kiri) ke situasi rahmat (bahu kanan).<br />
<br />
<b>2) Tradisi dari gereja-gereja Timur</b><br />
“Dan Roh Kudus” dalam gereja-gereja Timur adalah dari Kanan ke Kiri, mengandung arti bahwa<br />
Kristus turun dari Surga (kanan) ke atas bumi (kiri)<br />
Kristus berkarya dari bangsa Yahudi (kanan) – ke babgsa-bangsa lain (kiri).<br />
<br />
<b>3) Seruan Amin</b><br />
Seruan Amin dalam tanda salib menyatakan bahwa kita sepenuhnya percaya akan<br />
Karya penyelamatan adalah karya Allah Tritunggal,<br />
Keselamatan kita datang lewat salib Kristus<br />
<br />
https://santopauluspku.wordpress.com/<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-77580172288468008962019-10-31T21:27:00.001+07:002019-10-31T21:34:36.230+07:00Litani St. Benediktus Dari Nursia <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7mRIY-VO6Q4P0znhty-GZwvrRd2u9RVi1j8MlVmVQaXeTdbC3MyhyCJHjPSDnaX0zMquRZr2FdzLyDj4PiD2IgL88BlMC1qgKA7w3APQ0k9c4XJXBKUgQd8iXuk-muDJuQA_OJMsv1wQ/s1600/stbenedict1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="285" data-original-width="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7mRIY-VO6Q4P0znhty-GZwvrRd2u9RVi1j8MlVmVQaXeTdbC3MyhyCJHjPSDnaX0zMquRZr2FdzLyDj4PiD2IgL88BlMC1qgKA7w3APQ0k9c4XJXBKUgQd8iXuk-muDJuQA_OJMsv1wQ/s1600/stbenedict1.jpg" height="225" width="170"/></a></div>
<div style="text-align: left;"></div><b>Riwayat Santo Benediktus</b><br />
<br />
Santo Benediktus dilahirkan pada tahun 480. Ia berasal dari keluarga Italia yang kaya. Hidupnya penuh dengan petualangan dan perbuatan-perbuatan hebat. Semasa kanak-kanak, ia dikirim ke Roma untuk belajar di sekolah rakyat.<br />
<br />
Tumbuh dewasa sebagai seorang pemuda, Benediktus merasa muak dengan gaya hidup korupsi para kafir di Roma. Benediktus meninggalkan kota Roma dan mencari suatu tempat terasing di mana ia dapat menyendiri bersama Tuhan. Ia menemukan tempat yang tepat, yaitu sebuah gua di gunung Subiako. Benediktus mengasingkan diri selama tiga tahun lamanya.<br />
<br />
Setan sering kali membujuknya untuk kembali ke rumahnya yang mewah dan kehidupannya yang nyaman di sana. Tetapi, Benediktus berhasil mengatasi godaan-godaan tersebut dengan doa dan mati raga. Suatu hari, iblis terus-menerus menggodanya dengan bayangan seorang wanita cantik yang pernah dijumpainya di Roma. Iblis berusaha membujuknya untuk kembali ke kota mencari wanita itu.<br /><span id="fullpost">
<br />
Hampir saja Benediktus jatuh dalam pencobaan. Kemudian ia merasa sangat menyesal hingga menghempaskan dirinya dalam semak-semak dengan duri-duri yang panjang serta tajam. Ia berguling-guling di atas semak duri hingga seluruh tubuhnya penuh dengan goresan-goresan luka. Sejak saat itu, hidupnya mulai tenang. Ia tidak pernah merasakan godaan yang dahsyat seperti itu lagi.<br />
<br />
Setelah tiga tahun, orang-orang mulai datang kepada Benediktus. Mereka ingin belajar bagaimana menjadi kudus. Ia menjadi pemimpin dari sejumlah pria yang mohon bantuannya. Tetapi, ketika Benediktus meminta mereka untuk melakukan mati raga, mereka menjadi marah. Bahkan para pria itu berusaha meracuninya. Benediktus membuat Tanda Salib di atas anggur beracun itu dan gelas anggur tiba-tiba pecah berkeping-keping.<br />
<br />
Di kemudian hari, Benediktus menjadi pemimpin dari banyak rahib yang baik. Ia mendirikan dua belas biara. Kemudian ia pergi ke Monte Kasino di mana ia mendirikan biaranya yang paling terkenal. Di sanalah St. Benediktus menuliskan peraturan-peraturan Ordo Benediktin yang mengagumkan. Ia mengajar para rahibnya untuk berdoa dan bekerja dengan tekun. Terutama sekali, ia mengajarkan mereka untuk senantiasa rendah hati. Benediktus dan para rahibnya banyak menolong masyarakat sekitar pada masa itu. Mereka mengajari orang banyak itu membaca dan menulis, bercocok tanam dan aneka macam ketrampilan dalam berbagai lapangan pekerjaan.<br />
<br />
St. Benediktus mampu melakukan hal-hal baik karena ia senantiasa berdoa. Ia wafat pada tanggal 21 Maret tahun 547. Pada tahun 1966, Paus Paulus VI menyatakan St. Benediktus sebagai santo pelindung Eropa. Pada tahun 1980, Paus Yohanes Paulus II menambahkan St. Sirilus dan St. Metodius sebagai santo pelindung Eropa bersama dengan St. Benediktus.<br />
<br />
<b>Doa Santo Benediktus</b><br />
<br />
Ya Bapa Suci yang terberkati, penolong bagi mereka yang memohon kepadamu, lindungilah aku.Jagalah aku dari segala cobaan dalam hidupku, bangkitkanlah dalam hatiku rasa sesal dan tobat sejati untuk menyesali segala dosa yang telah kuperbuat, serta untuk memuji dan memuliakan Allah sepanjang hidupku.<br />
Engkau yang berkenan di hati Allah, ingatlah aku di hadapan yang Mahakuasa, agar aku yang telah dibebaskanNya dari dosa, dibuatNya bertahan dalam kebajikan dan tak dibiarkan berpaling dariNya, sehingga aku diterimaNya dalam paduan suara orang – orang yang terpilih, bersama dengan engkau dan para kudus yang menyertaimu dalam berkat abadi.<br />
Ya Allah yang kekal dan kuasa, demi segala kebajikan dan teladan dari Santo Benediktus dan saudarinya perawan Skolastika serta semua pertapa suci, pulihkanlah aku dalam RohMu yang kudus. Berikan aku kekuatan dalam perjuangan melawan segala godaan iblis, ketabahan dalam menghadapi cobaan hidup dan kehati-hatian dalam menghadapi setiap bahaya. Tambahkanlah dalam diriku cinta akan kemurnian, kerinduan akan semangat kemiskinan, semangat ketaatan dan iman yang sederhana untuk hidup secara kristiani.
Dalam penghiburanMudan dalam kasih sesamaku, semoga aku melayaniMu dengan penuh sukacita, dan semoga aku meraih kejayaan bersama para kudusMu dalam rumah surgawi, demi Kristus Tuhan kami.<br /> Amin.<br />
<br />
<b>Litani Santo Benediktus</b><br />
<br />
Tuhan, kasihanilah kami.<br />
Kristus, kasihanilah kami.<br />
Tuhan, kasihanilah kami.<br />
Kristus, dengarkanlah kami.<br />
Kristus, kabulkanlah doa kami.<br />
Allah Bapa di surga, kasihanilah kami.<br />
Allah Putera, Penebus Dunia, kasihanilah kami.<br />
Allah Roh Kudus, kasihanilah kami.<br />
Allah Tritunggal Mahakudus, Tuhan yang Mahaesa, kasihanilah kami.<br />
Santa Maria, doakanlah kami*<br />
Bapa Suci yang terberkati, *<br />
Kemuliaan para Bapa Gereja, *<br />
Penyusun peraturan suci, *<br />
Gambaran segala kebijaksanaan, *<br />
Teladan kesempurnaan, *<br />
Mutiara kesucian, *<br />
Matahari yang bersinar di Gereja Allah, *<br />
Matahari yang bersinar di Rumah Allah, *<br />
Ilham para Kudus, *<br />
Pembuat mukjizat, *<br />
Seraf yang bernyala-nyala, *<br />
Kerub yang menjelma, *<br />
Bapa Suci yang terberkati, *<br />
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia, selamatkanlah kami, ya Tuhan.<br />
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami ya Tuhan.<br />
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia, kasihanilahkami.<br />
Antifon : Kami berlindung padamu, Bapa Suci yang terberkati, Janganlah mengabaikan kami dalam segala derita, kebutuhan dan kemalangan. Tolonglah kami dalam segala pertempuran melawan musuh yang jahat, dan tolonglah kami untuk mencapai kehidupan abadi demi Yesus Kristus Tuhan kami.<br /> Amin.<br />
<br />
Dia diberkati Allah, Yang melindungi semua anakNya dari surga.<br />
<br />
<b>Marilah berdoa :</b><br />
Allah yang Mahakuasa, St. Benediktus telah Kauanugerahi dengan karunia cinta yang mahabesar, sehingga tak terkira banyaknya jiwa yang datang kepadaMu. Melalui perantaraannya, dengan rendah hati, kami mohon kepadaMu agar Engkau menyalakan hati kami dengan cintaMu. Demi Kristus Tuhan kami.<br /> Amin.<br />
<br />
http://kumpulandoakatolik1.blogspot.com/
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-62629819215330375012019-10-29T08:00:00.000+07:002019-10-31T21:29:40.482+07:00Doa Litani Kerahiman Ilahi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu3OQ7-0rPTm2gsiX420tdEZAK5jJquX0jMRFzzeo20wSCaVOQSbGi04Nq6WJlVSvVIG6eUI2mXX9UUxOFNlHdEfMALLRwS-seZqh7hw1IypPE9IOtsEuBtReIECBIS0CXNC5yC9ffHxk/s1600/17760746_184724412038050_943453229_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="950" data-original-width="720" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu3OQ7-0rPTm2gsiX420tdEZAK5jJquX0jMRFzzeo20wSCaVOQSbGi04Nq6WJlVSvVIG6eUI2mXX9UUxOFNlHdEfMALLRwS-seZqh7hw1IypPE9IOtsEuBtReIECBIS0CXNC5yC9ffHxk/s320/17760746_184724412038050_943453229_n.jpg" width="170" /></a></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
Tuhan kasihanilah kami, Tuhan kasihanilah kami.<br />
Kristus kasihanilah kami, Kristus kasihanilah kami.<br />
Tuhan kasihanilah kami, Kristus dengarkanlah kami, Kristus kabulkanlah doa kami.<br />
<br />
Allah Bapa di surga, kasihanilah kami.<br />
Allah Putra Penebus dunia, kasihanilah kami.<br />
Allah Roh Kudus, kasihanilah kami.<br />
Allah Tritunggal Mahakudus, Tuhan Yang Maha Esa, kasihanilah kami.<br />
<br />
Kerahiman Ilahi, sifat pencipta yang paling nyata, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, kesempurnaan penyelamat yang tertinggi, Engkaulah andalanku.<br /><span id="fullpost">
Kerahiman Ilahi, pengudus sumber cinta yang tak dapat di pahami, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, Tritunggal Mahakudus yang tidak dapat dimengerti, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, bukti kekuasaan Allah yang tertinggi, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, terwujud dalam penciptaan para malaikat, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang menciptakan kami dari yang tiada, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang merangkul seluruh dunia, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang memberikan kami hidup abadi, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang menjaga kami terhadap siksa yang patut kami pikul, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang mengangkat kami dari kebusukan dosa, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang membela kami dengan sabda yang menjelma, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang terpancar dari luka-luka Yesus, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang mengalir dari hati Yesus yang Mahakudus, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang memberikan kami Bunda Maria sebagai Bunda berbelas kasih, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang terwujud dalam pengadaan Gereja Katolik, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang terungkap dalam pengadaan Sakramen-sakramen Suci, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang tampak secara khusus dalam Sakramen Permandian dan Tobat, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang terwujud dalam Sakramen Ekaristi dan Imamat, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang terwujud dalam panggilan kita kepada iman yang benar, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang terwujud dalam pertobatan para pendosa, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiamn Ilahi, yang terwujud dalam kekudusan para orang jujur, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang terwujud dalam kesucian para orang saleh, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang membawa kesembuhan bagi orang sakit dan menderita, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang menurunkan penghiburan bagi orang yang berada dalm kesulitan, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, harapan bagi orang yang berputus-asa, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang mendampingi kami selalu dan di mana-mana, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, yang mendahului kami dengan rahmat, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, ketenangan bagi orang yang menghadapi ajal, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, kegembiraan surgawi bagi orang yang diselamatkan, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, kesejukan dan keringanan bagi jiwa-jiwa di api penyucian, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, mahkota semua orang kudus, Engkaulah andalanku.<br />
Kerahiman Ilahi, sumber mukjizat yang tak terbatas, Engkaulah andalanku.<br />
<br />
Anak domba Allah, yang membuktikan Kerahiman paling tinggi bagi keselamatan dunia dengan salib-Mu, sayangilah kami ya Tuhan.<br />
<br />
Anak domba allah, yang dengan penuh Kerahiman mempersembahkan diri untuk kami dalam setiap Kurban Misa, kabulkanlah doa kami ya Tuhan.<br />
<br />
Anak domba Allah, yang oleh Kerahiman yang tak terbatas menghapus dosa-dosa kami, kasihanilah kami, ya Tuhan.<br />
<br />
Kerahiman Ilahi yang melampaui segala perbuatan-Nya, sebab itu aku akan memuji Kerahiman Ilahi untuk selama-lamanya<br />
<br />
Marilah berdoa:<br />
Allah, yang kerahiman-Mu tak dapat dipahami dan yang belas kash-Mu tak terbatas, pandanglah kami dengan mata belas kasih-Mu dan tambahkanlah kerahiman-Mu dalam kesulitan sebesar apa pun. Semoga kami selalu berharap pada kehendak-Mu yang selalu hadir dengan kerahiman-Mu. semuanya ini kami mohon dengan perantaraan Yesus Kristus, Raja Kerahiman, yang bersama Engkau dan Roh Kudus menurunkan Kerahiman kepada kami untuk selama-lamanya.<br /> Amin<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-75837327625019197482019-10-28T07:39:00.000+07:002019-10-28T08:36:06.748+07:00Rosario Santo Antonius dari Padua<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxTZMcY22iobMYjQNA_2tr2g_Xr5Sgh9nXssfCHIlj_tv9EJdYWvN59ofgEV6onzDMPogER37aeDqXpvnSiEP1FEFmLdPuaqKUVHwLj_j39LTpcL4tvnhw_uqYR5o-WAcBAzL7p93auQ8/s1600/santoantoniuspadua1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxTZMcY22iobMYjQNA_2tr2g_Xr5Sgh9nXssfCHIlj_tv9EJdYWvN59ofgEV6onzDMPogER37aeDqXpvnSiEP1FEFmLdPuaqKUVHwLj_j39LTpcL4tvnhw_uqYR5o-WAcBAzL7p93auQ8/s320/santoantoniuspadua1.jpg" width="180" height="222" data-original-width="200" data-original-height="256" /></a></div><b>Pengantar</b><br />
St. Antonius lahir di Lisbon pada tahun 1195 dari sebuah keluarga bangsawan yang kaya dan terhormat. Orang tuanya mengirim dia studi untuk berharap suatu hari kelak anaknya akan menjadi seorang magister atau uskup. Ketika usianya mencapai 13 tahun, setelah doa yang panjang dan refleksi yang sangat serius, dia meninggalkan istananya yang kaya dan pergi ke biara Santo Vincent. Pada13 Juni 1231, ia wafat di biara Santa Clara dekat Padua. Pada tahun 1946, Paus Pius XII member gelar Pujangga Injil kepadanya. Lidah St. Antonius, yang merupakan satu-satunya bagian tubuhnya yang tidak hancur, disimpan di Basilika di Padua.<br /><span id="fullpost">
<br />
<b>Rosario Santo Antonius dari Padua</b> <i>(lihat gambar)</i><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm9bOu2I1Dwnawh7N4zZmIl7-SCzBQ3jQdeSYRtLEc08cvJFrYwT-xyRda8pA5e5SnH4x4Xe25EKHD80e7n1QEu2IkoQYp2nmPFyPm6xRm6RItz8RTfGxqoMmuhECcuCYSlLNLdwyOWwI/s1600/rosario-st-antonius1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm9bOu2I1Dwnawh7N4zZmIl7-SCzBQ3jQdeSYRtLEc08cvJFrYwT-xyRda8pA5e5SnH4x4Xe25EKHD80e7n1QEu2IkoQYp2nmPFyPm6xRm6RItz8RTfGxqoMmuhECcuCYSlLNLdwyOWwI/s320/rosario-st-antonius1.jpg" width="180" height="222" data-original-width="893" data-original-height="1291" /></a>Rosario St. Antonius dari Padua</div>Untaian doa kepada St. Antonius terdiri dari 13 kelompok, yang masing – masing terdiri dari 3 butir.<br />
1. St. Antonius, pemelihara jiwa yang sudah meninggal, doakanlah umat kristiani yang sedang menghadapi sakral maut dan jiwa saudara kami terkasih, yang sudah meninggal.<br />
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan<br />
2. St. Antonius, pengkhotbah Injil yang ulung, kuatkanlah kami melawan ajaran sesat para musuh Allah dan doakan Bapa Suci serta Gereja.<br />
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan<br />
3. St. Antonius, yang diberi kekuatan mukzijat oleh Hati Yesus , lindungilah kami dari bencana yang mengancam akibat dosa – dosa kami.<br />
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan<br />
4. St. Antonius, pengusir roh jahat, bantulah kami supaya dapat menang dari godaan setan.<br />
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan<br />
5. St. Antonius, bunga bakung surgawi yang amat suci, sucikanlah jiwa kami dari segala dosa dan lindungilah tubuh kami dari segala bahaya.<br />
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan<br />
6. St. Antonius, yang menyembuhkan orang sakit, doakanlah kami agar kami sembuh dari penyakit dan periharalah kesehatan kami.<br />
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan<br />
7. St. Antonius, penuntun dalam perjalanan, bawalah kami yang berada dalam bahaya kehancuran ke pelabuhan yang aman dan redakanlah gelombang perasaan tak terkendali yang mengancam jiwa kami.<br />
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan<br />
8. St. Antonius, pembebas para tawanan, doakanlah kami selamat dari perangkap kejahatan.<br />
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan<br />
9. St. Antonius, pemulih anggota badan bagi tua dan muda, kuatkanlah kesadaran kami akan kegunaan tubuh dan kepekaan hati yang baik.<br />
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan<br />
10. St. Antonius, penemu iman yang hilang, bantulah kami untuk menemukan kembali segala sesuatu yang hilang dari kami, jasmani maupun rohani.<br />
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan<br />
11. St. Antonius, yang dilindungi Bunda Maria, hindarkanlah kami dari bahaya yang mengancam tubuh dan jiwa kami.<br />
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan<br />
12. St. Antonius, penolong kaum papa, tolonglah kami dalam setiap kebutuhan dan berilah rejeki bagi siapa saja yang memohon kepadamu.<br />
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan<br />
13. St. Antonius, kami bersyukur atas kekuatan mukjizatmu dan kami mohon dengan rendah hati agar engkau melindungi kami setiap hari sepanjang hidup kami.<br />
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan<br />
<br />
<b>Doa Penutup kepada Santo Antonius</b><br />
“Terpujilah Allah bersama para malaikat dan orang Kudus Nya “<br />
<br />
Ya St. Antonius yang paling lemah lembut diantara orang Kudus, cintamu kepada Allah dan belas kasihmu kepada mahkluk – Nya, menyebabkan engkau memiliki kekuatan mukjizat ketika masih hidup di dunia. Mukzijat – mukzijat menanti kau ucapkan, bila engkau siap memohonkannya bagi mereka yang menghadapi kesukaran dan kesedihan. Terdorong oleh gagasan ini, aku memohonkan darimu agar memperoleh bagiku (permohonan diucapkan…)<br />
<br />
Jawaban untuk doaku ini mungkin membutuhkan terjadinya mukzijat, bahkan walaupun begitu, engkau adalah orang kudus dari banyak mukzijat.<br />
<br />
Ya Santo Antonius yang lemah lembut dan penuh kuasa yang hatinya sanantiasa penuh simpati manusiawi, tolonglah bisikan permohonanku ini ke telinga Kanak – kanak Yesus yang manis, yang amat senang berada dalam pelukanmu, dan rasa syukur hatiku akan selalu menjadi milikmu.<br /> Amin<br />
<br />
Doa Keluarga Kepada Santo Antonius<br />
<br />
Tuhanku dan Allahku, Engkau telah mengutus St Antonius dari Padua, si pengkhotbah yang ulung di dalam gerejaMu untuk memuji dan memuliakan namaMu.<br />
<br />
St. Antonius yang terkasih, dengarkanlah doa yang kami sampaikan dalam namamu bagi keluarga kami dan untuk semua orang yang berbakti kepadaNya. Jadilah perantara bagi kami dan perolehkan bagi kami rahmat surgawi untuk menanggung beratnya beban kami. Tolonglah kami pada saat-saat kami lemah, jadilah pembela kami melawan penyakit dan bahaya bagi tubuh serta jiwa kami. Bantulah kami dalam menanggung penderitaan dan pencobaan, serta teguhkanlah kami dalam iman. Perolehkan bagi kami kebaikan hati Tuhan agar kami boleh mengambil bagian dari kemurahan hati Allah dengan mereka yang miskin dan menderita. Dengarkanlah doa-doa kami, ya St. Antonius yang melakukan banyak mukjizat. Dengan murah hati jawablah kami, yang menaruhkan kepercayaan kami kepada doamu yang pasti didengarkan oleh Allah.<br />
<br />
Ya St. Antonius, doakanlah kami agar kami pantas menerima janji-janji Kristus. 3X.<br /> Amin<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-4828243347774908332019-10-27T08:57:00.001+07:002019-10-27T08:59:10.322+07:00Novena Santo Antonius dari Padua <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCfVk5RMy0Ip7r-649cCEAeg_yDiiMbuCr_3pm8ZYkSiZBOFHmOkA2n_6j9FWBpvtVqtSAbQ4K-ALH1tJIX9wiedOW0yCUGqGE72n31e42MvcXvGhvXgqP-2MSvcwI9QqLOL1tWEzIJdw/s1600/st-anthony.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCfVk5RMy0Ip7r-649cCEAeg_yDiiMbuCr_3pm8ZYkSiZBOFHmOkA2n_6j9FWBpvtVqtSAbQ4K-ALH1tJIX9wiedOW0yCUGqGE72n31e42MvcXvGhvXgqP-2MSvcwI9QqLOL1tWEzIJdw/s320/st-anthony.jpg" width="320" height="302" data-original-width="310" data-original-height="293" /></a></div>
Santo Antonius dari Padua, yang sangat terkenal dengan perbuatan ajaibnya, adalah orang kudus dari ordo Fransiskan. Dalam hidupnya yang singkat itu (meninggal pada umur 36 tahun) banyak sekali mujizat yang terjadi karena perantaraannya. Dia dicintai dan terkenal sebagai "Pembuat Mujizat dari Allah." Ia di kenal karena karyanya di antara para orang miskin; dan walaupun dia terpelajar, dia sering berbicara dengan kata-kata sangat sederhana namun penuh kuasa dan kasih.<br /><span id="fullpost">
<br />
<b>Doa pembuka</b><br />
Santo Antonius yang terkasih, kami menghormati dikau sebagai hamba Allah yang setia dan ulet. Semoga kami dibantu oleh jasa-jasa dikau dan perantaraan dikau; sehingga permohonan kami dikabulkan oleh Allah.<br />
Amin<br />
<br />
<b>Hari Pertama</b><br />
"Dengarkanlah suara permohonanku, apabila aku berteriak kepada-Mu minta tolong, dan mengangkat tanganku ke arah tempat-Mu yang maha kudus" Mzm 28:2<br />
<i>Permohonan ...</i><br />
Santo Antonius, pembuat mukjizat yang dikaruniai oleh Allah secara berlimpah. Banyak mujizat telah dilakukan oleh-Nya melalui perantaraan dikau. Dalam kebaikan dikau, datanglah sekarang untuk membantu kami dan dengarlah doa permohonan kami ini.<br />
Amin<br />
<br />
<b>Hari Kedua</b><br />
"Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku" Mzm 27:9<br />
<i>Permohonan ...</i><br />
Santo Antonius yang terkasih, kami datang kepada dikau dengan penuh keyakinan akan karunia Allah yang ada pada dikau; yang selalu bersedia untuk menolong mereka yang membutuhkannya. Dikau yang berada di kemuliaan surga, jadilah perantara kami.<br /> Amin<br />
<br />
<b>Hari Ketiga</b><br />
"Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu" Mzm 86:5<br />
<i>Permohonan ...</i><br />
Santo Antonius yang mulia, kami mengakui kelemahankami dan dosa-dosa kami terhadap Yang Mahakuasa. Meskipun kami tidak layak, tolonglah kami dalam kebutuhan kami yang mendesak ini. Karena kasih dikau kepada kami, jadilah pembela kami.<br />
Amin<br />
<br />
<b>Hari Keempat</b><br />
"Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya! Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku" Mzm 143:8<br />
<i>Permohonan ...</i><br />
Santo Antonius yang rajin menolong, tolonglah kami agar dapat mengerti dan menghargai maksud-maksud Allah dalam kehidupan kami. Jadilah pelindung kami yang berkuasa dalam kebutuhan kami ini. Kami yakin dikau akan memohonkan belas kasih Allah demi kami yang membutuhkannya.<br /> Amin<br />
<br />
<b>Hari Kelima</b><br />
"Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kau tinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN" Mzm 9:10<br />
<i>Permohonan ...</i><br />
Santo Antonius yang murni, demi kasih dikau kepada Kristus dan Gereja-Nya, kami memohon bantuan dikau bagi kami yang berada di dalam kecemasan ini. Kami memohon jawaban. Perlihatkanlah kuasa Allah dalam para orang kudus-Nya dengan membantu umat-Nya.<br />
Amin<br />
<br />
<b>Hari Keenam</b><br />
"TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya" Mzm 28:7<br />
<i>Permohonan ...</i><br />
Santo Antonius yang rendah hati, penyerahan dikau kepada kemiskinan memperkaya Gereja dengan banyak berkat. Kami memohon pertolongan dikau, semoga karena contoh dikau itu, kami diberi rahmat kerendahan hati untuk menerima kehendak Allah.<br />
Amin<br />
<br />
<b>Hari Ketujuh</b><br />
"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku" Mzm 23:4<br />
<i>Permohonan ...</i><br />
Santo Antonius yang baik, dikau menghibur mereka, yang seperti kami berada dalam duka. Beradalah bersama kami, yang mencontoh dikau, mau menghibur mereka yang ada dalam kesulitan. Mohon pertolongan Allah bagi kami.<br />
Amin<br />
<br />
<b>Hari Kedelapan</b><br />
"Keinginan orang-orang yang tertindas telah Kaudengarkan, ya TUHAN; Engkau menguatkan hati mereka, Engkau memasang telinga-Mu" Mzm 10:17<br />
<i>Permohonan ...</i><br />
Santo Antonius yang terberkati. Kehidupan dikau merupakan contoh kesempurnaan yang mengerjakan perbuatan-perbuatan ajaib bagi mereka yang sangat membutuhkannya. Dari kediaman dikau di surga, datanglah. Bantulah kami, mohonkanlah jawaban Allah atas kebutuhan kami ini.<br />
Amin<br />
<br />
<b>Hari Kesembilan</b><br />
"Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu" Mzm 86:5<br />
<i>Permohonan ...</i><br />
Santo Antonius yang setia, hati kami melimpah dengan perasaan terima kasih. Kami mengetahui bahwa kuasa dikau karena Allah adalah besar, dan kami tahu pula bahwa dikau akan memperoleh daripada-Nya apa yang kami harapkan. Tolonglah kami sekarang; kamipun memohon agar kami dapat melayani Allah seperti dikau pernah melakukannya.<br /> Amin<br />
<br />
Santo Antonius yang dicintai dan dihargai oleh Kanak-kanak Yesus; dengarkanlah doa-doa kami ini.<br />
<br />
<b>Doa penutup</b><br />
Ya Allah, kami memohon agar penghormatan kami kepada Santo Antonius menjadi sumber sukacita Gereja-Mu. Semoga pertolongannya membuat kami lebih kuat dalam iman kami. semoga pula bantuannya membuat kami memperoleh imbalan yang abadi. Kami memohon ini dengan perantaraan Yesus Kristius, Tuhan kami.<br />
Amin<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-9946330576049637692019-10-26T19:02:00.000+07:002019-10-26T19:05:08.850+07:00Doa NOVENA Roh Kudus <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeqDVCLgZmnTMf6Ap82CydBpKyz6SXu8337gpyiL4vIHcMxbcXi6QWRtg48whwVxZw-eP0OHXRRl2xWVB_dh67EMDcw2um3QzI86g7bRIH3sG2HSP7-JyIOLmvOVCvnSEaPsrHfNi4K38/s1600/roh+kudus.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeqDVCLgZmnTMf6Ap82CydBpKyz6SXu8337gpyiL4vIHcMxbcXi6QWRtg48whwVxZw-eP0OHXRRl2xWVB_dh67EMDcw2um3QzI86g7bRIH3sG2HSP7-JyIOLmvOVCvnSEaPsrHfNi4K38/s320/roh+kudus.jpg" width="320" height="159" data-original-width="322" data-original-height="160" /></a></div>
Umat Kristen mempunyai kebiasaan mengadakan doa Novena Roh Kudus. Ini dilaksanakan selama sembilan hari (novena = sembilan), mulai pada hari sesudah kenaikan Tuhan Yesus ke surga dan berakhir pada hari Sabtu menjelang Pentekosta. Dalam doa ini umat Kristen memuji Tuhan yang menjanjikan kedatangan Roh Kudus dan memohon rahmat Allah agar siap menyambut kedatangan Roh Kudus. Doa ini juga bisa dilaksanakan pada kesempatan lain yang cocok. Yang tersaji disini lebih dimaksudkan untuk didoakan dalam kelompok; kalau didoakan secara pribadi, dapat disesuaikan seperlunya.<br /><span id="fullpost">
<br />
Kalau Novena ini dipadukan dengan Perayaan Ekaristi, sesudah Mohon Tujuh Karunia Roh Kudus menyusul Liturgi Ekaristi (persembahan, Doa syukur Agung, dan seterusnya)<br />
<br />
<b>Hari Pertama</b><br />
Allah pokok keselamatan kami, karena kebangkitan Kristus kami lahir kembali dalam pembabtisan dan menjalani hidup baru. Arahkanlah hati kami kepada Kristus yang kini duduk di sebelah kanan-Mu. Semoga Roh-Mu menjaga kami sampai Penyelamat kami datang dalam kemuliaan, sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.<br />
<i>Dilanjutkan dengan Rosario Roh Kudus ...</i><br />
<br />
<b>Hari Kedua</b><br />
Allah yang mahabijaksana, Putra-Mu menjanjikan Roh Kudus kepada para rasul dan memenuhi janji itu sesudah Dia naik ke surga. Semoga kami pun Kau anugrahi karunia Roh Kudus. Demi Yesus Kristus, Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.<br />
<i>Dilanjutkan dengan Rosario Roh Kudus ...</i><br />
<br />
<b>Hari Ketiga</b><br />
Allah, Penyelamat kami, kami percaya bahwa Kristus telah bersatu dengan Dikau dalam keagungan. Semoga dalam Roh-Nya, Dia selalu menyertai kami sampai akhir zaman, seperti yang dijanjikan-Nya. Sebab Dialah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.<br />
<i>Dilanjutkan dengan Rosario Roh Kudus ...</i><br />
<br />
<b>Hari Keempat</b><br />
Allah yang mahakudus, semoga kekuatan Roh-Mu turun atas kami, agar kami mematuhi kehendak-Mu dengan setia dan mengamalkannya dalam cara hidup kami. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.<br />
<i>Dilanjutkan dengan Rosario Roh Kudus ...</i><br />
<br />
<b>Hari Kelima</b><br />
Allah yang mahakuasa dan mahakudus, semoga Roh Kudus turun atas kami dan berdiam dalam diri kami, sehingga kami menjadi kenisah kemuliaan-Nya. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.<br />
<i>Dilanjutkan dengan Rosario Roh Kudus ...</i><br />
<br />
<b>Hari Keenam</b><br />
Allah yang mahaesa, Engkau telah menghimpun Gereja dalam Roh Kudus. Semoga kami mengabdi kepada-Mu dengan ikhlas dan bersatu padu dalam cinta. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.<br />
<i>Dilanjutkan dengan Rosario Roh Kudus ...</i><br />
<br />
<b>Hari Ketujuh</b><br />
Allah yang mahakudus, curahkanlah Roh Kudus-Mu ke dalam diri kami, sehingga kami dapat melaksanakan kehendak-Mu dan layak menjadi milik-Mu. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.<br />
<i>Dilanjutkan dengan Rosario Roh Kudus ...</i><br />
<br />
<b>Hari Kedelapan</b><br />
Allah sumber cahaya kekal, Engkau telah membukakan bagi kami jalan menuju hidup kekal dengan memuliakan Putra-Mu dan mengutus Roh Kudus. Semoga cinta bakti dan iman kami selalu bertambah. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.<br />
<i>Dilanjutkan dengan Rosario Roh Kudus ...</i><br />
<br />
<b>Hari Kesembilan</b><br />
Allah yang mahakuasa, kebangkitan Putra-Mu telah menumbuhkan hidup baru dalam diri kami. Semoga karena bantuan Roh-Mu kami mewujudkan rahmat kebangkitan dalam hidup kami sehari-hari. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.<br />
<i>Dilanjutkan dengan Rosario Roh Kudus ...</i><br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-86679144182674885732019-10-25T07:29:00.003+07:002019-10-25T07:33:58.395+07:00Novena Kerahiman Ilahi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOTxgKC9wSGfFy6gG5rCGQNnx5VCeALmyJb94v3Im9I3mA9AvWQ-emxebD947awjzkusqW35Ys4w6ReD4fMyb5UTwRYdO1epT0i57KzXLFMpX236K9m1omf27TQm7VTZnlwacc38fmIx4/s1600/koronka.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOTxgKC9wSGfFy6gG5rCGQNnx5VCeALmyJb94v3Im9I3mA9AvWQ-emxebD947awjzkusqW35Ys4w6ReD4fMyb5UTwRYdO1epT0i57KzXLFMpX236K9m1omf27TQm7VTZnlwacc38fmIx4/s400/koronka.jpg" width="227" height="300" data-original-width="255" data-original-height="450" /></a></div>
Fokus utama dari Devosi Kerahiman Ilahi adalah cinta belas kasihan Allah dan keinginan untuk membiarkan cinta dan rahmat tersebut mengalir melalui hati seseorang terhadap orang-orang yang membutuhkan hal itu.<br />
<br />
Seperti dalam doa yang membentuk Koronka Kerahiman Ilahi, terdapat tiga hal utama dalam Devosi Kerahiman Ilahi, yaitu: untuk meminta dan mendapatkan kerahiman Allah, untuk percaya kepada rahmat Kristus yang berlimpah, dan akhirnya untuk menunjukkan kerahiman kepada sesama dan bertindak sebagi saluran untuk kemurahan Allah terhadap mereka.<br /><span id="fullpost">
<br />
Unsur pertama dan kedua berhubungan dengan keterangan “Yesus, aku percaya kepada-Mu” pada gambar Kerahiman Ilahi dan Faustina menyatakan bahwa pada 28 April 1935, hari pertama Minggu Kerahiman Ilahi dirayakan, Yesus memberi tahunya, “Setiap jiwa yang percaya dan mempercayakan diri kepada Kerahiman-Ku akan mendapatkannya.”<br />
<br />
Unsur ketiga tercermin dalam pernyataan “Serukan Kerahimanku demi para pendosa” terkait dengan Yesus pada buku harian Faustina (Buku Catatan I, hal 186–187). Pernyataan ini diikuti di dalam buku harian dengan sebuah doa spesifik singkat: “Ya Darah dan Air, yang telah memancar dari Hati Yesus sebagai sumber kerahiman bagi kami, aku percaya kepada-Mu.” yang turut disarankan Faustina untuk Jam Kerahiman Ilahi.<br />
<br />
Pada buku hariannya (Buku Catatan II, hal 742) Faustina menulis bahwa Yesus memberitahunya, “Aku menuntut darimu perbuatan belas kasih, yang timbul karena cinta bagi-Ku.” dan ia menjelaskan bahwa terdapat tiga cara melakukan belas kasih kepada sesama: pertama dengan perbuatan, kedua dengan ucapan, ketiga dengan doa.<br />
<br />
Devosi Kerahiman Ilahi memandang kerahiman dan belas kasih sebagai elemen kunci dari rencana Allah untuk menyelamatkan dan menekankan keyakinan bahwa melalui kerahimanlah Allah memberi Putra-Nya yang tunggal untuk penebusan umat manusia, setelah kejatuhan Adam.<br />
<br />
Novena ini bisa diadakan kapan saja, tetapi teristimewa adalah pada Jumat Agung sampai Minggu Paskah II.<br />
<br />
<b>Urutan doa Novena Kerahiman Ilahi:</b><br />
<br />
<b>1. Bacaan Dari Kitab Suci</b><br />
<br />
Bacalah bagian Kitab Suci yang ditentukan pada hari itu, kemudian renungkanlah.<br />
<br />
<b>Hari Pertama</b><br />
Meditasi Kitab Suci: Perumpamaan tentang domba yang hilang (Luk 15:1-10)<br />
<br />
<i>Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.</i><br />
<br />
Marilah kita berdoa memohon Kerahiman Illahi untuk seluruh umat manusia.<br />
<br />
Yesus yang Maharahim, Engkau mengasihi kami dan mengampuni kami. Janganlah Engkau memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah harapan kami kepada kebaikan-Mu yang tak terbatas. Terimalah kami semua ke dalam hati-Mu yang maharahim dan jangan singkirkan kami dari sana untuk selama-lamanya. Semuanya ini kami mohon demi cinta-Mu yang mempersatukan Dikau dengan Bapa dan Roh Kudus.<br />
<br />
Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata-Mu yang penuh Kerahiman pada seluruh umat manusia, khususnya pada para pendosa yang merana. Mereka memanjatkan harapan tunggal pada hati Maharahim Putera-Mu dan Tuhan kami Yesus Kristus. Demi kesengsaraan-Nya yang dahsyat, limpahkanlah kerahiman-Mu kepada kami, supaya kami semua dapat memuliakan kekuasaan-Mu untuk selama-lamanya. Amin.<br />
<br />
—————————————————<br />
<br />
<b>Hari Kedua</b><br />
Meditasi Kitab Suci: Belas kasihan Yesus terhadap orang banyak (Mat 9:35-38)<br />
<br />
<i>Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”</i><br />
<br />
Marilah kita berdoa bagi para Imam yang menjadi perantara Kerahiman Allah bagi umat manusia.<br />
<br />
Yesus yang Maharahim, sumber segala kebaikan. Lipat gandakanlah rahmat-Mu bagi para Imam dan Religius supaya dengan pantas dan dengan hasil yang baik, mereka melaksanakan tugasnya di kebun anggur-Mu. Supaya melalui sabda dan teladan yang baik, mereka dapat menarik semua orang kepada devosi yang pantas kepada Kerahiman Illahi selama-lamanya.<br />
<br />
Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata-Mu yang penuh kerahiman pada para pekerja dalam kebun anggur-Mu, pada jiwa para Imam dan Religius yang menjadi pelaksana cinta kasih khusus dari Putera-Mu Tuhan kami Yesus Kristus. Berilah pada mereka kekuatan berkat-Mu dan terang khusus, supaya mereka dapat memimpin banyak orang ke jalan keselamatan dan supaya mereka dapat menurunkan kerahiman-Mu. Amin.<br />
<br />
—————————————————<br />
<br />
<b>Hari Ketiga</b><br />
Meditasi Kitab Suci: Yesus Kristus batu penjuru (1Ptr 2:1-10)<br />
<br />
<i>Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan. Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: “Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.” Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: “Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.” Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.</i><br />
<br />
Marilah kita berdoa bagi seluruh umat Allah.<br />
<br />
Yesus yang Maharahim, yang memberi rahmat berlimpah dari perbendaharaan Kerahiman Illahi, terimalah seluruh anggota Gereja-Mu yang dengan setia berlindung dalam kemah hati-Mu yang Maharahim. Janganlah menyingkirkan kami dari sana untuk selama-lamanya. Semuanya ini kami mohon demi cinta kasih yang menyatukan Dikau dengan Bapa dan Roh Kudus.<br />
<br />
Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman-Mu pada jiwa-jiwa yang setia, yang merupakan harta Putera-Mu berkat sengsara-Nya yang dahsyat itu. Berikanlah mereka berkat-Mu dan jagalah mereka selalu, supaya mereka tidak pernah mengalami kehilangan cinta dan mutiara iman yang suci. Supaya bersama semua malaikat dan para kudus, mereka dapat memuji kerahiman-Mu yang tak terbatas selama-lamanya. Amin.<br />
<br />
—————————————————<br />
<br />
<b>Hari Keempat</b><br />
Meditasi Kitab Suci: Why 21:5-8<br />
<br />
<i>Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dan firman-Nya: “Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.” Firman-Nya lagi kepadaku: “Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan. Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku. Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang;inilah kematian yang kedua.”</i><br />
<br />
Marilah kita berdoa bagi orang-orang yang belum mengenal Kerahiman Illahi.<br /><br />
<br />
Yesus yang Maharahim, sumber cahaya bagi seluruh dunia, terimalah ke dalam hati-Mu yang berbelas kasih, jiwa-jiwa orang kafir yang tidak mau percaya dan yang belum mengenal Dikau. Semoga sinar cahaya rahmat-Mu menerangi mereka, supaya mereka bersama seluruh umat-Mu dapat memuji kerahiman-Mu untuk selama-lamanya.<br />
<br />
Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman pada jiwa-jiwa orang kafir dan yang mereka yang tidak percaya akan Engkau satu-satunya Allah yang benar, yang belum mengenal hati berbelaskasih Putera-Mu dan Tuhan kami Yesus Kristus. Semoga mereka akan tertarik kepada cahaya terang Injil, sehingga dapat mengerti betapa bahagia mencintai Engkau dan memuji kerahiman-Mu untuk selama-lamanya. Amin.<br />
<br />
—————————————————<br />
<br />
<b>Hari Kelima</b><br />
Meditasi Kitab Suci: Ef 4:2-7 dan Ef 4:11-16<br />
<br />
<i>Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.</i><br />
<br />
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, –yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota– menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.<br />
<br />
Marilah kita berdoa bagi orang-orang yang mengaku dirinya Kristen namun terpisah dari Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik.<br />
<br />
Yesus yang Maharahim, Engkaulah sumber segala kebaikan dan tidak akan menolak permintaan orang yang dengan rendah hati memohon terang-Mu. Terimalah ke dalam kemah hati-Mu yang maharahim jiwa-jiwa orang yang tersesat dan iman yang sejati dan benar yang memisahkan diri dari Gereja Katolik. Rangkulah mereka dengan terang-Mu ke dalam persatuan dengan Gereja Katolik, supaya mereka bersama seluruh umat-Mu memuji kelimpahan kerahiman-Mu selama-lamanya.<br />
<br />
Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman keapda jiwa-jiwa orang yang tersesat dari iman dan yang menghindar dari Gereja Katolik, karena salah memanfaatkan rahmat-Mu. Mereka dengan keras kepala mempertahankan pendapat mereka yang salah. Janganlah memperhitungkan kejahatan mereka demi cinta dan penderitaan Putera-Mu yang pahit itu. Sebelum menelan sengsara, dengan sangat Yesus berdoa, “Supaya mereka semua menjadi satu.” Tolonglah supaya secepat mungkin mereka kembali ke pangkuan Gereja-Mu dan bersama seluruh umat-Mu memuliakan kerahiman-Mu untuk selama-lamanya. Amin.<br />
<br />
—————————————————<br />
<br />
<b>Hari Keenam</b><br />
Meditasi Kitab Suci: Yesus memberkati anak-anak (Luk 18:15-17)<br />
<br />
<i>Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.”</i><br />
<br />
Marilah kita berdoa untuk anak-anak.<br />
<br />
Yesus yang Maharahim, Engkau pernah mengatakan, “Belajarlah dari pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.” (Mat 11:29). Terimalah ke dalam kemah hati-Mu yang Maharahim, jiwa anak-anak kecil dan semua mereka yang menjadi seperti anak kecil dalam hal kelemahlembutan dan kerendahan hati. Mereka membuat surga mengagumkan dan mereka menjadi seperti bunga harum di hadapan takhta Bapa di surga. Buatlah supaya mereka selalu hadir dalam hati-Mu dan selalu memuji Kerahiman Illahi-Mu.<br />
<br />
Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh Kerahiman pada jiwa anak-anak kecil dan jiwa-jiwa orang-orang yang lemah lembut dan rendah hati karena mereka menjadi seperti Putera-Mu, yang dengan keharuman-Nya yang utama, mereka mengitari takhta-Mu. Bapa yang Maharahim, kami mohon dengan penuh harapan, supaya melalui cinta dan kegembiraan, Engkau bertakhta dalam hati mereka. Berkatilah seluruh dunia, supaya semua orang memuji kerahiman-Mu untuk selama-lamanya. Amin.<br />
<br />
—————————————————<br />
<br />
<b>Hari Ketujuh</b><br />
Meditasi Kitab Suci: Yesus diurapi oleh perempuan berdosa (Luk 7:36-50)<br />
<br />
<i>Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: “Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa.” Lalu Yesus berkata kepadanya: “Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon: “Katakanlah, Guru.” “Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?” Jawab Simon: “Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya.” Kata Yesus kepadanya: “Betul pendapatmu itu.” Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: “Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.” Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni.” Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: “Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?” Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: “Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!”</i><br />
<br />
Marilah kita berdoa bagi orang-orang yang memiliki devosi kepada Kerahiman Illahi.<br />
<br />
Yesus yang Maharahim, hati-Mu adalah inti cinta kasih. Terimalah ke dalam kemah hati-Mu yang Maharahim jiwa-jiwa yang secara khusus menghormati dan memuji kebesaran kerahiman Illahi-Mu. Mereka membutuhkan kekuatan Allah, karena mereka berada dalam penderitaan dan kesulitan besar bersama Kristus, memikul seluruh bangsa manusia. Rangkullah mereka dengan kerahiman-Mu yang besar dan tolonglah mereka dengan rahmat kesetiaan, keberanian dan kesabaran.<br />
<br />
Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman pada jiwa orang-orang yang secara khusus memuji dan menghormati sifat-Mu yang paling inti, yaitu kerahiman-Mu yang tak terduga. Mulut mereka penuh dengan nyanyian puji-pujian akan kemuliaan-Mu. Tangan mereka penuh dengan perbuatan belas kasih terhadap sesama. Kami mohon supaya Engkau menunjukkan kepada mereka kerahiman-Mu sesuai harapan mereka pada-Mu dan sesuai dengan janji-Mu, bahwa Engkau akan selalu membela mereka dalam kemuliaan-Mu terutama pada jam kematian mereka. Amin.<br />
<br />
—————————————————<br />
<br />
<b>Hari Kedelapan</b><br />
Meditasi Kitab Suci : 2Ptr 3:9-14<br />
<br />
<i>Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Tetapi hari Tuhan kan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup, yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.</i><br />
<br />
Marilah berdoa bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian.<br />
<br />
Yesus yang Maharahim, Engkau bersabda, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapa-Mu adalah murah hati.” (Luk 6:36). Terimalah ke dalam kemah hati-Mu yang maharahim jiwa-jiwa di Api Penyucian. Mereka sedang melunasi hutang terhadapa keadilan Illahi-Mu (Mat 5:26). Semoga aliran air dan darah yang keluar dari hati-Mu memadamkan nyala Api Penyucian, supaya disitu juga terjadi puji-pujian akan kekuatan kerahiman-Mu.<br />
<br />
Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman pada jiwa-jiwa di Api Penyucian. Demi sengsara Yesus Kristus yang dahsyat itu dan karena kepahitan yang memenuhi hati-Mu yang amat kudus, tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang sekarang berada di bawah pandangan-Mu yang adil. Kami mohon, semoga Engkau melihat mereka hanya melalui luka-luka Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, yang kerahiman-Nya melebihi keadilan. Amin.<br />
<br />
—————————————————<br />
<br />
<b>Hari Kesembilan</b><br />
Meditasi Kitab Suci : Why 3:15-19<br />
<br />
<i>Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegur dan Kuajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!</i><br />
<br />
Marilah berdoa bagi jiwa orang-orang yang bersikap acuh tak acuh.<br />
<br />
Yesus yang Maharahim, Engkaulah kebaikan. Antarlah ke dalam kemah hati-Mu yang Maharahim semua orang yang bersikap acuh tak acuh. Mereka bagaikan mayat yang busuk, yang memenuhi hati-Mu dengan kejijikannya. Benamkanlah mereka ke dalam api cinta kasih-Mu yang bersih dan hangatkanlah mereka dari kedinginan, supaya semangat baru mulai menyala dalam hati mereka, sehingga mereka selalu memuji kerahiman-Mu yang tak terbatas itu.<br />
<br />
Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman pada jiwa-jiwa orang yang acuh tak acuh. Dari hati-Nya yang maharahim, Putera-Mu pernah mengeluarkan keluhan di Bukit Zaitun, “Biarlah cawan ini berlalu daripada-Ku.” (Mat 26:39). Kami mohon demi sengsara yang dahsyat dari Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus dan demi sakratul maut-Nya selama 3 jam di salib, nyalakanlah semangat baru dalam hati mereka, untuk menjunjung kehormatan-Mu. Tuangkanlah ke dalam hati mereka cinta kasih yang benar, supaya mereka hidup kembali dan mampu melaksanakan perbuatan belas kasih di dunia ini dan akhirnya memuji kerahiman-Mu di surga untuk selama-lamanya. Amin.<br />
<br />
Sumber: https://kumpulandoanovena.wordpress.com/<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-58690379828988394832019-10-24T08:19:00.000+07:002019-10-24T08:25:03.714+07:00Novena Hati Kudus Yesus, Mukjizat, Kesaksian dan Teks Lengkapnya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg0LbTxYT9k2QA-DOr6SENg5I67EYvH3mnsfUoWzofcB4WMChLC85fYI1NI_vwtsHGAz6jtGDlzWc09qXACrRzattBO64Fqttz9p4aclL6Ebd7yOgnr82fdT1Dm6I-kSqvbXxDzoGYeHc/s1600/33862968_471621279935831_1351317782154706944_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg0LbTxYT9k2QA-DOr6SENg5I67EYvH3mnsfUoWzofcB4WMChLC85fYI1NI_vwtsHGAz6jtGDlzWc09qXACrRzattBO64Fqttz9p4aclL6Ebd7yOgnr82fdT1Dm6I-kSqvbXxDzoGYeHc/s400/33862968_471621279935831_1351317782154706944_n.jpg" width="300" height="300" data-original-width="800" data-original-height="800" /></a></div>
Salam sejahtera sahabat-sahabatku yang beragama Katolik yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus. Semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan dan berkat melimpah dalam kehidupan kita tanpa kekurangan suatu apapun. Di postingan kali ini, saya memposting tentang Doa Novena Hati Kudus Yesus.<br />
<br />
Sebagai sebuah devosi, ada banyak doa novena yang bisa kita doakan setiap harinya. Adapun beberapa doa novena yang ada dalam ajaran agama Katolik diantaranya: Novena Hati Kusus Yesus, Tiga Salam Maria, Mukjizat Yesus Kristus, Kanak-kanak Yeus, Novena Santo Yudas Tadeus, Novena St. Peregrine, Santo Yusuf, doa Novena Antonius Padua, dan lain-lain.<br /><span id="fullpost">
<br />
<b>Sekilas mengenai Novena Hati Kudus Yesus</b><br />
Dari sekian doa novena yang ada, doa yang paling sering didaraskan adalah doa novena tiga salam maria, doa novena Santo Yudas Tadeus serta Novena Hati Kudus Yesus. Novena ini dikenal sejak jaman Yohanes sang Penginjil dan Paulus dari Tarsus. Pada waktu itu banyak kegiatan yang menyerupai devosi cinta Tuhan dilakukan di gereja, namun kegiatan ini tidak memiliki nama atau sebutan khusus. Pada awal-awal abad kekristenan, ibadah itu ditujukan kepada Hati Yesus yang terluka. Asal devosi ini berasal dari rohaniwati Katolik Roma Perancis yakni Marguerite Marie Alacoque. Dia mengatakan bahwa ia mengetahui devosi ini dari Tuhan Yesus dalam suatu pengelihatan.<br />
<br />
<b>Mukjizat Doa Novena Hati Kudus Yesus</b><br />
Dalam perkembangannya novena ini menyebar dan banyak orang yang mendoakannya serta menjadikannya sebagai doa penghormatan kepada hati kudus Yesus yang terluka. Banyak yang memberikan kesaksian tentang adanya mukjizat yang didapatkannya setelah mendoakan doa ini. Beberapa diantaranya mengaku mendapat kedamaian setelah mendaraskan doa novena ini serta diberikan jalan keluar terhadap masalah-masalah sulit yang dialaminya meskipun masalah tersebut sangat berat serta tidak kunjung menemukan jalan keluarnya.<br />
<br />
Kesaksian-kesaksian yang bisa kita perdengarkan saat ucapan syukur di gereja, di majalah ataupun surat kabar serta kesaksian yang bisa kita ketahui melalui media sosial membuktikan bahwa doa ini adalah doa Katolik yang ampuh dan memberikan banyak manfaat. Bahkan ada orang yang mengatakan bahwa doa Novena Hati Kudus Yesus adalah doa yang tidak pernah gagal. Oleh karenanya, tidak ada salahnya kita berserah diri kepada Yesus Kristus serta mendoakan doa ini, terutama apabila kita sedang mengalami masalah yang cukup berat serta memohon akan adanya jalan keluar yang sesuai dengan kehendak Allah Bapa di Surga.<br />
<br />
<b>Teks Lengkap dan Cara Berdoa Novena Hati Kudus Yesus</b><br />
Sebelum anda berdoa, alangkah lebih baik apabila anda mencari suasana hening terlebih dahulu. Berdoalah tengah malam, saat semua orang terlelap tidur dan saat lingkungan sekitar benar benar tenang. Tutuplah pintu serta nyalakanlah sebuah lilin. Ambillah sikap pasrah sebelum anda berdoa dan mulailah berdoa:<br />
<br />
<b>Tanda Salib:</b><br />
Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.<br />
Amin<br />
<br />
<b>Syahadat Iman:</b><br />
Aku percaya akan Allah, Bapa yang Maha Kuasa, Pencipta langit dan bumi. Dan akan Yesus Kristus, Putera-Nya yang tunggal, Tuhan kita. Yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh perawan Maria. Yang menderita sengsara dalam pemerintahan Ponsius Pilatus, disalibkan, wafat dan dimakamkan. Yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati. Yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Maha Kuasa. Dari situ Ia akan datang, mengadili orang hidup dan mati. Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang Kudus, Persekutuan Para Kudus, Pengampunan dosa, Kebangkitan badan, Kehidupan kekal. Amin<br />
<br />
<b>Novena Kepada Hati Kudus Yesus</b><br />
Ya Yesus, Engkau berkata:<br />
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu”<br />
Dengan perantaraan Maria Bunda-Mu tersuci, aku memanggil Engkau, aku mencari dan memohon kepadaMu. Untuk mendengarkan permohonanku ini ........................<br />
<br />
<i>(Sebutkanlah permohonan dan karunia Bapa yang anda butuhkan)</i><br />
<br />
Ya Yesus, Engkau berkata:<br />
Apa saja yang kau minta kepada Bapa-Ku dengan namaKu, Dia akan memberikannya kepadamu<br />
Aku memohon dengan rendah hati dan penuh kepercayaan dari Bapa surgawi dalam nama-Mu, dengan perantaraan Maria Bunda-Mu tersuci, untuk mengabulkan permohonanku ini .........................<br />
<br />
<i>(Sebutkanlah permohonan dan karunia Bapa yang anda butuhkan)</i><br />
<br />
Ya Yesus, Engkau berkata:<br />
Langit dan bumi akan musnah, tetapi sabda-Ku tidak akan musnah.<br />
Dengan perantaraan Maria Bunda-Mu tersuci, aku percaya bahwa permohonanku akan dikabulkan ...........................<br />
<br />
<i>(Sebutkanlah permohonan dan karunia Bapa yang anda butuhkan)</i><br />
<br />
Yesusku, Tuhan jiwaku, Engkau berjanji bahwa Hati Kudus-Mu akan menjadi laut kerahiman bagi orang-orang yang berharap kepadaMu. Aku sungguh percaya bahwa Engkau akan mengabulkan apa yang aku minta, walaupun itu memerlukan mukjizat. Pada siapa aku akan mengetuk kalau bukan kepada Hati-Mu. Terberkatilah mereka yang berharap padamu, ya Yesus, aku mempersembahkan kepada Hati-Mu, Penyakit ini ......... Jiwa ini ......... Permohonan ini ........... Pandanglah dan buatlah apa yang Hati-Mu kehendaki.<br />
<br />
Ya Yesus, aku berharap padaMu dan percaya kepada-Mu. Aku mempersembahkan diriku, di dalam Engkau aku merasa aman.<br />
<br />
<i>(Lanjutkan dengan 1 kali:)</i><br />
Bapa Kami<br />
Salam Maria<br />
Kemuliaan<br />
<br />
Hati Kudus Yesus, aku berharap pada-Mu…<br />
<br />
<i>(ucapkan dan ulangi 10 kali)</i><br />
<br />
Ya Yesus yang baik, Engkau berkata:<br />
Jika engkau hendak menyenangkan Daku, percayalah kepada-Ku. Jika engkau hendak lebih menyenangkan Daku, berharaplah pada-Ku selalu. Pada-Mu Tuhan, aku berharap agar aku tidak binasa selamanya. Amin<br />
<br />
<b>Doa Kepada Hati Kudus Yesus</b><br />
Ya Tuhan, aku berdoa, agar di rumahku ada damai, ketenangan dan kesejahteraan di dalam naungan-Mu. Berkatilah dan lindungilah usahaku, pekerjaanku dan semua yang Kau serahkan kepadaku, segala keinginanku. Usirlah nafsu dari dalam hatiku, rencana palsu dan pikiran jahat. Tuangkanlah di dalam hatiku, cinta kepada sesama dan anugerahkanlah kepadaku, semangat penyerahan yang teguh, teristimewa pada saat kemalangan, agar supaya aku bangun dari kebimbangan. Ya Tuhan, bimbinglah dan lindungilah hidupku dari bahaya-bahaya dan ketidak-tentuan dunia. Jangan lupa, ya Yesusku, orang-orang yang kukasihi, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal yang menyebabkan kesedihan kami, tetapi kami masih dihibur oleh ketaatan mereka waktu mereka masih hidup, sehingga Engkau tidak menyerahkan mereka kepada maut. Kasihilah mereka Tuhan, dan bawalah mereka kepada kemuliaan surgawi. Amin.<br />
<br />
<b>Tanda salib:</b><br />
Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.<br />
Amin.<br />
<br />
Novena Hati Kudus Yesus sebaiknya dilakukan setiap hari selama sembilan hari lamanya dan didoakan berturut-turut pada jam yang sama. Anda juga sebiknya meninggalkan text salinan doa ini di gereja serta memberikan kesaksian apabila doa anda terkabul. Tidak sebatas di gereja saja, anda bisa membagikan dan menuliskan kesaksian tentang keajaiban dan mukjizat doa Novena Hati Kudus Yesus melalui media sosial seperti facebook, twitter, whatsapp, instagram.<br />
<br />
Itulah doa Novena Hati Kudus Yesus, doa Katolik yang tidak pernah gagal. Silahkan anda memilih waktu yang tepat untuk berdoa. Semoga doa dan permohonan anda yang anda panjatkan dengan kerendahan hati dan sikap pasrah bisa terkabul serta masalah yang anda hadapi bisa segera mendapatkan jalan keluarnya. Tetap berserah dan bertekun dalam doa, karena doa adalah kekuatan terbesar di muka bumi. Salam sejahtera bagi kita semua. Tuhan memberkati.<br />
<br />
https://www.yosefpedia.com/<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-88594100277282619952019-10-23T07:51:00.001+07:002019-10-23T07:56:13.559+07:00Novena 3 Salam Maria <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8Wh8rSNvcprN9XJatLpXNDDwkcAtQbDiXLN_rWduBwB4JcO0Qte2KkK62J0pDqX6jt67ZBYioZUVfa_lDVeqImApw5I39hT2R5XV9mipMI4LV4fRuGpbNcSLLcLmCyXx0hhchjETPZzg/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8Wh8rSNvcprN9XJatLpXNDDwkcAtQbDiXLN_rWduBwB4JcO0Qte2KkK62J0pDqX6jt67ZBYioZUVfa_lDVeqImApw5I39hT2R5XV9mipMI4LV4fRuGpbNcSLLcLmCyXx0hhchjETPZzg/s400/images.jpg" width="150" height="185" data-original-width="197" data-original-height="262" /></a></div>Novena Tiga Salam Maria berasal dari Santa Mechtildis. Ia mendapatkan pengalaman rohani dari Bunda Maria ketika ia cemas akan keselamatan hidupnya dan ia memohon Bunda Maria untuk membantunya saat kematiannya. Bunda Maria mengabulkan permohonannya dan meminta ia agar berdoa tiga kali Salam Maria.<br />
<br />
Santo Antonius dari Padua, Santo Leonardus dari Porto Mauritio dan Santo Alfonsus de Liguori berjasa besar dalam mewartakan doa Tiga Salam Maria ini.<br />
<br />
Doakanlah doa ini selama sembilan hari berturut-turut.
Dan jika permohonan anda berat, lakukanlah novena ini 3x berturut-turut.<br /><span id="fullpost">
<br />
<b>Novena Tiga Salam Maria</b><br />
<br />
Bunda Maria, Perawan yang berkuasa, bagimu tidak ada sesuatu yang tak mungkin, karena kuasa yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa kepadamu. Dengan sangat aku mohon pertolonganmu dalam kesulitanku ini, janganlah hendaknya engkau meninggalkan aku, sebab aku yakin engkau pasti dapat menolong, meski dalam perkara yang sulit, yang sudah tidak ada harapannya, engkau tetap menjadi pengantara bagi Puteramu.<br />
<br />
Baik keluhuran Tuhan dan penghormatanku kepadamu maupun keselamatan jiwaku akan bertambah seandainya engkau sudi mengabulkan segala permohonanku ini. Karenanya, kalau permohonanku ini benar-benar selaras dengan kehendak Puteramu, dengan sangat aku mohon, o Bunda, sudilah meneruskan segala permohonanku ini ke hadirat Puteramu, yang pasti tak akan menolakmu.<br />
<br />
Pengharapanku yang besar ini, berdasarkan atas kuasa yang tak terbatas yang dianugerahkan oleh Allah Bapa kepadamu. Dan untuk menghormati besarnya kuasamu itu, aku berdoa bersama dengan St.Mechtildis yang kau beritahukan tentang kebaikan doa "Tiga Salam Maria", yang sangat besar manfaatnya itu.<br />
<br />
<b>Salam Maria ... (3X)</b><br />
<i>Bunda Maria yang baik hati, jauhkanlah aku dari dosa-dosa berat.</i><br />
<br />
Perawan Suci yang disebut Tahta Kebijaksanaan, karena Sabda Allah tinggal padamu, engkau dianugerahi pengetahuan Ilahi yang tak terhingga oleh Puteramu, sebagai makhluk yang paling sempurna untuk dapat menerimanya.<br />
<br />
Engkau tahu betapa besar kesulitan yang kuhadapin ini, betapa besar pengharapanku akan pertolonganmu. Dengan penuh kepercayaan akan tingginya kebijaksanaanmu, aku menyerahkan diriku seutuhnya kepadamu, supaya engkau dapat mengatur dengan segala kesanggupan dan kebaikan budi, demi keluhuran Tuhan dan keselamatan jiwaku. Sudilah kiranya Bunda dapat menolong dengan segala cara yang paling tepat untuk terkabulnya permohonanku ini.<br />
<br />
Bunda Maria, Bunda Kebijaksanaan Ilahi, sudilah kiranya Bunda berkenan mengabulkan permohonanku yang mendesak ini. Aku memohon berdasarkan atas kebijaksanaanmu yang tiada bandingnya, yang dikaruniakan oleh Puteramu melalui Sabda Ilahi kepadamu.<br />
<br />
Bersama dengan St. Antonius dari Padua dan St. Leonardus dari Porto Mauritio, yang rajin mewartakan tentang devosi "Tiga Salam Maria" aku berdoa untuk menghormati kebijaksanaanmu yang tiada taranya itu.<br />
<br />
<b>Salam Maria ... (3X)</b><br />
<i>Bunda Maria yang baik hati, jauhkanlah aku dari dosa-dosa berat.</i><br />
<br />
Bunda yang baik dan lembut hati, Bunda Kerahiman Sejati yang akhir-akhir ini disebut sebagai "Bunda yang penuh belas kasih", aku datang padamu, memohon dengan sangat, sudilah kiranya Bunda memperlihatkan belas kasihmu kepadaku. Makin besar kepapaanku, makin besar pula belas kasihmu kepadaku. Aku tahu, bahwa aku tidak pantas mendapat karunia itu. Sebab seringkali aku menyedihkan hatimu dengan menghina Puteramu yang kudus itu. Betapapun besarnya kesalahanku, namun aku sangat menyesal telah melukai Hati Kudus Yesus dan hati kudusmu.<br />
<br />
Engkau memperkenalkan diri sebagai "Bunda para pendosa yang bertobat" kepada St.Brigitta, maka ampunilah kiranya segala kurang rasa terima kasihku padamu. Ingatlah akan keluhuran Puteramu saja serta kerahiman dan kebaikan hatimu yang terpancar dengan mengabulkan permohonanku ini melalui perantaraan Puteramu.<br />
<br />
Bunda Perawan yang penuh kebaikan serta lembut dan manis, belum pernah ada orang yang datang padamu dan memohon pertolongamu engkau biarkan begitu saja. Atas kerahiman dan kebaikanmu, aku berharap dengan sangat, agar aku dianugerahi Roh Kudus. Dan demi keluhuranmu, bersama St. Alfonsus Ligouri, rasul kerahimanmu serta pengajar devosi "Tiga Salam Maria", aku berdoa untuk menghormati kerahimanmu dan kebaikanmu.<br />
<br />
<b>Salam Maria ... (3X)</b><br />
<i>Bunda Maria yang baik hati, jauhkanlah aku dari dosa-dosa berat.</i><br />
<br />
Sumber: https://www.imankatolik.or.id/3salammaria.html<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-36948040915391664232019-10-22T07:24:00.000+07:002019-10-22T07:28:04.385+07:00Kisah Institusi (Konsekrasi)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVBd36CET-66sA7OmsJw5HZ_ghbnRqapz4_xm01REW_emGof2zE3JKnhZ8NUULj13x1TuJMxqLIoH1g5_R8Exc4oHQ17XLsiGDjkV8xCyv3avN871MTvBSGpzSjVDn30MeGkekrJJdftI/s1600/dsc_0158.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVBd36CET-66sA7OmsJw5HZ_ghbnRqapz4_xm01REW_emGof2zE3JKnhZ8NUULj13x1TuJMxqLIoH1g5_R8Exc4oHQ17XLsiGDjkV8xCyv3avN871MTvBSGpzSjVDn30MeGkekrJJdftI/s400/dsc_0158.jpg" width="400" height="264" data-original-width="613" data-original-height="404" /></a></div>
Doa yang mengingatkan kita akan peristiwa perjamuan malam terakhir dinamakan Kisah Institusi (Konsekrasi). Rumusannya dalam Doa Syukur Agung (DSA) II adalah sebagai berikut:<br />
<br />
“Sebab pada malam Ia dikhianati, Yesus mengambil roti. Ia mengucap syukur dan memuji Dikau, memecah-mecahkan roti itu, dan memberikannya kepada murid-murid-Nya seraya berkata…..” dan seterusnya.<br /><span id="fullpost">
<br />
Sabda dan tindakan Yesus diulangi. Kurban Salib Kristus dihadirkan kembali bagi kita, dan kita mengalami kuasa-Nya yang menebus dan menyelamatkan.<br />
<br />
Doa tadi disebut kisah institusi karena mengisahkan peristiwa dimana Tuhan Yesus menetapkan atau meresmikan adanya Sakramen Ekaristi. Pada malam perjamuan terakhir itu, Yesus menetapkan atau mendirikan Sakramen Ekaristi dengan bersabda, ”Lakukankah ini untuk mengenangkan Daku.” Gereja memenuhi amanat Kristus ini dengan cara merayakan Ekaristi.<br />
<br />
Biasanya, sesaat sebelum konsekrasi, putra Altar dapat membunyikan lonceng atau gong sebagai tanda untuk umat. Demikian pula – sesuai dengan kebiasaan setempat – putra altar dapat membunyikan lonceng atau gong pada saat hosti atau piala diperlihatkan kepada umat.<br />
<br />
Yang sungguh harus diperhatikan, ketika konsekrasi suasana yang diciptakan adalah hening – hikmat, dan ketika imam memperlihatkan hosti dan piala, umat memandangnya dengan hikmat. Ketika hosti dan piala diturunkan, umat membungkuk dengan hikmat. Tangan dapat dikatupkan di dada, atau posisi menyembah, atau sikap lain yang hormat dan pantas, sesuai dengan kebiasaan masing-masing.<br />
<br />
Sumber: https://santopauluspku.wordpress.com/<br />
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2984605834897998772.post-84196703521740601272019-10-21T08:06:00.003+07:002019-10-21T08:08:10.523+07:00Persiapan Persembahan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmEDd7NNYKJYFfOInq00xFulB8X6-F4nuO_BriM1IxHNEzHjEHd5IL-NYrQgcjsdY9oRL7bvdB43H4JcWRKS6cEj-Gtij9i5GuPb1VQ5Ep_d5sm9vXfboTYDy93zvuybDlxTbuquU0JXc/s1600/img_0353.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmEDd7NNYKJYFfOInq00xFulB8X6-F4nuO_BriM1IxHNEzHjEHd5IL-NYrQgcjsdY9oRL7bvdB43H4JcWRKS6cEj-Gtij9i5GuPb1VQ5Ep_d5sm9vXfboTYDy93zvuybDlxTbuquU0JXc/s400/img_0353.jpg" width="400" height="137" data-original-width="800" data-original-height="274" /></a></div>
Ada 4 unsur atau bagian dalam persiapan persembahan, yaitu:<br />
<br />
<b>a. Kolekte</b><br />
Persiapan persembahan diawali dengan kolekte. Kolekte melambangkan partisipasi umat dalam Kurban Kristus, dan menyatakan tanggungjawab kita terhadap keperluan Gereja, keperluan ibadat dan keperluan-keperluan sosial lainnya.<br />
<br />
Sementara itu, Imam menyiapkan Meja Altar mengatur korporale, purifikatorium, piala, patena, palla, roti dan anggur, serta buku Misa di meja Altar.<br /><span id="fullpost">
<br />
<b>b. Perarakan persembahan</b><br />
Pada perayaan-perayaan tertentu (Natal, Paskah, Pentakosta, Pesta Pelindung Paroki dan lain-lain), bahan persembahan dapat diantar oleh petugas yang telah ditunjuk dari meja persembahan ke meja Altar. Pembawa persembahan cukuplah 4 – 5 pasang saja. Bahan persembahan itu terdiri dari: sepasang lilin, piala (yang di atasnya terdapat purificatorium, patena, Hosti besar, palla, dan korporale), sibori, sepasang bunga, buah, dan kolekte. Demi alasan praktis, ampul (berisi anggur dan air), lavabo (tempat air untuk membasuh tangan imam) serta kain untuk mengelap tangan imam sebaiknya diletakkan di kreden (meja kecil dekat Altar). Perarakan persembahan biasanya diiringi dengan nyanyian persembahan atau tarian persembahan. Nyanyian persembahan berfungsi mengiri perarakan persembahan. Oleh karena itu, nyanyian ini harus segera diakhir setelah bahan persembahan tertata di Altar. Jika ada tarian persembahan, hendaknya dipersiapkan sedemikian rupa sehingga corak gerakan dan busana yang dikenakan oleh para penari mencerminkan tarian liturgis.<br />
<br />
<b>c. Doa atas Roti dan Anggur</b><br />
Doa yang diucapkan imam pada roti dan anggur adalah doa pujian kepada Allah karena karya-Nya yang agung dan luhur. Ia memberikan kepada kita segala yang kita perlukan untuk hidup jasmani dan rohani. Setelah itu imam membasuh tangannya. Upacara ini melambangkan bahwa ia menginginkan hati bersih.<br />
<br />
Imam dapat mendupai bahan persembahan yang telah disiapkan di atas altar juga mendupai salib dan altar. Pendupaan itu melambangkan persembahan dan doa Gereja yang naik kehadirat Allah seperti kepulan asap dupa. Sesudah itu Imam dan umatpun didupai oleh diakon atau misdinar. Imam didupai karena pelayanan kudus yang ia sandang. Umat didupai karena martabat luhur yang mereka peroleh lewat pembaptisan.<br />
<br />
<b>d. Doa persiapan persembahan</b><br />
Kemudian iman mengajak umat berdoa. Sesudah umat berdoa bersama, imam mengucapkan doa persiapan persembahan. Doa persiapan persembahan ini mengakhiri bagian persiapan persembahan dan menghubungkannya dengan Doa Syukur Agung.<br />
<br />
Sumber: https://santopauluspku.wordpress.com/
<br />
</span>Gema Liturgihttp://www.blogger.com/profile/12555723007374845155noreply@blogger.com