Doa Pembuka Adalah Doa Kolekta Yang Menekankan Tema Bacaan
Para sahabat pemerhati dan pegiat liturgi, dengan kesadaran akan kehadiran Tuhan, setelah menyanyikan Madah Kemuliaan, imam akan mengawali misa dengan waktu hening sejenak, untuk berdoa. Doa ini biasanya memberikan penekanan terhadap tema bacaan pada misa tersebut, sehingga kita dapat mengikuti misa dengan baik.
Pada bagian ini juga terkadang beberapa imam menyampaikan intensi-intensi doa umat untuk digabungkan dengan kurban Kristus pada misa tersebut. Doa Pembuka ini kemudian dijawab oleh umat dengan aklamasi: Amin.
Doa pembuka merupakan doa yang menutup Ritus Pembuka. Doa pembuka biasa disebut oratio collecta atau doa kolekta. Artinya bahwa doa ini bersifat mengumpulkan dan meringkaskan ujud-ujud doa dari umat beriman. Yang mengumpulkan dan meringkaskan doa-doa dari umat adalah imam yang memimpin Ekaristi. Imam mengajak umat untuk berdoa, lalu semua hening sejenak untuk menyadari kehadiran Tuhan, dan dalam hati mengungkapkan doa yang menjadi ujud pribadi. Lalu, imam membawakan doa pembuka yang disebut “collecta”.
Selaras dengan tradisi tua Gereja, doa pembuka diarahkan kepada Allah bapa, dengan pengantaraan Putra, dalam Roh Kudus, dan diakhiri dengan rumusan panjang trinitaris (lih. PUMR 54). Rumusan panjang “trinitaris”. Artinya, setiap doa pembuka menyebut kepengantaraan Yesus Kristus yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus. (Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami)
Berikut ciri khas doa penutup trinitaris:
Kalau doa diarahkan kepada Bapa:
...... Dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudushidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa.
Kalau doa diarahkan kepada Bapa, tetapi pada akhir doa disebut juga Putra:
...... Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa.
Kalau doa diarahkan kepada Putra:
...... Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami, Yang bersama dengan Bapa, Dalam persatuan Roh Kudus, Hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa.
Note:
Doa pembuka bersama dengan doa persiapan persembahan, dan doa sesudah komuni disebut Oratio (bahasa Latin). Kata oratio berasal dari kata orare yang bukan hanya berarti berdoa tapi juga berbicara, mengajar, dan mewartakan.
Demikian penjelasan atas seluruh rangkaian ritus pembuka dalam perayaan Ekaristi. Ingat PUMR 46: Ritus Pembuka meliputi bagian-bagian yang mendahului Liturgi Sabda, yaitu: perarakan masuk, salam, kata pengantar, pernyataan tobat, Tuhan Kasihanilah, Kemuliaan, dan doa pembuka. Dengan memahami lebih baik akan makna di balik ritus pembuka ini, maka kita akan lebih bersemangat dan berusaha untuk konsentrasi dalam mengikuti misa (juga berusaha untuk tidak datang terlambat). Karena pada bagian ini, disposisi batin kita tengah dipersiapkan untuk menerima Santapan Rohani, yaitu Sabda Ilahi dan Tubuh Kristus yang menyegarkan dan menguatkan, sekaligus menyelamatkan.
Semoga bermanfaat.
Tuhan memberkati Bunda Maria merestui.
Sumber:
• TPE 2005
• PUMR no.46, 54
• Upaya untuk Paham dan Terampil Berekaristi, Komlit.- KWI, Nusa Indah, Cet.1, 2003.
• Sacrosanctum Concilium,
• Lukasik, SCJ, Memahami Perayaan Ekaristi, Penjelasan Unsur-unsur Perayaan Ekaristi, Kanisius.
• Martasudjita, E. Pr., Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral, Yogyakarta: Kanisius 2005.
• Sri, Edward (2011-01-04). A Biblical Walk Through The Mass: Understanding What We Say And Do In The Liturgy (pp. 24-29). Ascension Press. Kindle Edition.
• Musicam Sacram (lih. SC 112-121)
• Redemptionis Sacramentum
Pada bagian ini juga terkadang beberapa imam menyampaikan intensi-intensi doa umat untuk digabungkan dengan kurban Kristus pada misa tersebut. Doa Pembuka ini kemudian dijawab oleh umat dengan aklamasi: Amin.
Doa pembuka merupakan doa yang menutup Ritus Pembuka. Doa pembuka biasa disebut oratio collecta atau doa kolekta. Artinya bahwa doa ini bersifat mengumpulkan dan meringkaskan ujud-ujud doa dari umat beriman. Yang mengumpulkan dan meringkaskan doa-doa dari umat adalah imam yang memimpin Ekaristi. Imam mengajak umat untuk berdoa, lalu semua hening sejenak untuk menyadari kehadiran Tuhan, dan dalam hati mengungkapkan doa yang menjadi ujud pribadi. Lalu, imam membawakan doa pembuka yang disebut “collecta”.
Selaras dengan tradisi tua Gereja, doa pembuka diarahkan kepada Allah bapa, dengan pengantaraan Putra, dalam Roh Kudus, dan diakhiri dengan rumusan panjang trinitaris (lih. PUMR 54). Rumusan panjang “trinitaris”. Artinya, setiap doa pembuka menyebut kepengantaraan Yesus Kristus yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus. (Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami)
Berikut ciri khas doa penutup trinitaris:
Kalau doa diarahkan kepada Bapa:
...... Dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudushidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa.
Kalau doa diarahkan kepada Bapa, tetapi pada akhir doa disebut juga Putra:
...... Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa.
Kalau doa diarahkan kepada Putra:
...... Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami, Yang bersama dengan Bapa, Dalam persatuan Roh Kudus, Hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa.
Note:
Doa pembuka bersama dengan doa persiapan persembahan, dan doa sesudah komuni disebut Oratio (bahasa Latin). Kata oratio berasal dari kata orare yang bukan hanya berarti berdoa tapi juga berbicara, mengajar, dan mewartakan.
Demikian penjelasan atas seluruh rangkaian ritus pembuka dalam perayaan Ekaristi. Ingat PUMR 46: Ritus Pembuka meliputi bagian-bagian yang mendahului Liturgi Sabda, yaitu: perarakan masuk, salam, kata pengantar, pernyataan tobat, Tuhan Kasihanilah, Kemuliaan, dan doa pembuka. Dengan memahami lebih baik akan makna di balik ritus pembuka ini, maka kita akan lebih bersemangat dan berusaha untuk konsentrasi dalam mengikuti misa (juga berusaha untuk tidak datang terlambat). Karena pada bagian ini, disposisi batin kita tengah dipersiapkan untuk menerima Santapan Rohani, yaitu Sabda Ilahi dan Tubuh Kristus yang menyegarkan dan menguatkan, sekaligus menyelamatkan.
Semoga bermanfaat.
Tuhan memberkati Bunda Maria merestui.
Sumber:
• TPE 2005
• PUMR no.46, 54
• Upaya untuk Paham dan Terampil Berekaristi, Komlit.- KWI, Nusa Indah, Cet.1, 2003.
• Sacrosanctum Concilium,
• Lukasik, SCJ, Memahami Perayaan Ekaristi, Penjelasan Unsur-unsur Perayaan Ekaristi, Kanisius.
• Martasudjita, E. Pr., Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral, Yogyakarta: Kanisius 2005.
• Sri, Edward (2011-01-04). A Biblical Walk Through The Mass: Understanding What We Say And Do In The Liturgy (pp. 24-29). Ascension Press. Kindle Edition.
• Musicam Sacram (lih. SC 112-121)
• Redemptionis Sacramentum