Homili Ibadat Mitoni:
Menghayati Peran
Bacaan I: Yes.7:10-14
Bacaan Injil: Lk.1:26-38
Kehadiran seorang anak adalah dambaan setiap keluarga. Bagi keluarga baru, kehamilan yang pertama kali dirasakan sebagai pengalaman yang sangat membahagiakan. Mengapa? karena apa yang dirindukan kini akan menjadi kenyataan, yakni kehadiran sang buah hati suami-istri sebagai anugerah Allah yang agung. Kabar gembira semacam ini juga dialami oleh keluarga Bapak-Ibu ……… di sini. Bersama keluarga ini, kita diajak memanjatkan puji syukur kepada Allah Sang sumber kasih, yang telah melaksanakan karya agung di tengah-tengah keluarga ini, sekaligus meneguhkan cinta kasih suami-istri dengan kehadiran seorang anak yang kini genap … bulan dalam kandungan. Pujian syukur ini kita rangkai pula dengan permohonan, semoga anak yang ada dalam kandungan selalu diberkati Tuhan dan tumbuh sesuai dengan rencana-Nya. Demikian juga, kita berdoa bagi ibu yang sedang hamil, agar dapat menjaga dan merawat kandungannya dengan baik, serta nanti dapat menjalani persalinan dengan lancar dan selamat.
Melalui keluarga, Allah telah melangsungkan karya ciptaan-Nya. Kehidupan baru telah dimulai dalam rahim sang ibu. Janin yang ada dalam kandungan adalah manusia yang mempunyai hak secara penuh untuk dilindungi dan dirawat hidupnya. Bagaimanapun keadaan anak itu dan status orangtuanya, dia punya hak untuk hidup. Maka segala bentuk abortus/pengguguran yang bersifat langsung, apapun latar belakang alasannya, dikategorikan sebagai pembunuhan. Sebab hidup adalah rahmat dari Allah dan ada dalam kuasa Allah juga. Maka segala tindakan yang menghambat, bahkan menggagalkan kehendak Allah adalah dosa, karena bertentangan dengan kuasa dan hak Allah.
Allah Bapa Sang penyelenggara kehidupan, melalui Malaikat Gabriel telah menyampaikan khabar gembira bagi Bunda Maria, bahwa dari rahimnya akan lahir Sang Juru Selamat dunia. Meskipun khabar itu mengejutkan dan menimbulkan keragu-raguan, namun dengan rendah hati dan penuh iman, Maria menjawab: ”Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu”. Ibu….. bersama dengan Bapak………sebagai suami-istri, telah diangkat dan dipercaya Allah menjadi rekan kerja-Nya dalam melangsungkan kehidupan baru. Ini adalah peran yang luhur, sebagai konsekuensi atas pilihan panggilan hidup berkeluarga. Peran tersebut dapat dijalani dengan cara menjaga kesehatan diri, secara: fisik, mental/kejiwaan, serta kerohanian. Sebab kesehatan Ibu yang sedang hamil akan mempengaruhi bahkan menentukan pula kesehatan bayi yang dikandungnya. Maka selama masa kehamilan seorang ibu perlu mengupayakan kesehatan fisiknya, dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung gisi dan vitamin yang cukup. Di samping itu juga perlu menjaga stabilitas mental dan kejiwaannya, serta memupuk kehidupan rohaninya dengan terus mendekatkan diri pada Tuhan. Agar dengan demikian Ibu bersama dengan suaminya dapat menghayati perannya sesuai dengan kehendak Allah sendiri.
Setiap pasangan suami-istri tentu menghendaki kesehatan dan kebaikan bagi anaknya sejak dalam kandungan. Keinginan yang aneh-aneh, baik yang menyangkut makanan maupun kesukaan yang lain (yang sering disebut nyidam), hendaknya ditempatkan dalam rangka demi kebaikan dan kesehatan bayi yang dikandungnya. Namun keinginan tersebut sebaiknya ditanggapi dengan bijaksana berdasarkan akal sehat, jangan dimitoskan, artinya kalau tidak dituruti akan mengakibatkan suatu yang tidak baik bagi bayinya.
Beberapa lambang yang kadang digunakan dalam acara doa syukur kehamilan (mitoni) adalah:
a. Tumpeng Saptanugraha (Tumpeng tujuh karunia)
Tumpeng kecil berjumlah tujuh, sebagai pralambang tujuh karunia Roh Kudus: (1) Kebijaksanaan, (2) akal budi, (3) nasihat, (4) kesetiaan, (5) pengetahuan, (6) kesopanan, dan (7) takut akan Allah (bdk. Yes 11:1-3). Hal ini mengandung maksud agar bayi yang ada dalam kandungan dipenuhi oleh Roh Kudus dengan tujuh karunia-Nya.
b. Jenang Procot dan Jongkong-inthil
Jenang Procot mengandung maksud agar bayi tersebut mengalami kemudahan dan kelancaran dalam kelahirannya, seperti didorong dari dalam berkat kekuatan Allah (diprocotke dan dijongkongke) serta placentanya segera menyusul keluar (sumrinthil).
c. Tumpeng Megono dan nasi golong lima buah.
Tumpeng Megono, mengandung makna marganing ana (asal muasal kejadian, terkabulnya permohonan). Nasi golong 5 buah, melambang-kan pribadi manusia yang terdiri dari: ketuban, placenta, tali pusat, darah dan bayi itu sendiri sebagai pusatnya (Jawa:kakang kawah, adi ari-ari, tali puser, rah/getih, dan bayi itu sendiri).
d. Air bunga telon (tiga macam bunga)
Air bunga telon melambangkan harapan akan berkat Allah Tritunggal: Bapa, Putera, dan Roh Kudus.
Sumber: https://yoskristianto.wordpress.com/renungan/
Bacaan Injil: Lk.1:26-38
Kehadiran seorang anak adalah dambaan setiap keluarga. Bagi keluarga baru, kehamilan yang pertama kali dirasakan sebagai pengalaman yang sangat membahagiakan. Mengapa? karena apa yang dirindukan kini akan menjadi kenyataan, yakni kehadiran sang buah hati suami-istri sebagai anugerah Allah yang agung. Kabar gembira semacam ini juga dialami oleh keluarga Bapak-Ibu ……… di sini. Bersama keluarga ini, kita diajak memanjatkan puji syukur kepada Allah Sang sumber kasih, yang telah melaksanakan karya agung di tengah-tengah keluarga ini, sekaligus meneguhkan cinta kasih suami-istri dengan kehadiran seorang anak yang kini genap … bulan dalam kandungan. Pujian syukur ini kita rangkai pula dengan permohonan, semoga anak yang ada dalam kandungan selalu diberkati Tuhan dan tumbuh sesuai dengan rencana-Nya. Demikian juga, kita berdoa bagi ibu yang sedang hamil, agar dapat menjaga dan merawat kandungannya dengan baik, serta nanti dapat menjalani persalinan dengan lancar dan selamat.
Melalui keluarga, Allah telah melangsungkan karya ciptaan-Nya. Kehidupan baru telah dimulai dalam rahim sang ibu. Janin yang ada dalam kandungan adalah manusia yang mempunyai hak secara penuh untuk dilindungi dan dirawat hidupnya. Bagaimanapun keadaan anak itu dan status orangtuanya, dia punya hak untuk hidup. Maka segala bentuk abortus/pengguguran yang bersifat langsung, apapun latar belakang alasannya, dikategorikan sebagai pembunuhan. Sebab hidup adalah rahmat dari Allah dan ada dalam kuasa Allah juga. Maka segala tindakan yang menghambat, bahkan menggagalkan kehendak Allah adalah dosa, karena bertentangan dengan kuasa dan hak Allah.
Allah Bapa Sang penyelenggara kehidupan, melalui Malaikat Gabriel telah menyampaikan khabar gembira bagi Bunda Maria, bahwa dari rahimnya akan lahir Sang Juru Selamat dunia. Meskipun khabar itu mengejutkan dan menimbulkan keragu-raguan, namun dengan rendah hati dan penuh iman, Maria menjawab: ”Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu”. Ibu….. bersama dengan Bapak………sebagai suami-istri, telah diangkat dan dipercaya Allah menjadi rekan kerja-Nya dalam melangsungkan kehidupan baru. Ini adalah peran yang luhur, sebagai konsekuensi atas pilihan panggilan hidup berkeluarga. Peran tersebut dapat dijalani dengan cara menjaga kesehatan diri, secara: fisik, mental/kejiwaan, serta kerohanian. Sebab kesehatan Ibu yang sedang hamil akan mempengaruhi bahkan menentukan pula kesehatan bayi yang dikandungnya. Maka selama masa kehamilan seorang ibu perlu mengupayakan kesehatan fisiknya, dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung gisi dan vitamin yang cukup. Di samping itu juga perlu menjaga stabilitas mental dan kejiwaannya, serta memupuk kehidupan rohaninya dengan terus mendekatkan diri pada Tuhan. Agar dengan demikian Ibu bersama dengan suaminya dapat menghayati perannya sesuai dengan kehendak Allah sendiri.
Setiap pasangan suami-istri tentu menghendaki kesehatan dan kebaikan bagi anaknya sejak dalam kandungan. Keinginan yang aneh-aneh, baik yang menyangkut makanan maupun kesukaan yang lain (yang sering disebut nyidam), hendaknya ditempatkan dalam rangka demi kebaikan dan kesehatan bayi yang dikandungnya. Namun keinginan tersebut sebaiknya ditanggapi dengan bijaksana berdasarkan akal sehat, jangan dimitoskan, artinya kalau tidak dituruti akan mengakibatkan suatu yang tidak baik bagi bayinya.
Beberapa lambang yang kadang digunakan dalam acara doa syukur kehamilan (mitoni) adalah:
a. Tumpeng Saptanugraha (Tumpeng tujuh karunia)
Tumpeng kecil berjumlah tujuh, sebagai pralambang tujuh karunia Roh Kudus: (1) Kebijaksanaan, (2) akal budi, (3) nasihat, (4) kesetiaan, (5) pengetahuan, (6) kesopanan, dan (7) takut akan Allah (bdk. Yes 11:1-3). Hal ini mengandung maksud agar bayi yang ada dalam kandungan dipenuhi oleh Roh Kudus dengan tujuh karunia-Nya.
b. Jenang Procot dan Jongkong-inthil
Jenang Procot mengandung maksud agar bayi tersebut mengalami kemudahan dan kelancaran dalam kelahirannya, seperti didorong dari dalam berkat kekuatan Allah (diprocotke dan dijongkongke) serta placentanya segera menyusul keluar (sumrinthil).
c. Tumpeng Megono dan nasi golong lima buah.
Tumpeng Megono, mengandung makna marganing ana (asal muasal kejadian, terkabulnya permohonan). Nasi golong 5 buah, melambang-kan pribadi manusia yang terdiri dari: ketuban, placenta, tali pusat, darah dan bayi itu sendiri sebagai pusatnya (Jawa:kakang kawah, adi ari-ari, tali puser, rah/getih, dan bayi itu sendiri).
d. Air bunga telon (tiga macam bunga)
Air bunga telon melambangkan harapan akan berkat Allah Tritunggal: Bapa, Putera, dan Roh Kudus.
Sumber: https://yoskristianto.wordpress.com/renungan/