Novena Natal, Tradisi yang Hampir Terlupakan
Setiap kegiatan segala sesuatunya membutuhkan persiapan. Baik itu menjelang pernikahan, menjelang kelahiran, menjelang pesta dan sebagainya, kita membutuhkan suatu persiapan yang baik agar acara yang kita nantikan dapat berjalan lancar. Hari Raya Natal adalah sesuatu kejadian yang luar biasa, kita memperingati kedatangan Mesias sang Raja kita.
Mempersiapkan Natal sebagai sesuatu peristiwa yang luar biasa tentunya membutuhkan preparasi yang bukan hanya lahiriah, tetapi juga batiniah. Masih ingatkah kita dengan tradisi menjelang Hari Raya Pentakosta (kedatangan Roh Kudus), kita diarahkan untuk melakukan persiapan dengan Novena Roh Kudus? Lalu bagaimana dengan mempersiapkan Tuhan Yesus sendiri, apakah memperingati Adven saja apakah cukup? Kali ini kita diingatkan kembali dengan tradisi lama Gereja yang sebenarnya sudah berkembang sejak abad pertengahan di Spanyol dan Perancis.
Novena adalah kegiatan persiapan dengan mendoakan devosi 9 hari berturut-turut. Menurut tradisi, persiapan 9 hari ini erat kaitannya dengan lambang persiapan 9 bulan mengandungnya Bunda Maria (yang sebenarnya dirayakan dari 25 Maret). Novena ini kemudian dibentuk dalam beberapa versi, ada yang menyebutkan Novena Natal Santo Andreas (karena ada yang mendoakannya setelah Pesta Santo Andreas, 30 November dengan berturut-turut jeda tiap 4 hari hingga jatuh pada hari Natal, tepat 9 kali!) dan ada juga doa yang diformulasikan kembali oleh seorang imam Italia bernama Charles Vachetta, CM pada 1721 namun imprimaturnya baru tersebar luas pada pada 1800-an. Doa Novena tersebut didoakan 9 hari berturut-turut sejak tanggal 16 Desember hingga jatuhnya vigili hari Natal di 24 Desember.
Lalu bagaimanakah sebenarnya formulasi Doa Novena Natal ini? Formulasinya sebenarnya diambil dari kitab Mazmur dan bacaan lain pada perjanjian lama serta Magnificat. Dalam beberapa literatur, doa Novena Natal ini juga ada yang menggabungkannya dengan tradisi mendaraskan atau menyanyikan “Antifona Tujuh ‘O’” yang ada pada teks doa Brevier pada masa Adven, dan doa ini layaknya didoakan sesudah Minggu ke-3 Adven (Minggu Sukacita). Antifon Tujuh ‘O’ itu adalah suatu bentuk pengagungan kepada Yesus Sang Mesias dan Emmanuel yang dijanjikan dengan gelar-gelarnya, yaitu: (1) “O Sapientia” atau “Ya Kebijaksanaan” (2) “O Adonai” atau “Ya Tuhan” (3) “O Radix Jesse” atau “Ya Tunas Isai” (4) “O Clavis David” atau “Ya Kunci Daud” (5) “O Oriens” atau “Ya Bintang Fajar” (6) “O Rex Gentium” atau “Ya Raja Segala Bangsa” (7) “O Emmanuel” atau “Ya Tuhan Beserta Kita”. Dari kesemua suku huruf awal yang tercetak tebal miring sesudah “O” itu bila dirangkai dari belakang, maka akan membentuk kalimat: “ERO CRAS!” yang seolah-olah merupakan jawaban Tuhan Yesus atas seruan doa-doa kita dengan arti dari kalimat tersebut adalah: “Besok, Aku akan Datang!”
Lanjut, bagaimanakah bentuk Doa Novena Natal ini? Untuk informasi lebih jelasnya, silakan men-download-nya melalui website stasi kita disini.
(Semoga masa Adven ini memberi kita pelajaran iman, “Indahnya suatu penantian akan Tuhan”)
Sumber :
http://www.stasisorowako.net/#!Novena-Natal-Tradisi-yang-Hampir-Terlupakan/
Mempersiapkan Natal sebagai sesuatu peristiwa yang luar biasa tentunya membutuhkan preparasi yang bukan hanya lahiriah, tetapi juga batiniah. Masih ingatkah kita dengan tradisi menjelang Hari Raya Pentakosta (kedatangan Roh Kudus), kita diarahkan untuk melakukan persiapan dengan Novena Roh Kudus? Lalu bagaimana dengan mempersiapkan Tuhan Yesus sendiri, apakah memperingati Adven saja apakah cukup? Kali ini kita diingatkan kembali dengan tradisi lama Gereja yang sebenarnya sudah berkembang sejak abad pertengahan di Spanyol dan Perancis.
Novena adalah kegiatan persiapan dengan mendoakan devosi 9 hari berturut-turut. Menurut tradisi, persiapan 9 hari ini erat kaitannya dengan lambang persiapan 9 bulan mengandungnya Bunda Maria (yang sebenarnya dirayakan dari 25 Maret). Novena ini kemudian dibentuk dalam beberapa versi, ada yang menyebutkan Novena Natal Santo Andreas (karena ada yang mendoakannya setelah Pesta Santo Andreas, 30 November dengan berturut-turut jeda tiap 4 hari hingga jatuh pada hari Natal, tepat 9 kali!) dan ada juga doa yang diformulasikan kembali oleh seorang imam Italia bernama Charles Vachetta, CM pada 1721 namun imprimaturnya baru tersebar luas pada pada 1800-an. Doa Novena tersebut didoakan 9 hari berturut-turut sejak tanggal 16 Desember hingga jatuhnya vigili hari Natal di 24 Desember.
Lalu bagaimanakah sebenarnya formulasi Doa Novena Natal ini? Formulasinya sebenarnya diambil dari kitab Mazmur dan bacaan lain pada perjanjian lama serta Magnificat. Dalam beberapa literatur, doa Novena Natal ini juga ada yang menggabungkannya dengan tradisi mendaraskan atau menyanyikan “Antifona Tujuh ‘O’” yang ada pada teks doa Brevier pada masa Adven, dan doa ini layaknya didoakan sesudah Minggu ke-3 Adven (Minggu Sukacita). Antifon Tujuh ‘O’ itu adalah suatu bentuk pengagungan kepada Yesus Sang Mesias dan Emmanuel yang dijanjikan dengan gelar-gelarnya, yaitu: (1) “O Sapientia” atau “Ya Kebijaksanaan” (2) “O Adonai” atau “Ya Tuhan” (3) “O Radix Jesse” atau “Ya Tunas Isai” (4) “O Clavis David” atau “Ya Kunci Daud” (5) “O Oriens” atau “Ya Bintang Fajar” (6) “O Rex Gentium” atau “Ya Raja Segala Bangsa” (7) “O Emmanuel” atau “Ya Tuhan Beserta Kita”. Dari kesemua suku huruf awal yang tercetak tebal miring sesudah “O” itu bila dirangkai dari belakang, maka akan membentuk kalimat: “ERO CRAS!” yang seolah-olah merupakan jawaban Tuhan Yesus atas seruan doa-doa kita dengan arti dari kalimat tersebut adalah: “Besok, Aku akan Datang!”
Lanjut, bagaimanakah bentuk Doa Novena Natal ini? Untuk informasi lebih jelasnya, silakan men-download-nya melalui website stasi kita disini.
(Semoga masa Adven ini memberi kita pelajaran iman, “Indahnya suatu penantian akan Tuhan”)
Sumber :
http://www.stasisorowako.net/#!Novena-Natal-Tradisi-yang-Hampir-Terlupakan/