Rabu, 16 Oktober 2019

Perarakan Masuk dalam Perayaan Liturgi

Print Friendly and PDF

Yang ikut perarakan masuk adalah imam, beserta para pelayan lainnya. Dalam perayaan Ekaristi meriah, perayaan diatur sebagai berikut (PUMR 120):
1) Paling depan : petugas yang membawa pendupaan yang mengepul
2) Pelayan yang membawa Salib perarakan – diapit oleh pembawa lilin
3) Pelayan-pelayan lainnya
4) Lektor / Diakon yang membawa Evangelarium (Buku Bacaan Injil) yang diangkat sedikit
5) Petugas khusus pembagi Komuni
6) Imam

Setibanya mereka di ruang Altar (PUMR 274):

1) Penghormatan
a) Jika di panti imam tidak ada Tabernakel dengan Sakramen Maha Kudus di dalamnya, imam dan umat menyatakan penghormatan kepada Allah yang hadir di tengah mereka dengan cara membungkuk hikmat ke arah Altar.
b) Jika di panti imam ada Tabernakel dengan Sakramen Maha Kudus di dalamnya, imam, diakon dan pelayan-pelayan lainnya selalu berlutut pada saat mereka tiba di depan Altar, dan pada saat akan meninggalkan panti imam.
2) Salib, lilin dan Evangeliarium diletakan di tempat yang telah disediakan.
3) Imam menghampiri Altar dan menyatakan hormat dengan menciumnya, sementara umat tetap berdiri tegak.(Dalam perayaan meriah, imam lalu mendupai salib dan altar).
4) Imam pergi ke kursi pemimpin dan berdiri menghadap umat.
5) Misdinar duduk di panti imam. Semua pelayan lain – yakni petugas khusus pembagi Komuni, lektor, pemazmur, kolektan – hendaknya di bangku umat untuk menampakan partisipasi umat dalam liturgi.

Perarakan masuk diiringi oleh nyanyian pembuka. Fungsi nyanyian tersebut adalah:
1) Membuka Misa
Nyanyian pembuka yang dipilih dan dinyanyikan dengan baik akan menciptakan suasana yang agung, namun penuh sukacita dan persaudaraan.
2) Mengiringi perarakan masuk imam dan para petugas liturgi lainnya
Karena fungsinya antara lain untuk mengiringi perarakan masuk, maka nyanyian pembuka harus selesai dinyanyikan pada saat imam sudah berada di altar.
3) Membina kesatuan umat yang berhimpun
Karena mau membangun kesatuan umat, maka seluruh umat harus ikut benyanyi dengan segenap hati. Kalau teman di sebelah tidak membawa buku, baiklah diajak untuk bernyanyi dengan berbagi buku.
4) Mengantar masuk ke dalam misteri masa liturgi atau pesta yang dirayakan
Maka nyanyian pembuka harus dipilih lagu yang sungguh sesuai dengan masa liturgi atau pesta yang dirayakan, misal pada Masa Prapaskah – harus dipilih lagu-lagu Masa Pra-Paskah, dan bukan lagu-lagu yang bernuansa pesta atau gembira.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP