Selasa, 22 Oktober 2019

Kisah Institusi (Konsekrasi)

Print Friendly and PDF

Doa yang mengingatkan kita akan peristiwa perjamuan malam terakhir dinamakan Kisah Institusi (Konsekrasi). Rumusannya dalam Doa Syukur Agung (DSA) II adalah sebagai berikut:

“Sebab pada malam Ia dikhianati, Yesus mengambil roti. Ia mengucap syukur dan memuji Dikau, memecah-mecahkan roti itu, dan memberikannya kepada murid-murid-Nya seraya berkata…..” dan seterusnya.

Sabda dan tindakan Yesus diulangi. Kurban Salib Kristus dihadirkan kembali bagi kita, dan kita mengalami kuasa-Nya yang menebus dan menyelamatkan.

Doa tadi disebut kisah institusi karena mengisahkan peristiwa dimana Tuhan Yesus menetapkan atau meresmikan adanya Sakramen Ekaristi. Pada malam perjamuan terakhir itu, Yesus menetapkan atau mendirikan Sakramen Ekaristi dengan bersabda, ”Lakukankah ini untuk mengenangkan Daku.” Gereja memenuhi amanat Kristus ini dengan cara merayakan Ekaristi.

Biasanya, sesaat sebelum konsekrasi, putra Altar dapat membunyikan lonceng atau gong sebagai tanda untuk umat. Demikian pula – sesuai dengan kebiasaan setempat – putra altar dapat membunyikan lonceng atau gong pada saat hosti atau piala diperlihatkan kepada umat.

Yang sungguh harus diperhatikan, ketika konsekrasi suasana yang diciptakan adalah hening – hikmat, dan ketika imam memperlihatkan hosti dan piala, umat memandangnya dengan hikmat. Ketika hosti dan piala diturunkan, umat membungkuk dengan hikmat. Tangan dapat dikatupkan di dada, atau posisi menyembah, atau sikap lain yang hormat dan pantas, sesuai dengan kebiasaan masing-masing.

Sumber: https://santopauluspku.wordpress.com/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP