Selasa, 28 Juli 2015

Menyiapkan Ekaristi Kaum Muda

Oleh: Romo P. Mutiara Andalas, SJ

Salah satu pertanyaan yang sering muncul dalam berbagai kesempatan berbagi pengalaman merayakan Ekaristi Kaum Muda (EKM) adalah langkah-langkah persiapannya. Sangat ideal sebuah paroki yang berniat menyelenggarakan EKM memiliki tim animasi liturgi. Tugas utama tim animasi liturgi adalah mendampingi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi beserta refleksi penyelenggara EKM. Jika belum memiliki personil yang lengkap untuk sebuah tim animasi, beberapa pribadi yang berhati besar pada orang muda, dan berpengetahuan dalam Kitab Suci, serta melek kesenian, terutama musik, tarian dan drama liturgi, duduk bersama untuk berperan sebagai embrio tim animasi liturgi. Seorang imam di paroki yang memiliki perhatian besar pada katekese iman orang muda perlu mendampingi tim ini.

baca selanjutnya...

Jumat, 24 Juli 2015

Orang Muda Katolik (OMK) dan Liturgi

Dalam praktek, banyak kali muncul masalah pada relasi antara OMK dan liturgi (perayaan iman, ibadat). Di antara liturgi dan OMK seolah ada hubungan ”enggan tapi rindu”. Di balik tema “liturgi dan orang muda”, masih bercokol prasangka laten baik terhadap Orang Muda Katolik (OMK), maupun terhadap Liturgi Gereja Katolik Roma. OMK seolah-olah suka hura-hura, semaunya sendiri, tidak bisa diatur dalam berliturgi. Sebaliknya, liturgi sering dipandang sebagai aturan sakral dan baku, seakan-akan jauh dari gelora kerinduan orang muda. Terhadap OMK, Tim Liturgi Paroki biasanya mengenakan frasa ”OMK yang pragmatis, maunya serba lain”. Seakan-akan OMK diperlawankan dengan liturgi yang tak memberi ruang kebebasan ungkapan iman. Dari pihak OMK, ada pula prasangka, bahwa liturgi itu serba kaku.

baca selanjutnya...

Kamis, 23 Juli 2015

EKM : Emang Kamu Misa?

Biasanya, setiap mendengar kata EKM kita langsung berpikir soal Ekaristi Kaum Muda. Hmmm… Emangnya ada Ekaristi Kaum Tua atau Ekaristi Anak-anak?

EKM biasanya menjadi perayaan Ekaristi yang digemari oleh anak muda (mungkin juga ada orang tua yang suka). Umumnya dalam perayaan Ekaristi Kaum Muda tata perayaannya dibuat berbeda. Katanya menurut selera orang muda: tarian, musikalisasi puisi, visualisasi cerita kitab suci atau drama hidup sehari-hari, dengan iringan kor maupun band, dengan bintang tamu dan simbol-simbol orang muda. Hal ini ditempuh untuk membantu orang muda berjumpa dengan Yesus dalam perayaan Ekaristi.

baca selanjutnya...

Rabu, 22 Juli 2015

Etika dalam Merayakan Ekaristi

Pada hari-hari ini di berbagai media sosial dikejutkan dengan Ekaristi Kaum Muda, yang dikemas dengan pertunjukkan drama di depan altar, atau lebih tepatnya di area panti imam, dengan menampilkan anak-anak muda mengenakan busana tak pantas (perempuan: mengenakan hot pants). Sebenarnya sudahkah kita mengerti apa itu altar? Altar Katolik merupakan sebuah altar pengorbanan. Mengapa Altar dihormati? Altar dihormati karena altar melambangkan Tuhan Yesus Kristus sendiri. Tuhan yang telah wafat dan bangkit akan hadir di atas altar dan dari meja ini Dia akan memberikan diri-Nya kepada umat beriman dalam rupa makanan dan minuman ekaristis.

baca selanjutnya...

Selasa, 21 Juli 2015

Menyelaraskan Devosi dengan Liturgi

Malam itu, tas Pastor Bernard Boli Ujan SVD hilang. Isinya beberapa barang berharga, termasuk kamera. Lena Abdi, pemandu acara, meminta peserta yang mengetahui agar mengembalikan barang itu.

Esok paginya, ternyata tas itu sudah kembali utuh ke tangan pemiliknya. Itu karena devosi kepada Santo Antonius dari Padua. Orang bisa saja mengatakan peristiwa itu hanya kebetulan. Tetapi, hal yang kebetulan ini menjadi bukan hal biasa bagi orang-orang yang setiap hari berkutat mengenai devosi dan liturgi.

baca selanjutnya...

Senin, 20 Juli 2015

Sakramen Imamat

Berkat Sakramen Pembaptisan, semua orang diikutsertakan dalam Imamat Kristus. Namun berkat Sakramen Imamat atau Sakramen Tahbisan, orang beriman "atas caranya yang khas mengambil bagian dalam Imamat Kristus" dan "diarahkan satu kepada yang lain", walaupun "berbeda dalam kodratnya" (LG 10), untuk mengembangkan rahmat Pembaptisan dalam penghayatan iman, harapan dan cinta, dalam hidup sesuai dengan Roh Kudus.

baca selanjutnya...

Minggu, 19 Juli 2015

Sakramen Minyak Suci

Mengapa Sakramen Minyak Suci atau Sakramen Pengurapan Orang Sakit itu Perlu?
Dengan pengurapan orang sakit, Gereja dalam keseluruhannya menyerahkan si sakit kepada kemurahan Tuhan, agar Ia menguatkan dan meluputkannya. Jika si sakit telah melakukan dosa, maka dosanya itu diampuni. “Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni”(bdk Yak 5:15).

baca selanjutnya...

Senin, 13 Juli 2015

Sakramen Penguatan

Oleh Romo Richard Lonsdale

MENGAPA SAKRAMEN PENGUATAN ITU PERLU?

Sakramen Penguatan merupakan langkah kedua menjadi seorang Katolik. Penguatan merupakan sakramen. Artinya, “bahasa isyarat” dari Tuhan. Bahasa isyarat seringkali berbicara lebih kuat dari bahasa-bahasa lain, karena bahasa isyarat sifatnya universal. Dalam sakramen, Tuhan mempergunakan benda-benda biasa seperti air, roti, minyak dan juga tindakan-tindakan tertentu untuk berbicara secara langsung kepada jiwa kita. Tidak seperti bahasa isyarat lainnya, bahasa isyarat Tuhan mempunyai kuasa untuk mengubah orang yang menerimanya.

baca selanjutnya...

Senin, 06 Juli 2015

Sakramen Baptis dalam Gereja Katolik sekali untuk selamanya

Sebagaimana setiap orang yang telah dilahirkan tidak bisa masuk kembali ke dalam rahim ibunya, demikian pula mereka yang sudah dibaptis. Sekali dibaptis, selamanya Katolik; tidak terbatalkan. Bagi orang Katolik kematian justru melahirkannya kembali, yakni lahir ke dalam hidup abadi. Sakramen Baptis membawa konsekuensi positif dan membahagiakan baik untuk hidup di dunia maupun setelah kematian.

baca selanjutnya...

Rabu, 01 Juli 2015

Sakramen Tobat sebagai Sakramen Penyembuhan

Flu, pilek, batuk, sakit kepala, sakit lever, typhus, dan sebagainya adalah beberapa contoh penyakit fisik yang sering, kadang, atau pernah kita alami. Dan ketika muncul gejala-gejala yang sudah tidak enak di badan, kita segera pergi ke dokter dan atau ke apotik untuk memperoleh obat yang cocok, karena ingin segera sembuh. Dalam hal penyakit fisik, kita lebih mudah mengenalinya. Kemudian kita segera mengobatinya. Karena apabila dibiarkan, penyakit tersebut bisa berakibat semakin parah atau membawa kepada maut. Sebaliknya dalam hal penyakit non-fisik, spiritual, meskipun lebih sulit mestinya kita harus lebih jeli mengenalinya. Supaya kalau ada penyakit dalam diri kita, kita bisa segera mengupayakan obat untuk menyembuhkannya. Sebab kalau penyakit tersebut dibiarkan terus akan membawa kita kepada keadaan yang lebih buruk, bahkan mengakibatkan maut (bdk. 1 Kor 15:55b-56a).

baca selanjutnya...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP