Selasa, 05 November 2013

Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran

Print Friendly and PDF

Dalam Bahasa Latin, basilika (berasal dari Bahasa Yunani, Basiliké Stoà, yang berarti Stoa Kerajaan), pada mulanya digunakan untuk menggambarkan sebuah bangunan publik Romawi (seperti juga di Yunani, umumnya sebuah tempat pertemuan), biasanya terletak di pusat sebuah kota Romawi (forum). Di kota-kota Yunani kuno, basilika umum mulai muncul pada abad ke-2 sebelum masehi.

Setelah Kekaisaran Romawi resmi menjadi negara kristen, kata tersebut berkembang untuk merujuk pada sebuah gereja yang besar dan penting yang telah diberikan ritus upacara khusus oleh paus. Oleh karena itu, basilika hari ini memiliki dua pengertian: satu dari segi arsitektur dan satu lagi dari segi kegerejaan.
Dalam kalender liturgi, pada tahun 2013 pesta pemberkatan Gereja Basilika Lateran dirayakan pada tanggal 9 November 2013. Basilik Agung ini didirikan oleh Kaisar Konstantinus Agung, putera Santa Helena, pada tahun 324. Dalam konteks sejarah Gereja Kristen, basilik ini merupakan basilik agung yang pertama, yang melambangkan kemerdekaan dan perdamaian di dalam Gereja setelah tiga abad lebih berada dalam kancah penghambatan dan penganiayaan kaisar-kaisar Romawi yang kafir. Pemberkatannya yang diperingati hari ini merupakan peringatan akan kemerdekaan dan perdamaian itu.
Sejak zaman para rasul, sudah ada tempat-tempat berkumpul untuk merayakan ekaristi serta mendengarkan firman Allah. Namun karena ketenteraman Gereja selalu diselingi dengan aksi-aksi pengejaran dan penganiayaan terhadap orang kristen, maka gereja-gereja pada waktu itu hanyalah berupa sebuah ruangan di dalam rumah-rumah tinggal orang kristen. Selama berkobarnya penganiayaan, upacara-upacara keagamaan biasanya dirayakan di katakombe-katakombe, yaitu kuburan bawah tanah di luar kota.

Tahun 313, setelah bertobat, Kaisar Konstantinus bersama Lisinus mengumumkan edik Milano. Edik Milano adalah suatu keputusan dari kaisar yang memberikan kebebasan pada rakyatnya dalam beragama dan beribadah, secara khusus kepada orang-orang kristen. Motivasi Kaisar Konstantinus Agung mengeluarkan keputusan ini adalah karena perpecahan politik yang sedang terjadi di Romawi, yaitu perang saudara selama lebih dari setengah abad. Dengan keputusan tersebut, dia melihat bahwa kekuatan agama Kristen sanggup mempersatukan berbagai kekuatan yang berselisih saat pemerintahannya. Edik Milano juga dianggap merupakan titik balik sejarah di Eropa dalam hal kebebasan peradaban. Kemerdekaan dan jaminan kepada rakyat dalam berdemokrasi sesuai dengan prinsip-prinsipnya menjadi diakomodasi oleh negara.
Sesudah Kaisar Konstantinus bertobat dan mengumumkan edik Milano, ia memusatkan perhatiannya pada pembangunan gereja-gereja yang indah. Ibunya Santa Helena menjadi salah seorang pendorong dan pembantu dalam usaha mendirikan gereja-gereja itu. Gereja pertama yang dibangun ialah Basilik Agung Penebus Mahakudus di Lateran. Letaknya di atas bukit Goelius dan tergabung dengan istana kekaisaran, Lateran. Gereja ini diberkati dengan suatu upacara agung dan meriah oleh Paus Silvester I (314 – 335) pada tahun 324. Karena basilik itu merupakan gereja katedral untuk Uskup Roma yang sekaligus menjabat sebagai paus, maka basilik itu pun disebut ‘induk semua gereja’, baik di Roma maupun di seluruh dunia. Karena itu juga basilik Lateran merupakan gereja paroki bagi seluruh umat Katolik sedunia. Basilik itu sekarang disebut Gereja Santo Yohanes Lateran.

Awalnya pesta ini hanya dirayakan di Roma, namun kemudian menjadi pesta bagi seluruh gereja. Dalam pesta ini, selain dikenangkan dan diperingati kemerdekaan dan perdamaian yang dialami Gereja, juga mau diungkapkan cinta kasih dan kesatuan umat dengan Uskup Roma, yang sekaligus menjabat sebagai paus, pemersatu seluruh Gereja dalam cinta kasih Kristus.

Gereja, tempat kita berkumpul merupakan tanda dan lambang Gereja, Umat Allah. Gereja yang sebenarnya tidak dibangun dari kayu dan batu yang mati, melainkan dari batu yang hidup. Kitalah batu hidup yang membentuk rumah Allah itu, kediaman Roh Kudus yang indah berseri karena hidup suci. Apakah kita dalam hidup sehari-hari ikut membangun Gereja yang hidup itu?

Santo Teodorus Tiro, Martir

Teodorus Tiro-yang juga dikenal dengan nama 'Teodoros Amasea' adalah prajurit Romawi yang beragama Kristen. Bersama rekan-rekannya yang ada di dalam divisi Tyronum, ia ditugaskan untuk menjaga keamanan di wilayah Pontus, Asia Kecil sekitar Laut Hitam. Menurut legenda, sementara ia berada dalam kedudukan sebagai seorang prajurit `tiro' (= yang direkrut), ia dipaksa untuk turut serta. di dalam upacara korban kepada dewa-dewa kafir Romawi; namun karena imannya ia dengan tegas menolak untuk turut serta di dalam praktek kekafiran itu. Ia tetap berpegang teguh pada imannya dan hanya Ingin menyembah Kristus sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah oleh manusia. Oleh karena itu ia ditangkap, disiksa secara bengis oleh pasukan kafir lainnya. Akhirnya pada tahun 306, ia dibakar hidup-hidup hingga mati.

Di kaki bukit Palatium, Roma, didirikan sebuah gereja untuk menghormati dia sebagai martir Kristus yang berani mati karena mempertahankan imannya. Makamnya sendiri terdapat di Euchaita, Asia Kecil. Kemungkinan ia dan Teodorus Stratelates, yang juga disebut Teodoros dari Heraclea adalah orang yang sama.

Sumber :
http://www.imankatolik.or.id/
http://kasihilahsesamamumanusia.blogspot.com/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP