Jumat, 17 Agustus 2012

Pengetahuan Dasar Seorang Dirigen

Print Friendly and PDF

Sebelum melanjutkan ke tahap yang lebih lanjut maka seorang dirigen harus memiliki pengetahuan awal tentang dirigen. Untuk itu pada bagian ini akan dijelaskan beberapa hal yang perlu diketahui. Agar lebih jelas maka akan diuraikan dengan beberapa bagian berikut. Ada empat pengetahuan penting yang paling awal yang perlu diketahui baik oleh dirigen maupun anggota paduan suaranyanya, yaitu: pengethuan tentang aba-aba, pengetahuan tentang birama, pengetahuan tentang sikap badan dan pengetahuan tentang pembagian suara-suara.

Pentingnya Aba-aba
Selain untuk memperlihatkan irama sebagai dasar dari musik, aba-aba juga dapat mengingatkan kembali ekspresi ungkapan teks, intonasi dan lain-lain hal yang sudah diterangkan dengan kata-kata.

Aba-aba harus jelas dan sederhana merupakan tuntutan pertama. Aba-aba yang memuat sebanyak mungkin petunjuk tetapi yang dipakai hanya sejauh yang diperlukan. Maka dari itu dasar yang penting bagi dirigen adalah latihan memberi aba-aba. Aba-aba yang salah dapat mengacaukan apa yang telah dipelajari dan dilatih selama ini.

Pengetahuan Tentang Birama
Dalam sebuah lagu, kita selalu menemukan adanya pertentangan bunyi antara bagian yang berat dengan bagian yang ringan. Pertentangan tersebut akan terjadi terus menerus dan ini dinamakan sebagai irama atau ritme. Sebuah lagu akan ada waktu tertentu. Waktu yang diperlukan itu akan terbagi dalam bagian yang sama. Irama yang lengkap dimiliki setiap bagian pendek-pendek, yang artinya memiliki bagian yang berat dan bagian yang ringan. Bagian pendek ini disebut birama. Tiap-tiap birama dibatasi oleh dua buah garis vertikal.

Sikap Badan
Sikap gerakan badan dan sikap dari seorang dirigen harus dapat menggerakkan penyanyi untuk mengekspresikan musiknya dalam gerakan tarian. Bersikap relaks adalah syarat agar musik dapat diekspresikan ke dalam badan. Dengan relaks maka semua ketegangan yang menghambat akan dapat dihindari. Tercapainya suatu puncak ekspresi harus dimulai dengan ringan, kendur dan kemudian semakin tegang hingga mencapai puncak. Dalam latihan kadang-kadang badan harus dikendurkan. Sikap yang salah apabila kaki maju sedikit dengan kedua kaki diikutsertakan sehingga badan menjadi tidak seimbang.

Pengetahuan Pembagian Suara-suara
Dalam paduan suara biasanya dibagi menjadi beberapa suara yang terdiri atas suara pria, suara anak-anak dan suara wanita. Untuk suara pria dibagi menjadi 3 yaitu tenor, bariton dan bass. Sedangkan untuk suara wanita di bagi menjadi 3 yaitu sopran, mezosopran dan alto. Suara tinggi pria adalah tenor dan untuk wanita adalah sopran. Suara sedang pria adalah bariton dan untuk wanita adalah mezosopran. Suara rendah untuk pria adalah bass dan untuk wanita adalah alto. Suara anak-anak terbagi menjadi 2 yaitu tinggi dan rendah.

Aba-aba Dasar
Pada bagian ini cukup penting karena bagian ini akan menjelaskan tentang sikap dalam memulai memimpin paduan suara, cara memulai lagu dan aba-aba untuk mengakhiri lagu.

Sikap Dalam Memulai Memimpin Paduan Suara
Pimpinan seorang dirigen harus diterima dan dilaksananakan oleh semua anggota kelompoknya. Maka dari itu seorang memang harus mempunyai suatu sikap seorang pemimpin yang lebih dibanding dengan anggota lainnya. Seorang dirigen harus memiliki sikap fisik dan tutur kata yang jelas dan tegas serta berwibawa. Seorang dirigen tidak boleh menunjukkan wajah yang lesu, melainkan harus ramah dan berwajah cerah.
Gerakan badan dan anggota badan seorang dirigen haruslah leluasa. Dalam memberikan memberikan aba-aba atau isyarat tangan merupakan sarana yang utama, tetapi bukan sarana satu-satunya. Anggota yang lain seperti: mata, mulut, kepala dan badan kita juga bisa ikut berperan. Secara penggunaan, tangan kanan digunakan untuk aba-aba yang berkaitan dengan hitungan, pukulan dan birama lagu. Sedangkan tangan kiri digunakan untuk dinamik dan ekspresi lagu.

Cara Memulai Lagu
Memulai lagu merupakan bagian yang penting dalam memberikan aba-aba dan bahkan bisa menjadi sangat penting. Maka dari itu teknik memberikan aba-aba harus dilakukan berulang-ulang secara khusus. Ada dua tahap dalam teknik memberikan aba-aba: tahap pertama adalah keadaan siap tanpa bunyi. Keadaan siap tanpa bunyi ditunjukkan oleh dirigen dengan mengangkat kedua tangannya ke atas. Keadaan siap ini harus dilihat oleh semua penyanyi. Suasana saat ini adalah sangat sepi dan bahkan sampai menegangkan. Dirigen banyak sedikit dalam tahap ini akan mempengaruhi kesiapan dirigen. Tetapi bagi seorang dirigen yang berpengalaman ini bukanlah suatu masalah. Tahap kedua adalah bagian pengantar termasuk mendengarkan intro. Contoh: pitch, tempo, dinamik dan sifat lagu yang akan dibawakan nanti akan ditunjukkan pada tahap ini. Ada kebiasaan keliru yang sering dilakukan dalam memberikan aba-aba yaitu memberi pukulan awal tiga hitungan untuk semua lagu. Ini menyebabkan gerakan tangan ke bawah jatuh pada hitungan ringan sehingga birama kurang pas.

Aba-aba Mengakhiri Lagu
Tidak kalah penting dengan saat-saat menyanyi adalah mengakhiri sebuah lagu. Tetapi gerakan tangan untuk mengakhiri lagu tidak sesulit memulainya. Meskipun tidak terlalu sulit, yang penting semua penyanyi harus dapat berhenti secara serempak dan memberikan kesan akhir yang sebaik-baiknya.

Seorang dirigen dalam mengakhiri sebuah lagu juga bisa dilakukan dengan menahan tangan seberapa ketuk lagu kemudian menutup lagu. Gerakan tangan dirigen juga harus dapat dimengerti melalui gerakan dinamika lagu. Tangan yang lebih terbuka untuk menguatkan volume lagu, sebaliknya tangan yang sedikit menutup untuk mengecilkan volume lagu.

Memberikan suatu gerakan ekor setelah habisnya durasi nada terakhir merupakan cara terbaik dalam menghentikan nada terakhir. Contoh: misalnya jika nada terakhir tiga hitungan, maka setelah tiga hitungan buatlah ekor tersebut. Gerakan ekor harus dibedakan dengan gerakan yang lain karena ini cukup penting. Berikut adalah keistimewaan gerakan ekor: Keistimewaan yang pertama adalah cukup dilakukan dengan telapak tangan dan jari-jari, tanpa ikut sertanya lengan dan siku. Keistimewaan yang kedua adalah harus terlihat jelas oleh semua penyanyi, sehingga harus sedikit mengangkat.

Seorang Dirigen Harus Mengetahui Cara Bernapas yang Baik
Bernapas merupakan irama yang sangat alamiah dalam kehidupan manusia. Suasana yang dikehendaki dari suatu nyanyian dapat diciptakan melalui pernapasan. Jadi, pernapasan tidak hanya menciptakan suara. Dalam pernapasan ada tiga cara bernapas yaitu pernapasan bahu, pernapasan dada, pernapasan diafragma.

Pernapasan Bahu
Pernapasan bahu merupakan pernapasan dengan pengambilan napas yang sangat dangkal, sehingga tidak tahan lama. Pernapasan bahu ini menyebabkan sikap tubuh menjadi tidak indah. Hal yang membuat sikap tubuh menjadi tidak indah adalah pada saat mengambil napas mengembangkan bagian atas paru-paru, sehingga mendesak bahu menjadi terangkat.

Pernapasan Dada
Jika penyanyi menggunakan pernapasan dada maka penyanyi itu akan kehabisan napas. Mengapa dikatakan akan cepat habis napas? Karena cara bernapas seperti ini menggunakan paru-paru dan paru-paru tidak bisa menahan napas yang lama. Selain napas yang tidak bisa tahan lama, suara yang dihasilkan kurang stabil.

Pernapasan Diafragma
Diantara ketiga pernapasan, pernapasan diafragma merupakan pernapasan yang paling bagus untuk bernyanyi. Tetapi tidak semua orang bisa melakukannya dengan baik. Banyak orang yang mencoba bernapas dengan diafragma tetapi diafragmanya hampir tidak bergerak dan paru-paru tidak diisi dengan secukupnya sehingga napasnya menjadi pendek dan dangkal.

Sumber : http://yosuafie.blogspot.com/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP