Kamis, 16 Agustus 2012

Hal Penting Untuk Organis Gereja

Print Friendly and PDF

Kinerja Pengiring Khususnya Organis
1. Pengiring nyanyian hendaknya memainkan alat musiknya sedemikian rupa sehingga sungguh mendukung dan mengiringi nyanyian umat (dan tidak mendominasinya).

2. Organis, selain bertugas mengiringi nyanyian, juga bertugas menciptakan suasana yang sesuai, misalnya pada waktu menjelang awal ibadat, pada waktu persiapan persembahan, waktu ada saat kosong (mis. Waktu pembagian komuni, kalau tiada nyanyian) dan mengiringi umat waktu meninggalkan gereja.

Panduan Tugas Organis
1. Organ pipa dijunjung tinggi oleh gereja karena suaranya mampu menyemarakkan upacara ibadat secara mengagumkan, mengangkat hati umat ke hadapan Allah dan ke alam surgawi. Tetapi alat-alat musik lain dapat juga dipakai dalam ibadat dengan persetujuan pimpinan gereja setempat.

2. Alat-alat musik berfungsi mendukung para penyanyi, menyemarakkan nyanyian, memudahkan partisipasi umat dalam menyanyi dan menciptakan kesatuan hati antarumat yang berhimpun. Namun harus diusahakan jangan sampai bunyi alat musik menenggelamkan suara para penyanyi sehingga kata-kata yang diucapkan tidak terdengar jelas.

3. Kalau suatu bagian dilagukan secara nyaring oleh imam atau seorang pelayan berhubung dengan tugasnya, alat musik jangan dibunyikan. Jadi pemain alat musik hanya bertugas memberikan nada sebelum imam bernyanyi.

4. Bunyi alat musik mengungkapkan kemeriahan dan kegembiraan. Maka permainan alat musik secara instrumental tidak diijinkan pada masa Adven, Pra Paskah, Trihari Suci (mulai sesudah Gloria pada Kamis Putih sampai dengan Gloria pada Malam Paskah) dan dalam perayaan ekaristi Arwah.

5. Organis dan pemain alat musik lain diharapkan berpartisipasi penuh dalam merayakan ekaristi dan bukan hanya melulu menjadi tukang main saja.

6. Sedapat mungkin diusahakan adanya seorang organis atau pemain alat musik lain yang dapat mengiringi umat, paduan suara, solis dan mampu memainkan lagu instrumental pada saat menjelang perayaan Ekaristi untuk menciptakan suasana ibadat, pada saat persiapan persembahan, pada saat komuni untuk menciptakan suasana perjamuan/persekutuan serta mendukung saat hening, dan sesudah perayaan sebagai pengantar umat yang diutus. Kalau tidak, sekurang-kurangnya diusahakan organis atau pemain alat musik lain yang mampu mengiringi nyanyian umat.

7. Hendaknya dihindari penyajian musik-musik profan dalam ibadat.

(lihat Buku: Pedoman Berliturgi & Panduan Musik Liturgi Ekaristi,
Regio Jawa, 1996, Dioma Malang)
Catatan:
Mengingat peran organis dalam ibadat sangat vital, maka perlu tanggung jawab masing-masing organis terhadap tugasnya dalam bentuk persiapan teknis yang matang:
* Peningkatan kualitas permainan, mis. Sering berlatih sendiri, mengikuti seminar, lokakarya, menjalin komunikasi dengan sesama organis, atau sharing antarorganis.
* Persiapan teknis sebelum bertugas, mis. Berlatih dengan paduan suara secara intensif.
* Menjalin komunikasi dengan dirigen / pelatih paduan suara sebelum dan saat bertugas.

Dirangkum oleh Ronny Kleden, S.S. & Yulius Kristanto, S.S.
Sumber : http://yuliuskristanto-sby.blogspot.com/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP