Kamis, 13 Juli 2017

Mengenal Seremonarius: Pemandu Pelayan Liturgi

Print Friendly and PDF

oleh: Gabriel Randall

Mgr. Guido Marini, seremonarius untuk Paus sejak  2007

Sebuah perayaan liturgi besar sudah sepantasnya memiliki seorang atau lebih Seremonarius. Siapakah mereka itu sebenarnya?

Seremonarius (bhs Latin: Magister Caeremoniarium) adalah pelayan liturgi yang memandu seluruh pelayan liturgy, baik itu Imam, Putera-Putri Altar, Lektor, dan Prodiakon dalam Perayaan Ekaristi. “Dalam suatu perayaan liturgi, seremonarius mengatur kapan saatnya para pelayan dan para selebran melaksanakan suatu tindakan dan juga teks-teks apa yang digunakan.

Sungguhpun begitu, ia hendaknya melaksanakan tugasnya dengan bijaksana dan tanpa menonjolkan diri. Ia mengatur, bergerak dan berbicara secukupnya dan sama sekali tidak boleh menggantikan fungsi diakon di sisi selebran. Ia harus menjalankan tugasnya dengan takzim, sabar, teliti dan perhatian“ (Caeremoniale Episcoporum art 35).


Seorang Seremonarius perlu memiliki pengetahuan tentang sejarah dan karakter dari liturgi serta semua hukum dan peraturannya. Tidak kalah pentingnya, ia pun hendaknya memiliki pengetahuan pastoral yang memadai, agar dapat merencanakan perayaan liturgi dengan partisipasi umat yang membuahkan hasil, yang pada akhirnya akan menambah keindahan ritus itu.

Gabriel Randall, seremonarius di gereja Santa Maria Bintaro
Paus Emeritus Benediktus XVI sewaktu masih menjadi kardinal pernah menulis, ”How we attend to liturgy determines the fate of the faith and the church (A New Song for the Lord, 1996).” Peran MC (Seremonarius) yang mumpuni sebagai pemandu perayaan liturgi, khususnya yang dipimpin oleh uskup, dapat membantu meningkatkan mutu perayaan liturgi, dan secara khusus ketaatan dengan aturan-aturan liturgi yang sangat detil dan penuh dengan simbol-simbol yang bermakna, serta kesesuaiannya dengan kepentingan pastoral. Di tingkat Keuskupan, dengan bantuan seremonarius yang baik, perayaan liturgi uskup diharapkan akan benar-benar dapat menjadi model bagi seluruh keuskupan.

Untuk pakaian liturgi tidak ada aturan khusus mengenai pakaian liturgi untuk seremonarius. Biasanya seremonarius memakai pakaian liturgi sama seperti Putra Altar di Vatikan yaitu jubah hitam dan superpli, bila di paroki tertentu tidak memiliki jubah hitam bisa digantikan dengan jubah putih. Setiap paroki memiliki seremonarius yang bertugas hanya pada Perayaan Liturgi besar saja seperti: Natal, Pekan Suci, Misa Pontifikal, dll.

Sumber: tradisikatolik

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP