Senin, 31 Juli 2017

Mengapa Katolik Menggunakan Dupa Pada Saat Ekaristi & Berdoa?

Penggunaan wewangian (dupa) dalam ekaristi adalah merupakan symbol. Adapun pada perjanjian lama, pesan untuk menggunakan dupa datang sendiri dari Allah yang meminta Musa untuk menghormati kehadiranNya dalam kemah pertemuan;

Kel 30:34-37
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Ambillah wangi-wangian, yakni getah damar, kulit lokan dan getah rasamala, wangi-wangian itu serta kemenyan yang tulen, masing-masing sama banyaknya. Semuanya ini haruslah kaubuat menjadi ukupan, suatu campuran rempah-rempah, seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah, digarami, murni, kudus. Sebagian dari ukupan itu haruslah kau giling sampai halus, dan sedikit dari padanya kauletakkanlah di hadapan tabut hukum di dalam Kemah Pertemuan, di mana Aku akan bertemu dengan engkau; haruslah itu maha kudus bagimu. Dan tentang ukupan yang harus kaubuat menurut campuran yang seperti itu juga janganlah kamu buat bagi kamu sendiri; itulah bagian untuk TUHAN, yang kudus bagimu.”

baca selanjutnya...

Sabtu, 29 Juli 2017

Lima Pilar Pelayanan Gereja

P. Cornel Fallo, SVD
STP Dian Mandala Gunungsitoli, Keuskupan Sibolga

Lima pilar pelayanan Gereja merupakan fondasi kokoh yang menyingkapkan tugas dan tanggungjawab serta eksistensi pelayanan Gereja di dunia (Bdk. GS art 1, 43). Gereja sebagai umat Allah berkat sakramen pembaptisan menyadari diri memiliki tanggungjawab menunaikan tugas dan panggilan dalam lima pilar pelayanan Gereja di dunia (Bdk. LG art 31). Sebab, lima pilar pelayanan Gereja tersebut merupakan implementasi dari Tri tugas Yesus Kristus sendiri.[1] Lima pilar pelayanan Gerejani yang dimaksudkan ialah Kerygma, Diakonia, Koinonia, Leitourgia dan Martyria (Bdk. LG art. 25-27). Kelima pilar pelayanan Gereja ini akan dibahas dalam uraian berikut ini.

baca selanjutnya...

Rabu, 26 Juli 2017

Berapa kali kita perlu membuat tanda salib pada saat Perayaan Ekaristi?

Dalam Perayaan Ekaristi, umat membuat tanda salib bersama-sama dengan umat yang lain hanya dua kali saja. Pertama, pada waktu imam mengawali Misa dengan tanda salib, dan kedua pada waktu imam mengakhiri Misa dengan memberikan berkat. Selain itu, ada juga tiga tanda salib kecil yang dibuat bersama-sama imam dan umat yang lain, di dahi, di bibir dan di dada, pada awal bacaan Injil. Tanda salib kecil ini dibuat tanpa mengatakan apa-apa. Selain itu, umat bisa saja membuat tanda salib secara individual, sendiri-sendiri, pada waktu berdoa pribadi saat tiba di gereja dan saat hendak meninggalkan gereja, atau saat menyampaikan doa-doa pribadi di depan patung atau lukisan orang-orang kudus, di luar Misa.

baca selanjutnya...

Senin, 24 Juli 2017

Pengetahuan Liturgi Dasar bagi Organis

PENGANTAR

Organis adalah salah satu petugas liturgi yang memiliki peranan penting bagi lancar dan khidmatnya suatu perayaan Ekaristi. Tugasnya adalah mengiringi nyanyian umat dan/atau solis/koor. Untuk melaksanakan tugas ini diperlukan tidak hanya kemampuan musikal yang baik, tapi juga pengetahuan liturgi yang baik sehingga dapat turut serta meningkatkan kualitas perayaan Ekaristi sekaligus membantu umat dalam berdoa dan bernyanyi.

baca selanjutnya...

Minggu, 23 Juli 2017

Bolehkah Homili Digantikan Dengan Drama?

Jika kita berpegang kepada Redemptionis Sacramentum, jawabannya adalah tidak. Homili yang menjelaskan bacaan-bacaan Kitab Suci dan Injil, merupakan satu kesatuan dengan bacaan-bacaan tersebut dalam Liturgi Sabda, di mana melalui pembacaan Sabda itu, Tuhan Yesus hadir (lih. KGK 1088).

Atas dasar pemahaman ini, umumnya homili dibawakan oleh imam perayaan yang berperan sebagai Kristus (in persona Christi), yang juga menyatakan kehadiran Kristus dalam Sabda-Nya. Maka tidak pada tempatnya homili digantikan dengan drama, apalagi dengan tari-tarian yang melompat-lompat, karena maksud homili adalah menjelaskan misteri iman dan norma-norma hidup Kristiani berkaitan dengan ayat-ayat Kitab Suci yang baru saja dibacakan.

baca selanjutnya...

Jumat, 21 Juli 2017

Makna Nyanyian Perarakan

Setelah umat bersiap-siap di dalam ruangan perayaan, dirigen atau pemimpin nyanyian mengumumkan nomor nyanyian yang hendak dilambungkan. Mereka bernyanyi dengan sukacita. Para petugas yang sudah terampil pun berjalan dengan wajah berseri-seri.

Nyanyian menciptakan keindahan iman seluruh Gereja yang satu dan kudus, tak hanya kesatuan di antara mereka yang sedang mengawali perayaan Ekaristi.

Dalam nyanyian itu segala perbedaan dan keunikan suara dipadukan. Suara Gereja sedang berkumandang. Suara yang menggemakan kesatuan iman, doa, dan pujian dari Gereja semesta di seluruh dunia. Kita meyakini pula bahwa suara Gereja itu sedang berpadu dengan suara-suara surgawi. Para malaikat dan orang-orang kudus turut bergabung dan bersukacita dalam perayaan Gereja. Ada misteri tersembunyi di balik keindahan umat yang bernyanyi.

baca selanjutnya...

Dewan Kardinal

oleh: P. William P. Saunders*

Saya membaca bahwa Bapa Suci mengangkat beberapa kardinal baru. Bagaimana asal-mula jabatan ini? Bagaimana seseorang dapat menjadi kardinal? ~ seorang pembaca di Burke

Paus Yohanes Paulus II secara resmi mengangkat 30 orang kardinal baru pada tanggal 28 September 2003 dan akan secara resmi memasukkan mereka ke dalam “Dewan Kardinal” pada tanggal 21 Oktober. (Seorang kardinal lain - kardinal yang ke-31 - diangkat sebagai kardinal “in pectore” (“dalam hati”), artinya nama kardinal tersebut dirahasiakan.) Ketigapuluh kardinal baru ini terdiri dari tujuh pejabat Kuria Romawi, 19 uskup agung, dan empat imam yang dihormati Bapa Suci karena pelayanan mereka kepada Gereja. Para kardinal tersebut berasal dari 21 negara yang berbeda.

baca selanjutnya...

Selasa, 18 Juli 2017

Caeremoniarius dalam Liturgi Katolik

Duta Besar Vatikan untuk Indonesia
Berikut ini beberapa informasi singkat mengenai caeremoniarius dalam Liturgi Gereja Katolik.

Siapa itu caeremoniarius dan bagaimanakah peranannya dalam Liturgi Gereja kita?

Berikut ini beberapa kutipan dari dokumen liturgi dan artikel mengenai seremoniarius atau pemandu ibadat/perayaan liturgi.

“Terutama untuk gereja-gereja katedral atau gereja-gereja yang besar dianjurkan agar ditunjuk seorang pelayan yang mumpuni atau seorang caeremoniarius (pemandu ibadat) untuk mempersiapkan perayaan liturgi dengan baik, membagikan tugas kepada masing-masing pelayan, dan mengatur pelaksanaan perayaan, sehingga berlangsung dengan indah, rapi, dan khidmat.” (Pedoman Umum Misale Romawi no. 106).

“Suatu perayaan liturgi, khususnya yang dipimpin oleh uskup, agar dapat me-mancarkan keindahan, kesederhanaan dan keteraturannya, membutuhkan seorang magister caeremoniarum untuk menyiapkan dan memimpinnya dalam kerjasama erat dengan uskup dan pihak-pihak lain…” (Caeremoniale Episcoporum [Ceremonial of Bishops] no. 34).

baca selanjutnya...

Minggu, 16 Juli 2017

Magister Caeremoniarum

Ada seorang yang sama yang selalu berada di sebelah kiri belakang Paus pada setiap perayaan liturgi. Pernahkah Anda melihatnya di foto, siaran langsung atau rekaman misa kudus yang dipimpin Paus? Ia adalah “Maestro delle Celebrazioni Liturgiche Pontificie” atau Pemandu Perayaan Liturgi Kepausan (MC Kepausan). Anda mungkin lebih sering melihat Uskup Agung Piero Marini (tiga foto pertama), yang lebih dari 20 tahun melayani Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI. Mulai 1 Oktober 2007, Mgr. Piero Marini telah digantikan oleh Mgr. Guido Marini (tiga foto selanjutnya) yang kebetulan memiliki nama keluarga yang sama.

MC Kepausan tidak hanya mengatur seluruh perayaan liturgi yang dipimpin, dihadiri atau diselenggarakan atas nama Paus, ia juga harus menunjuk salah seorang pembantunya untuk mendampingi para kardinal dalam berbagai perayaan liturgi yang bersifat meriah.

baca selanjutnya...

Sabtu, 15 Juli 2017

Mengenal Magister Caeremoniarius

Sebuah perayaan liturgi besar sudah sepantasnya memiliki seorang atau lebih Caerominiarius.

Siapakah mereka itu sebenarnya?

Barangkali tulisan ini bisa membuka cakrawala untuk semakin mengenal kehadiran caeromoniarius. Ada seorang yang sama yang selalu berada di sebelah kiri belakang Paus pada setiap perayaan liturgi. Pernahkah Anda melihatnya di foto, siaran langsung atau rekaman misa kudus yang dipimpin Paus? Ia adalah “Maestro delle Celebrazioni Liturgiche Pontificie” atau Pemandu Perayaan Liturgi Kepausan (MC Kepausan). Anda mungkin lebih sering melihat Uskup Agung Piero Marini (tiga foto pertama), yang lebih dari 20 tahun melayani Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI. Mulai 1 Oktober 2007, Mgr. Piero Marini telah digantikan oleh Mgr. Guido Marini (tiga foto selanjutnya) yang kebetulan memiliki nama keluarga yang sama.

baca selanjutnya...

Kamis, 13 Juli 2017

Mengenal Sejarah Doa Rosario

Sejak Doa Rosario ditata, secara prinsip dan substansial, sebagai doa kepada Kristus dan Penghormatan Surgawi, yaitu, Bapa kita dan Bunda Maria, doa rosario adalah doa pertama dan menjadi devosi prinsip dari orang-orang yang percaya dan telah dilakukan selama berabad-abad, dari jaman para rasul dan para murid sampai sekarang.

Namun baru pada tahun 1214-lah, Gereja menerima Doa Rosario dalam bentuknya yang seperti sekarang dan menggunakan metode seperti yang kita pakai sekarang. Doa ini diberikan kepaa Gereja oleh St. Dominic, yang telah menerimanya dari Perawan yang Terberkati sebagai hadiah pertobatan orang Albigensian dan para pendosa lainnya.

Saya akan menceritakan pada anda cerita tentang bagaimana kita menerima Doa Rosario, yang ada di dalam buku yang sangat terkenal: De Dignitate Psalterii, yang ditulis oleh Alan de la Roche yang diberkati. St. Dominic, melihat bahwa dosa orang-orang Albigensian sudah sangat berat, pergi menyepi ke hutan di dekat Toulouse, dimana ia berdoa tanpa henti selama tiga hari tiga malam. Selama berdoa ia tidak melakukan apapun kecuali meratap dan melakukan pertobatan yang keras untuk meredakan amarah Tuhan. Ia memohon dengan sangat disiplin dan bersungguh-sungguh, dan akhirnya ia jatuh kedalam kondisi koma.

baca selanjutnya...

Mengenal Seremonarius: Pemandu Pelayan Liturgi

oleh: Gabriel Randall

Mgr. Guido Marini, seremonarius untuk Paus sejak  2007

Sebuah perayaan liturgi besar sudah sepantasnya memiliki seorang atau lebih Seremonarius. Siapakah mereka itu sebenarnya?

Seremonarius (bhs Latin: Magister Caeremoniarium) adalah pelayan liturgi yang memandu seluruh pelayan liturgy, baik itu Imam, Putera-Putri Altar, Lektor, dan Prodiakon dalam Perayaan Ekaristi. “Dalam suatu perayaan liturgi, seremonarius mengatur kapan saatnya para pelayan dan para selebran melaksanakan suatu tindakan dan juga teks-teks apa yang digunakan.

Sungguhpun begitu, ia hendaknya melaksanakan tugasnya dengan bijaksana dan tanpa menonjolkan diri. Ia mengatur, bergerak dan berbicara secukupnya dan sama sekali tidak boleh menggantikan fungsi diakon di sisi selebran. Ia harus menjalankan tugasnya dengan takzim, sabar, teliti dan perhatian“ (Caeremoniale Episcoporum art 35).

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP