Renungan : Pesta Keluarga Kudus
26 Desember 2010
Sir 3: 2-6.12-14; Kol 3: 12-21; Mat 21: 13-15.19-23
oleh : Romo Gunawan OCarm
Lectio :
Bangunlah dan ambilah Anak itu beserta ibuNya, dan larilah ke Mesir sampai nanti Kupanggil kembali, sebab Herodes mau membunuh Anak itu, sabda Tuhan. Demikian ketika mereka telah di sana dan tinggal di sana, kembali Tuhan bersabda: bangunlah dan ambilah Anak itu beserta ibuNya, sebab dia yang mau membunuh anak itu telah mati.
Meditatio :
'Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibuNya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia'.
Itulah perintah malaikat Tuhan kepada Yusuf, dia diminta supaya pergi mengungsi dengan memboyong keluarganya ke Mesir karena ada rencana pembunuhan: Anak, yang baru dilahirkan oleh Maria, Anaknya itu akan dibunuh oleh raja Herodes.
Ada beberapa hal yang menarik untuk kita tanyakan sebenarnya:
Pertama, mengapa malaikat menyebut Maria sebagai ibu Anaknya, bukan isterimu? Sepertinya memang agak dibuat 'renggang hubungan' Yusuf dan Maria, justru relasi Maria dan Anaknya lebih dikedepankan! Kiranya kita bisa mengira-ira, bukankah sang Anak itu dikandung dari Roh Kudus.
Kedua, adanya rumusan yang sama dan diulang dua kali: bangunlah dan ambilah Anak serta ibuNya. Sekali lagi, malaikat tidak meminta bangun dan ambilah isteri dan Anakmu. Yusuf pun tidak pernah memprotes perintah malaikat Allah itu!
Ketiga, semua kehendak Tuhan dinyatakan dalam sebuah mimpi kepada Yusuf. Mimpi di sini kiranya sebagai sebuah peristiwa penampakan ilahi, karena penampakan itu di luar kemampuan nalar insane. Sampai tiga kali istilah ini digunakan dalam persitiwa ini.
Kiranya ketiga hal ini mempunyai maksud tersendiri, dan kita dapat mempelajari secara mendalam semua detail yang ada; minimal secara spontan kita telah dibuatnya bertanya-tanya mengapa, karena memang kata-kata itu mempunyai pengertian teologis, minimal apa yang mereka lakukan itu sebagai pemenuhan akan apa yang sudah lama direncanakan oleh Tuhan, seperti: 'dari Mesir Kupanggil AnakKu', sebab Dia Tuhan bukan saja pernah memanggil Anak kesayanganNya dari Mesir, Dia pun pernah memanggil anak-anak Israel pulang kembali dari Mesir menuju tanah terjanji; demikian juga Dia membelokkan keluargaNya ke Nazaret guna terpenuhinya nubuat yang menegaskan bahwa 'Ia akan disebut Orang Nazaret', dan karena itulah kelak terpancang dengan tegas seruan 'Iesus Nazareth Rex Iudaorum' terpampang di kayu salib (Yoh 19: 19).
Semuanya bukan terjadi secara kebetulan, melainkan memang rencana Tuhan yang dikenakan pada sejarah manusia, baik dalam keunggulan dan kepahlawanan manusia, maupun juga dalam kelemahan dan keteledoran ciptaanNya. Dia tidak hanya berbicara melalui orang-orang kudusNya, Dia bahkan berbicara melalui orang-orang yang dipandang hina dan jahat. 'Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja' (Luk 23: 42), Suara peneguhan Bapa di surge bahwa sang Putera yang tersalib adalah seorang Raja melalui seorang penjahat.
Mendengar permintaan 'bangunlah dan ambilah Anak serta ibuNya', 'bangunlah Yusuf, diambilnya Anak itu serta ibuNya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana sampai Herodes mati'. Memang tidak disebutkan berapa lama mereka dalam pengungsian Mesir, yang jelas memang sampai 'mereka yang hendak membunuh Anak itu, mati'. Jawa Pos, Sabtu 25 Desember menyinggung Natal di Mesir.
Semenjak lahir dan masa kecilNya memang Yesus tidak ditampakkan kemegahan dan keagunganNya, Dia hanya di-palung-kan di sebuah kandang, dan kini Dia malahan dikejar-kejar, dimasukan dalam DPO (Daftar Pencarian Orang), dijadikan buron! Penyelesaiannya: Dia harus diungsikan! Dia Yesus harus diungsikan, guna memenuhi kemauan Tuhan Allah dan bukan kemauan dan tuntutan manusia. Pasti ada jalan keluar bagi mereka yang mau mengikuti kemauan Tuhan.
Beginikah memang pengalaman keluarga kudus? Kekudusan atau kesucian adalah rahmat dan karunia Tuhan sendiri, kudus berarti bersikap dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Namun di manakah tanda-tanda kemapanan dan kenyamanan dari rahmat Tuhan itu? Kelimpahan berkat apa yang dinikmati oleh keluarga kudus Nazaret ini? Dalam salah doa tobat dikatakan 'nasib orang berdosa sengsara belaka, tetapi orang yang percaya kepada Tuhan dilimpahi kasih setia', di mana kasih setia yang dinikmati keluarga kudus: Maria dan Yusuf?
Keluarga kudus sepertinya tidak harus ditampakkan dalam kelimpahan rejeki dan perkasanya badan masing-masing anggota keluarga. Keluarga disebut kudus dan berkenan kepada Bapa di surga menurut bacaan Injil hari ini adalah adanya kemauan keluarga mengikuti kehendak Tuhan Allah, apa yang diminta dan dikehendaki Tuhan akan dilakukannya; keharusan mengungsi ke Mesir dan tinggal di Nazaret bukanlah kemauan Yusuf dan Maria. Yusuf dan Maria juga tidak meminta hak istimewa atas kekudusan yang mereka terima, mereka tidak meminta perhatian khusus dari malaikat Gabriel yang telah mewartakan kabar sukacita, Maria tidak menuntut perlakuan istimewa atas jawaban yang pernah diberikan kepada Tuhan, Yusuf pun tidak menuntut ganti rugi atas kemauannya mengambil Maria sebagai isterinya. Mereka 'ada bersama Yesus' inilah menjadi keluarga kudus, Yesus ada di tengah-tengah keluarga kudus, Yesus yang membuat mereka kudus, dan bukan pelbagai anugerah yang diterima daripadaNya.
Siapa takut?
Kalau takut, janganlah menjadi keluarga kudus.
Bacaan pertama dan kedua menampilkan relasi yang meneguhkan antara suami-isteri dan anak-anak, sebuah relasi yang mutualis, bahkan hendaknya mencerminkan relasi triniter yang saling melengkapi dan mengisi satu dengan lainnya. Keluarga akan tetap eksis dan malahan semakin tumbuh dan berkembang, bila hidup dalam koridor iman dan kasih
Oratio :
Yesus Kristus Tuhan, Engkau telah menyatukan kami sebagai kelurgaMu sendiri, sebab Engkau datang dan ada di tengah-tengah kami. Semoga masing-masing keluarga kami semakin memberi tempat yang layak dan pantas bagiMu untuk tinggal di tengah-tengah kami, khususnya bagi keluarga-keluarga muda yang begitu rentan oleh aneka keinginan, pendapat dan pandangan.
Yesus, berkatilah dan dampingilah keluarga kami yang tinggal di daerah Wasior, Mentawai dan Merapi, karena pengalaman dalam pengungsian seperti Engkau membuat mereka harus mulai bekerja lagi dari nol, terlebih alam semesta yang rusak oleh bencana kiranya Engkau semakin menjadi penghiburan dan kekuatan bagi mereka.
Contemplatio :
Yesus Kristus, Engkau ada di tengah keluarga kami.
Sumber : http://indocarm.blogspot.com/2010/12/pesta-keluarga-kudus.html