Peran Lektor Sebagai Pelayan Liturgi
Kata “lektor” berasal dari bahasa Latin, juga dari bahasa Perancis, yaitu kata “lecteur”. Dalam perayaan liturgi, lektor menunjuk kepada seseorang yang bertugas untuk melakukan pembacaan Alkitab dalam pelayanan ibadat, yang dilakukan oleh pastor atau para pelayan ibadat. Dengan kata lain, lektor adalah "juru bicara Allah". Lektor sebagai pelayan liturgi bukan hanya sebagai pembaca saja, namun bertugas untuk membawakan dan menyampaikan Sabda Tuhan kepada umat beriman.
Lektor adalah hamba Tuhan yang telah ditunjuk oleh-Nya untuk menjalankan tugas penyampaian firman Tuhan dengan suara yang lantang dan suara dari hati yang penuh sukacita. Untuk itulah dibutuhkan keterampilan dan teknik membaca yang baik, memiliki pemahaman dan penghayatan terhadap bacaan, dan penguasaan Kitab Suci. Selain itu, persiapan batin dan berdoa sebelum bertugas adalah suatu keharusan bagi lektor agar mereka dapat mewartakan Sabda Tuhan kpada umat beriman dengan baik. Lektor yang mempersiapkan dengan baik akan membantu umat mendengarkan Sabda Tuhan dengan baik pula. Sikap umat ketika Sabda Allah diwartakan adalah mendengarkan bukan membuka-buka Kitab Suci atau lembaran misa) (bdk. PUMR 29)
Tugas menjadi lektor merupakah salah satu sarana bagi umat untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam perayaan liturgi, khususnya Ekaristi. Sebagai seorang lektor, umat diberi tugas untuk membaca Kitab Suci dalam perayaan liturgi. Ini berarti pula bahwa seorang lektor menghadirkan Allah yang bersabda kepada umatNya.
Pentingnya tugas lektor dalam membacakan Sabda Allah ini perlu mendapat perhatian yang serius. Oleh sebab itu, peran lektor yang sangat penting ini jangan sampai menjadi batu sandungan dan hambatan bagi umat dalam mendengarkan Sabda Allah. Seorang lektor perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin, baik dalam hal-hal praktis dan teknis, maupun dalam penghayatan pribadi akan apa yang dibacakannya. Dengan demikian, anggota Lektor (seharusnya) adalah umat yang memiliki kepribadian yang mantap dan iman yang dewasa. Tantangan dan panggilan seorang lektor adalah menghayati dan mencerminkan Firman Tuhan itu dalam perilaku hidup sehari-hari.
Tips Penampilan Lektor Saat bertugas
1. Pandanglah para pendengar. Sesampai di mimbar kontaklah para pendengar dengan cara memandang mereka. Mereka merasa disapa dan mereka akan memperhatikan pembaca.
2. Perlakukanlah Kitab Suci dengan hormat. Mimbar bukanlah perpustakaan, jangan menumpuk macam-macam buku di mimbar.
3. Pakaian yang pantas untuk pembaca ialah bersih, sopan, untuk lektor wanita yang memakai jubah, jangan memakai celana panjang karena tampak dibawah jubah dan kurang enak dipandang.
Yang perlu dan tidak perlu dibaca, yang boleh dan tidak boleh diganti.
1. Kalimat "Bacaan Pertama/Mazmur tanggapan, Refren dan Bacaan Kedua" tidak perlu dibaca. Demikian juga kalimat yang dicetak miring tidak perlu dibaca,juga bab dan ayat tidak perlu disebutkan.
2. Langsung saja ke "Bacaan dari ..." (bukan "Pembacaan")
3. Beri jedah sebelum membaca , juga setelah selesai bacaan, baru "Demikianlah Sabda Tuhan"
4. Lektor maju dan menghormati altar dengan cara membungkukkan badan. Bila di belakang altar ada tabernakel, lektor berlutut sambil menundukkan badan. Berlutut adalah lutut kanan menyentuh lantai. Sampai di panti imam langsung menuju meja Sabda, tidak perlu menghadap dan meundukkan kepala pada Imam