Paduan Suara Malaikat
oleh:
Romo William P. Saunders *
Dengan segala macam pembicaraan mengenai malaikat, beragam gambar dan kisah mengenainya, dan bahkan tayangan televisi yang menampilkan sosok malaikat, mengapakah kita tidak sering mendengarnya di gereja? Sebagian tayangan di atas menjadikan malaikat tampak bagaikan makhluk-makhluk halus khayalan. Mohon tanggapan.
~ seorang pembaca di Alexandria
Katekismus Gereja Katolik dengan jelas menegaskan, “bahwa ada makhluk rohani tanpa badan, yang oleh Kitab Suci biasanya dinamakan `malaikat', adalah satu kebenaran iman. Kesaksian Kitab Suci dan kesepakatan tradisi tentang itu bersifat sama jelas” (No. 328). Kita sungguh percaya akan malaikat; kita mendefinisikannya sebagai makhluk rohani murni dan wujud pribadi yang mempunyai akal budi dan kehendak bebas; mereka tidak dapat mati. Seperti dicatat dalam Kitab Suci, malaikat menampakkan diri kepada manusia dalam rupa manusia.
Sejak abad keempat, malaikat diklasifikasikan dalam sembilan paduan suara atau kelompok malaikat. Ketiga paduan suara yang pertama menatap dan bersembah sujud langsung di hadapan Tuhan. SERAFIM, yang artinya “yang bernyala-nyala,” memiliki “nyala” kasih yang paling berkobar kepada Tuhan dan memahami-Nya dengan pemahaman yang paling mendalam. (Menariknya, Lucifer, adalah salah satu dari serafim yang terang cemerlangnya berubah menjadi kegelapan). KERUBIM, yang artinya “kesempurnaan kebijaksanaan,” merenungkan penyelenggaraan ilahi dan rancangan Allah bagi makhluk ciptaannya. Terakhir, TAHTA, melambangkan keadilan ilahi dan kuasa pengadilan, merenungkan kuasa dan keadilan Allah.
Ketiga paduan suara berikutnya menunaikan rencana penyelanggaraan ilahi bagi alam semesta: PENGUASA, yang namanya menyiratkan otoritas, memimpin paduan suara malaikat yang lebih rendah. KEUTAMAAN, yang namanya membangkitkan kesan daya atau kekuatan, melaksanakan perintah-perintah PENGUASA dan memimpin kelompok-kelompok surgawi. Terakhir, KEKUATAN, menghadapi serta melawan kuasa-kuasa jahat yang menentang rancangan penyelanggaraan ilahi.
Ketiga paduan suara terakhir berhubungan langsung dengan masalah-masalah manusia. KERAJAAN melindungi kerajaan-kerajaan duniawi, seperti bangsa-bangsa atau kota-kota. MALAIKAT AGUNG menyampaikan pesan-pesan Allah yang paling penting kepada umat manusia, sementara setiap MALAIKAT mengemban tugas sebagai pelindung bagi masing-masing kita. Walau bukan merupakan dogma resmi, skema ini menjadi populer pada Abad Pertengahan melalui tulisan-tulisan St Thomas Aquinas, Dante, St Hildegard dari Bingen dan Yohanes Scotus Erigina.
Kita percaya bahwa Allah yang Mahakuasa menciptakan malaikat sebelum karya ciptaan lainnya. Sementara itu, sebagian malaikat, dengan dipimpin oleh Lucifer, berontak melawan Allah. Para malaikat ini, dengan kehendak bebasnya memilih dengan tak dapat dibatalkan kembali untuk menolak Allah dan hukum-hukum-Nya secara radikal. Sebab itu, mereka dicampakkan ke dalam neraka. Peristiwa ini disebut-sebut, walau sekilas, dalam beberapa ayat Perjanjian Baru. St Petrus menulis, “Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman” (2 Pet 2:4). Dalam surat St Yudas kita baca, “Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar, sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang” (Yud 6-7). Ketika Yesus berbicara mengenai Pengadilan Terakhir dan pentingnya melayani saudara-saudara yang paling hina, Ia berkata kepada mereka yang jahat, “Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya” (Mat 25:41). Patut kita ingat bahwa malaikat-malaikat yang jatuh ini - setan dan roh-roh jahat - diciptakan sebagai baik, namun dengan kehendak bebas mereka sendiri memilih untuk berdosa dan berpaling dari Allah.
Kunci untuk memahami malaikat ialah dengan melihat apa yang mereka lakukan. Pertama, malaikat memandang, memuji dan memuliakan Allah di hadirat ilahi-Nya. Yesus bersabda, “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga” (Mat 18:10), suatu ayat yang juga mengindikasikan bahwa masing-masing kita mempunyai seorang malaikat pelindung. Kitab Wahyu menggambarkan bagaimana para malaikat mengelilingi tahta Allah dan memadahkan puji-pujian (bdk Why 5:11dst, 7:11dst). Pula, para malaikat bersukacita atas jiwa orang berdosa yang bertobat (Luk 15:10).
Kedua, malaikat berasal dari kata Ibrani “malach” yang berarti “utusan”; dalam bahasa Inggris, malaikat disebut `angel', berasal dari kata Yunani “angelos” yang juga berarti “utusan”. Malaikat merupakan sebutan yang menggambarkan peran mereka dalam interaksinya dengan dunia ini. St Agustinus menyatakan bahwa malaikat “melaksanakan firman-Nya dengan mendengarkan suara firman-Nya.” Sepanjang Kitab Suci, para malaikat berperan sebagai utusan Allah, baik itu menyampaikan pesan aktual mengenai rencana keselamatan Allah, melaksanakan keadilan, ataupun memberikan kekuatan serta penghiburan. Berikut adalah beberapa contoh dari peran mereka sebagai utusan dalam Perjanjian Lama: Setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa dan dihalau dari Eden, kerubim ditempatkan Tuhan untuk menjaga jalan masuk ke Taman Eden (Kej 3:24). Para malaikat melindungi Lot dan keluarganya di Sodom dan Gomora (Kej 19). Malaikat menghentikan Abraham sementara ia hendak mempersembahkan Ishak sebagai kurban (Kej 22). Seorang malaikat melindungi umat Allah dalam perjalanan menuju Tanah Terjanji (Kel 23:20). Dalam Perjanjian Baru: Seorang malaikat menampakkan diri kepada perwira Kornelius dan menghantarnya pada pertobatan (Kis 10:1dst); seorang malaikat membebaskan St Petrus dari penjara (Kis 12:1dst). Ibrani 1:14 menggambarkan peran malaikat dengan sangat jelas, “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?”
* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in Alexandria.
sumber : “Straight Answers: Choirs of Angels” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2004 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.