Senin, 30 September 2019

Homili Ibadat Tirakatan:
Berpulang ke Rumah Bapa

Bacaan I: 2Kor.5:1,6-10
Bacaan Injil: Yoh.14:1-6

Pembuka
Sidang duka yang terkasih dalam Tuhan. Saat ini kita berkumpul dan hadir di rumah duka berdoa untuk yang pergi dan yang memungkinkan kita berhenti sejenak memaknai kehidupan kita. Sebagai orang yang beriman akan Kristus kita sepantasnya bersyukur karena salah seorang yang kita cintai telah dibebaskan Tuhan dari belenggu kehidupan dunia.

Kita bersyukur karena Tuhan yang telah mengutus Saudara kita ke tengah kita, ke tengah keluarga, ke tengah persaudaraan komunitas, dan ke tengah masyarakat, kini dipanggil pulang sesuai dengan batas waktu yang dijatahkan kepada almarhum. Almarhum dalam perjalanan mudik ke rumah Bapa. Kita berkumpul untuk melancarkan perjalanannya ke rumah Bapa dengan doa-doa kita. Kita berdoa dan berpengharapan Kristus sendiri menghantarnya ke dalam rumah Bapa. Kita awali doa dan syukur kita dengan mengakui kesalahan kita. Saya mengaku …

baca selanjutnya...

Minggu, 29 September 2019

Homili Ibadat Peringatan Arwah:
Pohon Hayat

Bacaan I: Yesaya 35:1-10;
Bacaan Injil: Matius 21:18-22

Pembuka
Saat ibadat rosario kita sering mengucapkan doa ini: ”Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami. Selamatkanlah kami dari api neraka, dan hantarlah jiwa-jiwa ke surga, terlebih jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu”

Dalam dan melalui doa yang singkat ini sebenarnya tergambar kayakinan dasar kita sebagai orang percaya. Doa ini menggambarkan iman, kasih dan pengharapan kita akan suatu kehidupan setelah kematian. Dalam doa ini manusia mengakui kebaikan dan kerahiman Tuhan akan nasib manusia. Kita yang masih hidup memohon dibebaskan dari neraka dan bagi yang telah meningal mengharapkan kerahiman dan belas kasih Tuhan untuk mengantar jiwa sesama kita yang terpaksa transit sementara di bandara api penyucian.

baca selanjutnya...

Sabtu, 28 September 2019

Homili Ibadat Midodareni:
Sukacita dan Kegembiraan

Bacaan I: Tobit 8:5-10
Bacaan Injil: Yoh.2:1-11

Pembuka
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, pada malam yang kudus, menjelang pernikahan Sdr.... dengan Sdri...., kita diundang ke rumah ini untuk bersama-sama memohon berkat kepada Tuhan agar semua persiapan yang telah direncanakan dalam rangka pelaksanaan pernikahan dapat terlaksana dengan baik, lancar dan sesuai dengan rencana. Pernikahan adalah hal yang sangat kudus, oleh karenanya marilah kita dukung dengan sepenuh hati ibadat pada malam hari ini dengan terlebih dahulu memohon ampun atas kesalahan dan dosa kita.

Renungan
Selamat malam Bapak/Ibu dan Saudara/i sekalian, saya akan menyampaikan cerita dan sedikit penjelasan tentang latar belakang peristiwa malam ini. Harian Kompas Minggu, 2012 memuat sebuah cerita pendek berjudul Pemanggil Bidadari. Cerita pendek itu mengisahkan kebiasaan seorang nenek yang membangunkan cucunya yang masih remaja tengah malam dan mengajaknya keluar dari rumah.

baca selanjutnya...

Jumat, 27 September 2019

Homili Ibadat Mitoni:
Menghayati Peran

Bacaan I: Yes.7:10-14
Bacaan Injil: Lk.1:26-38

Kehadiran seorang anak adalah dambaan setiap keluarga. Bagi keluarga baru, kehamilan yang pertama kali dirasakan sebagai pengalaman yang sangat membahagiakan. Mengapa? karena apa yang dirindukan kini akan menjadi kenyataan, yakni kehadiran sang buah hati suami-istri sebagai anugerah Allah yang agung. Kabar gembira semacam ini juga dialami oleh keluarga Bapak-Ibu ……… di sini. Bersama keluarga ini, kita diajak memanjatkan puji syukur kepada Allah Sang sumber kasih, yang telah melaksanakan karya agung di tengah-tengah keluarga ini, sekaligus meneguhkan cinta kasih suami-istri dengan kehadiran seorang anak yang kini genap … bulan dalam kandungan. Pujian syukur ini kita rangkai pula dengan permohonan, semoga anak yang ada dalam kandungan selalu diberkati Tuhan dan tumbuh sesuai dengan rencana-Nya. Demikian juga, kita berdoa bagi ibu yang sedang hamil, agar dapat menjaga dan merawat kandungannya dengan baik, serta nanti dapat menjalani persalinan dengan lancar dan selamat.

baca selanjutnya...

Kamis, 26 September 2019

Sejarah Penggunaan Kemenyan, Lonceng Kecil, dan Gong dalam Misa

Kali ini admin akan bahas mengenai salah satu komponen misa yang kalau gak berbunyi rasanya kurang afdol, yaps.... kerincing (lonceng) kecil dan gong beserta si harum kemenyan. Banyak anak muda Katolik yang ditanya apa sih artinya bunyi-bunyian itu semua? Banyak yang gak tahu. Biar makin tahu, monggo dibaca.

Gereja membuat ini semua bukan asal buat atau asal bunyi tanpa dasar yang jelas. Pada zaman Romawi kuno ketika masih dipimpin oleh kaisar-kaisar, Romawi punya tradisi unik yang kini diadopsi oleh Gereja Katolik sendiri, yaitu membunyikan lonceng kecil, gong, dan menghidupkan kemenyan ketika seorang petinggi (kaisar) Romawi lewat di daerah penduduk. Tujuannya apa sih? Yang pasti tujuannya bukan untuk meriah-meriah kayak acara sunatan. Tujuannya adalah untu memberi tahu orang-orang sekitar bahwa petinggi (kaisar) Romawi sedang melintas sehingga warga harus segera menghentikan pekerjaannya lalu menghormat kepada petinggi (kaisar) tersebut.

baca selanjutnya...

Rabu, 25 September 2019

Homili Ibadat HUT Perkawinan

Bacaan 1: Sirak 51,1-12;
Bacaan Injil: Markus 4,35-41

Manusia biasanya mudah sekali mencari alasan untuk melakukan sesuatu. Karena itu, logislah bagi kita kalau setiap kegiatan, aktivitas, tindakan manusia memiliki dasar atau alasan. Alasan yang dipakai itu bisa dicari atau dicari-cari, bisa dibuat atau dibuat-buat, bisa ada atau diada-adakan. Malam ini kita diundang (Bapak ......) di rumah ini untuk berdoa bersama dengan ujud syukur atas HUT pernikahan dan sekaligus memohon doa restu bagi anak-anak mereka yang akan mengadu nasib dan mempersiapkan masa depan pada lembaga pendidikan. Syukur dan memohon doa restu itulah alasan utama mengapa kita ada bersama di tempat ini saat ini. Pernikahan antara Bapak dan Ibu (......) adalah kenyataan. Anak-anak akan berangkat ke tempat studi juga kenyataan. Karena itu keberadaan kita di sini bukanlah karena dicari-cari, diada-adakan, dibuat-buat.

baca selanjutnya...

Senin, 23 September 2019

Homili Ibadat Peringatan Arwah :
Siklus Kehidupan untuk 1 Tahun

Bacaan 1 : Pkh. 3,1-11
Injil : Yohanes 6 : 37-44

Dalam mengenang kepergian almahum (sebutkan namanya) ini, saya mengajak kita semua dan teristimewa keluarga yang ditinggalkan untuk memaknai dan menerima dalam iman rencana Tuhan berkaitan dengan kepergian Almahum. Mengawali renungan ini saya mengajak kita semua untuk menyimak dan merasakan beberapa fakta seputar kematian yang menjadi berita utama dalam beberapa mingggu belakangan ini.

Harian Kompas dan berbagai media sosial lainnya, kemarin menurunkan berita dengan judul yang menyedihkan, 516 pemudik tewas karena kecelakaan lalulintas selama dalam rentang waktu 22 Juli hingga 2 Agustus 2014.

baca selanjutnya...

Sabtu, 14 September 2019

Apakah Api Penyucian itu Ada?

oleh: Romo William P. Saunders *
Baru-baru ini saya membaca bahwa Paus Yohanes Paulus II menekankan pentingnya berdoa bagi jiwa-jiwa di api penyucian. Saya hampir tak pernah mendengar api penyucian disebut-sebut lagi. Saya bahkan mendengar sebagian orang Katolik mengatakan bahwa kita tidak lagi percaya akan api penyucian sejak Konsili Vatikan II. Bagaimanakah ajaran yang benar? ~ seorang pembaca di Reston

Pada tanggal 17 September 2002, Paus Yohanes Paulus II memang menekankan pentingnya berdoa bagi jiwa-jiwa di api penyucian. Beliau mengatakan, “Bentuk belas kasih kepada sesama yang pertama dan terutama adalah kerinduan yang besar akan keselamatan kekal mereka…. Cinta kasih Kristiani tak mengenal batas serta melampaui batas-batas ruang dan waktu, sehingga memungkinkan kita untuk mengasihi mereka yang telah meninggalkan dunia ini.” Sebab itu, bukan hanya keyakinan akan api penyucian, melainkan juga kewajiban rohani untuk berdoa bagi jiwa-jiwa di api penyucian tetap merupakan bagian dari iman Katolik kita.

baca selanjutnya...

Jumat, 13 September 2019

Dasar Iman Katolik

MAGISTERIUM

Magisterium adalah Wewenang Kuasa mengajar Gereja. Dasar Magisterium adalah sebagai berikut :
“Adapun tugas menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang tertulis atau diturunkan itu, dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja yang hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan alas nama Yesus Kristus” (DV 10).(KGK 85)

baca selanjutnya...

Sabtu, 07 September 2019

Ciri-Ciri Pelayanan Gereja

Yesus menyuruh para murid-Nya selalu bersikap sebagai “yang paling rendah dari semua dan sebagai pelayan dari semua” (Mrk 9:35). Ia sendiri memberikan teladan, serta menerangkan bahwa demikianlah kehendak Bapa (lih. Yoh 4:34). Pelayanan Gereja pun mempunyai dasar dalam ketaatan kepada Bapa. Firman Tuhan yang pertama dan utama berbunyi: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Mat 22:37-39). Sikap iman yang radikal itu dinyatakan dalam pelayanan kepada sesama, sebab hukum yang kedua, yakni cinta kepada sesama, oleh Yesus disebut sama dengan yang pertama. Oleh karena itu pelayanan Kristiani tidak berdasarkan belaskasihan atau ketaatan kepada pemerintah, melainkan berdasarkan hormat terhadap Allah Pencipta, yang membuat manusia sesuai dengan citra-Nya sendiri. Ciri pelayanan yang pertama ialah ciri religiusnya.

baca selanjutnya...

Jumat, 06 September 2019

Kremasi Jenazah dalam Pandangan Gereja Katolik

Sekalipun sering diwarnai keraguan dan pandangan-pandangan yang pro-kontra, kremasi tampaknya semakin pilihan logis di kalangan umat Katolik, karena berbagai faktor. Bagaimanakah sikap Gereja Katolik?

Gereja Katolik baru mengizinkan praktek kremasi pada tahun 1969. Namun, dengan memberi catatan bahwa alasan kremasi tidak boleh bertentangan dengan iman kristiani. “Gereja menganjurkan dengan sangat, agar kebiasaan saleh untuk mengebumikan jenazah dipertahankan; namun Gereja tidak melarang kremasi, kecuali cara itu dipilih demi alasan-alasan yang bertentangan dengan ajaran kristiani” (Kan. 1176$3).

Prioritas pada pemakaman dibanding kremasi, dilatarbelakangi oleh alasan berikut:

baca selanjutnya...

Kamis, 05 September 2019

3 Dasar Iman Katolik (Tradisi, Alkitab, dan Magisterium)

Artikel ini keluar karena beberapa artikel yang lain akan berhubungan dengan yang ketiga ini, tradisi, alkitab, dan magisterium. Kenapa 3 dan kenapa bukan 1? Akan admin bahas dengan bahasa dan pokoknya mudah dimengerti deh. Tapi ingat, selalu baca dari judul sampai bawah. Gak panjang-panjang kok ;)

Kalau kalian menemukan di beberapa artikel blog ini, ada dituliskan bahwa Gereja Katolik memiliki dasar iman yang paling banyak yaitu 3. Berbeda dengan gereja sebelah yang hanya satu. Lalu apa-apa saja itu?

baca selanjutnya...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP